Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"KKN di Desa Penari" Jadi Film Horor Indonesia Terlaris, Boleh Mengkritik namun Tetap Harus Apresiasi

16 Mei 2022   22:21 Diperbarui: 17 Mei 2022   16:03 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : MD Pictures/youtube

Setelah pandemi Covid-19 mereda, nampaknya antusiasme masyarakat terhadap bioskop kembali naik. Bahkan sejak awal bulan puasa kemarin, penonton di bioskop sudah mulai meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Penulis sangat senang karena industri film kita kembali dilihat, dan bisa menjadi faktor kembali bangkitnya industri perfilman Indonesia.

Selama libur lebaran kemarin, ada beberapa film lokal yang tayang sebagai film lebaran di bioskop. Ada "Gara-Gara Warisan", "Kuntilanak 3", dan juga "KKN di Desa Penari". Masing-masing mempunyai cerita yang berbeda dan respon yang berbeda dari para penontonnya di bioskop.

Namun diantara ketiga film tersebut, ada satu film yang ternyata mampu mendapat banyak penonton. Ya! film tersebut adalah "KKN di Desa Penari". 

Film yang disutradarai oleh Awi Suryadi ini memang sudah dinanti-nantikan oleh warganet. Pasalnya, banyak penonton yang penasaran mengenai bagaimana cerita yang awalnya hanya jadi utas di Twitter, lalu dijadikan sebagai film.

Film ini mulanya ingin ditayangkan pada tanggal 19 Maret 2020, namun dikarenakan adanya pandemi, penayangan film "KKN di Desa Penari" terus diundur hingga akhirnya tayang pada 30 April 2022.

Film "KKN di Desa Penari" bercerita tentang sekumpulan mahasiswa dan mahasiswi, yakni Ayu (Aghniny Haque), Widya (Adinda Thomas), Nur (Tissa Biani), Wahyu (Fajar Nugraha) , Bima (Achmad Megantara), dan Anton (Calvin Jeremy) yang hendak melaksanakan KKN di salah satu desa terpencil.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka disambut oleh Pak Prabu, kepala desa setempat yang memberitahu mereka mengenai desa yang akan mereka tinggali, dan aturan apa saja yang mereka harus patuhi di desa tersebut.

Namun, baru saja sampai di desa tersebut, Widya mendengar suara gamelan yang cukup keras, namun teman-temannya tidak mendengarnya.

Awalnya, kegiatan KKN ini berjalan dengan lancar. Namun perlahan, satu persatu dari mereka mulai merasakan kejanggalan dan mereka mengalami kejadian-kejadian aneh di desa tersebut.

Nur akhirnya menemukan fakta bahwa salah satu dari temannya ada yang melanggar aturan yang paling fatal di desa tersebut.

Apakah mengundur waktu penayangannya selama 2 tahun adalah pilihan yang tepat?

Sumber foto : Instagram @kknmovie
Sumber foto : Instagram @kknmovie

Nampaknya, sang sutradara, Awi Suryadi tahu betul mengenai kapan film ini harus ditayangkan. Pasalnya, jika dipaksakan tayang pada saat pandemi covid sedang tinggi-tingginya, rasanya film "KKN di Desa Penari" justru tak akan meraih penonton sebanyak ini.

Pilihan Awi untuk menayangkannya di saat libur lebaran adalah pilihan yang amat sangat tepat. Apalagi, film ini sudah mempunyai target penonton yang jelas dan pasarnya juga luas. Para pembaca thread karya SimpleMan sudah pasti sangat menantikan film ini.

Ramainya antusiasme penonton hinga mengalahkan film-film lain

Sumber foto : MD Pictures
Sumber foto : MD Pictures

Awal penulis menonton film ini di hari pertama, penonton film ini tak sebanyak dan tak seramai sekarang. Mungkin dikarenakan masih dalam nuansa puasa, sehingga film ini baru ramai ditonton pasca hari lebaran.

Selama penayangannya di libur lebaran, penonton film "KKN di Desa Penari" cukup membludak, bahkan beberapa orang kehabisan tiket ketika ingin menonton filmnya. Di Twitter, dan beberapa komentar yang ada di Instagram, bahkan sampai terjadi war ticket, alias rebutan tiket film ini. Seperti @Erma_fe di twitternya yang menuliskan keluhannya tak kedapatan tiket.

Film ini juga mampu bersaing dengan film "Doctor Strange: In The Multiverse of Madness", dan hebatnya, film ini tak kalah saing. Bahkan di beberapa daerah, penonton KKN lebih banyak dibandingkan penonton film Doctor Strange MOM.

Film "KKN di Desa Penari" berhasil mengalahkan "Pengabdi Setan" sebagai film horror Indonesia terlaris sepanjang masa

Sumber gambar : Instagram @awisuryadi
Sumber gambar : Instagram @awisuryadi

Film "KKN di Desa Penari" kini resmi menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa. Sebelumnya, yang menjadi film horor Indonesia terlaris adalah "Pengabdi Setan" karya Joko Anwar.

Hal tersebut disampaikan melalui unggahan resmi akun instagram @kknmovie pada Jumat (13/5/2022)

Dituliskan, dalam 13 hari sejak pertama film ini tayang di tanggal 30 April 2022, sudah ada 4.613.276 orang yang menonton film yang diangkat dari kisah nyata yang diunggah oleh akun Twitter dalam utas @simpleman itu.

Hingga hari ini, senin (16/05/2022), film "KKN di Desa Penari" sudah meraih lebih dari 6 juta penonton. Mungkin bisa saja film ini akan mengalahkan rekor film "Dilan 1990" yang meraih 6.315.664 penonton. Bahkan mungkin bisa saja menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa. Kenapa tidak? Antusiasme masyarakat pasca pandemi tentunya amat tinggi dikarenakan sudah lama tidak ke bioskop.

Mengundang banyak kritik walau ada juga respon positif

Sumber foto : Dokumentasi MD Pictures via youtube
Sumber foto : Dokumentasi MD Pictures via youtube

Pasca menonton film ini, banyak kritikus film yang memberikan kritik terhadap film ini. Hampir dari semua review-nya mengatakan bahwa story di film ini terlalu mengikuti ceritanya di utas Twitter, tanpa di eksplor lebih dalam. Hantu-hantunya juga tak begitu seram, tak ada hantu yang memorable, juga film ini tak membuat penontonnya terbawa takut hingga pulang ke rumah.

Namun dibalik unsur plotnya yang banyak kurangnya, film ini tetap punya kelebihan yang diakui oleh para kritikus film. Sinematografi yang indah membuat film ini tak terasa begitu buruk. Juga skoring musiknya yang mampu membangkitkan atmosfer horror yang ada di dalam filmnya.

Penulis sendiri juga sudah menulis ulasan film ini, dan memberikan rating 6/10. Bagi penulis sendiri, film "KKN di Desa Penari" menjadi film horror yang serba kurang, terutama dalam aspek penceritaan dan latar belakang karakter. 

Terlalu mengikuti cerita aslinya membuat film ini layaknya potongan-potongan kejadian horror yang disajikan tanpa cerita dan benang merah yang jelas. Seandainya sutradara dan penulis naskah film ini mau mengeksplor ceritanya lebih dalam, mungkin hasilnya bisa lebih baik.

Baca Review Selengkapnya : "KKN di Desa Penari", Visual Menarik Namun Ceritanya Kurang Mampu Membuat Penonton Bergidik

Mengapa film "KKN di Desa Penari" berhasil mendapat banyak penonton?

Sumber foto : Instagram @kknmovie
Sumber foto : Instagram @kknmovie

Ada beberapa faktor yang mungkin saja bisa menjadi penyebab film ini banyak ditonton dan menjadi film horror Indonesia terlaris. Berikut beberapa faktornya :

Pertama, penayangannya di saat libur lebaran. Tentu, ketika hari lebaran tiba, banyak orang yang memilih untuk menghabiskan waktunya untuk menonton bioskop. Apalagi film ini adalah film horor yang banyak peminatnya di Indonesia. Terutama ketika menontonnya sembari mengajak teman dan pasangan, rasanya menonton film horor akan terasa lebih asyik dibanding menonton film genre lainnya.

Kedua, cerita di Twitter-nya yang sudah viral sejak beberapa tahun lalu. Hal ini juga menjadi faktor utama, dikarenakan banyak orang yang sudah membaca cerita aslinya di Twitter, dan ketika ceritanya ingin dijadikan sebuah film, pasti akan mengundang rasa penasaran dari banyak orang. 

Ketiga, diangkat dari kisah nyata. Ya, "KKN di Desa Penari" diangkat dari kisah nyata yang kemudian diceritakan oleh SimpleMan dalam utasnya di Twitter. Dengan adanya unsur "kisah nyata" ini, pasti akan membuat penonton penasaran akan kejadian aslinya. Dengan menonton filmnya, setidaknya penonton bisa mendapatkan gambaran mengenai kejadian aslinya, dan juga tempatnya. 

Keempat, promosi yang cukup gencar di media sosial. Jika kita lihat, media sosial kini menjadi salah satu alat promosi yang paling efektif dalam mempromosikan film. Dengan adanya komentar-komentar positif film ini, lalu juga banyak yang memberi rating tinggi film ini di aplikasi Tiktok, akan membuat para warganet penasaran dan akhirnya memutuskan untuk menonton film ini.

Walau banyak kurangnya, kita tetap harus mengapresiasi film ini

Sumber foto : MD Pictures/youtube
Sumber foto : MD Pictures/youtube

Rasanya sedih ketika melihat banyak yang tak suka ketika film ini meraih banyak penonton. Padahal, jika kamu memang pecinta film sejati, mengkritik tak perlu sampai menjelek-jelekkan filmnya, bahkan menghina prestasi yang diraih film ini.

Walau dari sisi penulis sendiri, sebagai pengamat film, kurang merasa terpuaskan dengan film ini. Namun tetap saja penulis mengapresiasi film ini yang berhasil meraih lebih dari 6 juta penonton, juga menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa.

Hal tersebut membuktikan bahwa industri perfilman kita mampu bangkit pasca pandemi ini. Dengan banyaknya penonton film "KKN di Desa Penari", akhirnya membuat banyak orang kembali tertarik terhadap film Indonesia. 

Mendengar orang-orang sudah banyak yang ke bioskop saja sudah senang rasanya, apalagi ketika penontonnya mencapai jutaan orang. Pasti, sineas-sineas Indonesia juga para pecinta film Indonesia akan senang mendengar kabar ini.

Mengkritisi film itu baik, agar sang sutradara juga pembuat filmnya mampu mengevaluasi karya mereka, dan menghadirkan karya yang lebih baik. Namun tetap saja, kritis bukan berarti menjelek-jelekan. Kita tetap harus mengapresiasi filmnya, apalagi jika film lokal yang ternyata mendapat jutaan penonton. Kita harus bangga karena akhirnya, industri perfilman kita mampu bangkit kembali pasca pandemi.

Semoga saja, kini hingga seterusnya, semakin banyak penonton Indonesia yang mendukung film-film lokal. Dengan mendukungnya, setidaknya kita sudah membantu dalam membuat industri perfilman Indonesia lebih maju, dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun