Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Crash Course in Romance", Bukan Sekadar Drama Romansa, Ini tentang Sengitnya Pendidikan di Korea Selatan

30 Januari 2023   15:35 Diperbarui: 30 Januari 2023   19:50 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : tvN via hancinema.net

Awalnya, saya mengira "Crash Course in Romance" akan menjadi drama romansa biasa. Namun ternyata drama ini juga menyorot bagaimana sengitnya pendidikan di Korea Selatan. 

Saya suka bagaimana drama ini mengambil 3 sudut pandang utama dalam ceritanya. Nam Haeng-Seong sebagai 'orang-tua', Nam Hae-Yi sebagai murid, dan Choi Chi-Yeol sebagai guru matematika di akademi pride.

Alhasil, dengan menyorot ketiga sudut pandang tersebut, kita dapat memahami bagaimana peran mereka dalam pendidikan. Dalam karakter Nam Haeng-Seong, saya dapat melihat bagaimana seorang ibu yang semangat demi pendidikan anak-anaknya. Namun, ia tidak memaksakan hal tersebut.

Menarik sekali melihat bagaimana karakter-karakter orang-tua disini diperlihatkan. Ada ibu yang begitu ambisius menginginkan anaknya menjadi yang terbaik, sehingga anaknya juga ikut merasa bahwa hanya dirinya yang boleh menjadi nomor satu. 

Ada juga yang memaksa anaknya untuk masuk ke jurusan kedokteran, walau anaknya tidak mau. Alhasil, anak tersebut merasa stres akan beban yang ditanggungnya.

Nam Hae-Yi dan ibunya. Sumber foto : TvN via hancinema.net
Nam Hae-Yi dan ibunya. Sumber foto : TvN via hancinema.net

Dalam drama ini juga kita dapat melihat bagaimana sikap orangtua terhadap pendidikan dapat membentuk pola tingkah laku anak. Kita dapat melihat Nam Hae-Yi yang tulus dan rajin belajar, berkat ibunya yang tidak memaksanya, dan selalu menyupportnya agar bisa terus lebih baik. 

Su-Ah berambisi untuk selalu menjadi peringkat satu di sekolahnya, ia ingin nilai yang sempurna, tapi sayang, berkat itu ia diliputi rasa dengki. 

Su-Ah menganggap orang yang mendahuluinya adalah musuh yang berhak untuk disingkirkan. Hal ini juga terjadi berkat ibunya yang kerap memberikan statement bahwa dirinya tidak boleh dikalahkan oleh orang-lain, dan harus selalu menjadi nomor satu.

Choi Chi-Yeol merepresentasikan bagaimana seorang guru harusnya mengajar. Walau memang ia bukan guru sekolah, melainkan guru tempat les atau akademi, namun ia bisa menarik perhatian para siswa melalui metode pembelajarannya yang variatif dan interaktif. 

Seluruh realita pendidikan Korea Selatan digambarkan dalam drama ini. Bagaimana akibat dari ikut les tambahan di akademi, membuat sekolah justru 'tertinggal jauh' dari segi pembelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun