Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Decision to Leave", Kisah Cinta Terlarang Detektif dan Tersangka Pembunuhan

1 Desember 2022   16:17 Diperbarui: 2 Desember 2022   01:15 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Park Chan Wook, sutradara asal Korea Selatan ini terkenal dengan film-filmnya yang bagus dan meraih banyak penghargaan. Banyak ulasan-ulasan positif yang membuat film yang ia buat selalu menjadi masterpiece.

Setelah menyutradarai The Handmaiden yang cukup fenomenal dengan isu serta plot twistnya yang berlapis, kini Park Chan-Wook kembali menyutradarai film yang kali ini berjudul Decision To Leave.

Decision To Leave menjadi salah satu film Korea Selatan yang berhasil memenangkan Cannes Best Director Award.

Film yang sudah tayang sejak 15 Juli 2022 ini kembali ramai diperbincangkan karena meraih banyak piala di ajang Blue Dragon Film Awards ke-43. Film ini menang dalam 6 kategori, mulai dari best film, best actor, best actress, best director, hingga best screenplay dan best music. 


Decision To Leave bercerita tentang seorang detektif, Hae-Joon (Park Hae-Il) yang bertemu dengan seorang perempuan bernama So-Ra (Tang Wei) yang merupakan tersangka pembunuhan suaminya sendiri, Ki Do-Soo (Yoo Seung-Mok). 

Pertemuan mereka yang awalnya hanyalah sebatas hubungan detektif dengan tersangka, justru malah mulai menimbulkan benih-benih cinta. Bukti-bukti yang terlihat jelas perlahan mulai diabaikan sang detektif. Namun disisi lain rahasia besar perlahan mulai terungkap. Seperti apakah bentuk kisah cinta mereka?

Tentu, kisah cinta film ini berbeda dengan filmnya. Ada unsur misteri detektif, hingga romansa yang berbeda dari film-film lainnya. 

Lantas, apa yang membuat Decision To Leave menarik untuk ditonton? Yuk simak, ini ulasannya!

Premis yang simple namun diceritakan dengan rumit

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Premis Decision To Leave sejatinya sederhana, hanya menceritakan tentang bagaimana jadinya jika detektif menyukai tersangkanya sendiri. Namun, dengan unsur misteri pembunuhan yang intens serta menumpuk membuat film ini terasa rumit. 

Apalagi kasusnya sendiri menghadirkan begitu banyak nama karakter yang sejujurnya sedikit membuat saya bingung. Namun setelah menontonnya sampai habis, saya semakin yakin bahwa memang seperti inilah gaya bercerita Park Chan-Wook, yang membuat bingung di awal hingga menjadi kejutan di akhir.

Script dalam film ini mungkin akan terasa lompat-lompat di awal hingga pertengahan film. Apalagi ketika adegan transisi yang seringkali membuat saya bingung apakah adegan tersebut nyata atau hanya gambaran pikiran sang detektif saja. Namun setelah menelaah lebih dalam, sejatinya film ini memiliki script yang rapih dan detail.

Park Chan Wook sengaja membuat penonton kebingungan dan sedikit berpikir di awal film, hingga akhirnya penonton dapat memahami alasan dari kejadian-kejadian yang dialami oleh karakter utama.

Namun rasanya film ini akan kurang cocok bagi kamu yang hanya mencari hiburan saja. Kamu perlu fokus ketika menonton film ini, agar kamu dapat memahami alurnya dengan baik.

Puitis dan penuh makna

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Buang ponsel itu ke laut

Buang ke laut dalam

Jangan sampai ada yang menemukannya

Siapa sangka kalimat yang terkesan sederhana tersebut memiliki makna yang begitu dalam. Hanya dengan kalimat itu, saya sebagai penonton merasakan sesaknya. Haru, sedih, dan ikut merasakan apa yang dialami oleh kedua tokoh utama. 

Ya! Decision To Leave adalah film yang puitis. Setiap adegan, kata, serta benda-benda yang disorot memiliki makna yang dalam. Namun, tak lantas membuat film detektif itu kehilangan unsur misterinya. 

Hal inilah yang membuat Decision To Leave terasa spesial dan berhasil menghadirkan simpati para penonton terhadap karakter-karakternya. Indah dan akan selalu memorable bagi yang menontonnya.

Shoot kamera dan transisi yang unik, dibalut dengan sinematografi yang indah

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Decision To Leave memiliki transisi yang unik dan mampu memanfaatkan shoot kamera dengan baik. Bagaimana tidak? Park Chan-Wook dengan lihainya menghadirkan adegan flashback dengan menggabungkannya ke dunia nyata. Seperti ketika sang detektif menoleh ke belakang, scene langsung menyesuaikan dan berubah ke masa lalu. 

Sebagian orang mungkin akan menganggap Park Chan-Wook berlebihan dalam menyampaikan ceritanya. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, sejatinya memang seperti itulah gambaran kehidupan detektif. Bagaimana ia tak bisa tenang, dan selalu terbayang-bayang kasus yang sedang diselidikinya. 

Uniknya lagi, terkadang satu adegan yang berpindah ke adegan lain, hadir dengan transisi yang smooth sehingga saya dibuat kagum dengan gaya pengambilan gambarnya yang menarik.

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Sinematografi yang ada dalam film ini juga mampu memanjakan mata para penontonnya. Mulai dari komposisi warna yang pas dalam adegannya, sorotan kameranya, serta pemandangan-pemandangan indah seperti gunung, laut, dan kabut berhasil menghasilkan estetika yang berkelas dalam film ini.

Kisah cinta yang tidak biasa

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Kisah cinta yang ada dalam film ini tentu bukanlah sebuah romansa biasa. Hubungan percintaan antara detektif dengan tersangkanya sendiri, apalagi sang detektif sudah menikah. Penonton akan dibuat bertanya-tanya, apa motif karakternya?

Apalagi Hae-Joon, sang detektif ini memiliki idealisme yang tinggi. Cara karakternya dalam mengungkapkan cinta benar-benar khas dan berbeda. Bagi saya, Decision To Leave adalah film dengan kisah cinta terunik dan terindah di tahun 2022 ini.

Film ini juga lebih banyak mengandalkan gerakan tubuh, ekspresi karakter, serta dialog-dialog sederhana dalam menunjukkan perasaan yang dialami oleh kedua tokoh utama. Keindahan film ini terletak pada tata letak adegannya yang proporsional dan detail.

Film detektif yang mengajak penontonnya untuk berpikir

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Walau film ini cukup dominan terhadap unsur romansa, namun sejatinya unsur romansa tersebut dihadirkan melalui kasus-kasus pembunuhan yang sedang diselidiki oleh sang detektif. 

Patut diapresiasi bagaimana Park Chan-Wook berhasil mempertahankan unsur-unsur yang diperlukan dalam film detektif. Cara Hae-Joon dalam mengungkap kasusnya juga membuat saya sebagai penonton merasa kagum dan cukup surprising.

Akting dan Chemistry yang kuat antar pemain

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Wajar saja jika kedua tokoh utamanya mendapat penghargaan dalam Blue Dragon Film Award ke-43 dalam kategori best actor dan best actress. Akting keduanya memang menjadi daya tarik utama dalam film ini.

Bagaimana perpaduan antara akting Park Hae Il sebagai Hae-Joon, dan Tang Wei sebagai Song So-Rae mampu hadir dengan solid. Ekpresi yang mereka keluarkan, gaya bertutur, serta cara berbicara benar-benar pas dan sesuai porsi. Apalagi Tang-Wei bukanlah orang Korea, namun ia mampu berbahasa Korea dengan fasih. Hal tersebut yang membuat chemistry mereka berdua berhasil menyentuh saya sebagai penonton.

Juga pemain pendukung lainnya, seperti Go Kyung-Pyo yang berperan sebagai Soo-Wan. Dirinya mampu menghadirkan nuansa humor dengan takaran yang tepat, sehingga penonton juga akan dibuat terhibur olehnya.

Skoring musik yang intens dan "Mist" yang menarik perhatian

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Layaknya film-film karya Park Chan-Wook yang lain, seperti Oldboy, The Handmaiden, serta Lady Vengeance yang memiliki skoring musik yang memorable dan intens. Decision To Leave juga hadir dengan skoring musik yang mampu mengaduk-aduk emosi penontonnya.

Bagaimana skoring musik orkestra membuat unsur detektif yang ada dalam film ini terasa amat kental. Juga peletakkan skoring musiknya diletakkan secara tepat dan tidak berlebihan.


Jangan lupakan "Mist" karya Jung Hon-Hee yang menarik perhatian. Sehabis menonton film ini, saya langsung memasukkan lagu ini dalam playlist saya. Ya, lagu ini benar-benar menyentuh serta memorable bagi para penontonnya.

"Mist" karya Jung Hon-Hee sejatinya juga tak hanya sekedar menjadi soundtrack biasa, melainkan juga menggambarkan bagaimana kisah cinta yang ada dalam film ini. 

Decision To Leave layak menjadi film Korea terbaik tahun ini

Sumber foto : hancinema.net
Sumber foto : hancinema.net

Ya, tak bisa dipungkiri bahwa Decision To Leave memang layak menjadi film Korea terbaik tahun ini, setelah sebelumnya juga ada Broker yang juga meraih penghargaan di festival Cannes.

Dengan gaya penceritaan Park Chan-Wook yang unik, dibumbui dengan misteri-misteri pembunuhan serta romansanya yang khas, membuat film ini terasa berbeda. 

Apalagi dengan sinematografi, shoot kamera, serta skoring musiknya yang intens, didukung dengan akting para pemainnya yang solid, berhasil menjadikan film ini berkelas dan layak menjadi film Korea terbaik tahun ini.

Skor pribadi : 9/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun