Rasanya sedih ketika melihat banyak yang tak suka ketika film ini meraih banyak penonton. Padahal, jika kamu memang pecinta film sejati, mengkritik tak perlu sampai menjelek-jelekkan filmnya, bahkan menghina prestasi yang diraih film ini.
Walau dari sisi penulis sendiri, sebagai pengamat film, kurang merasa terpuaskan dengan film ini. Namun tetap saja penulis mengapresiasi film ini yang berhasil meraih lebih dari 6 juta penonton, juga menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa.
Hal tersebut membuktikan bahwa industri perfilman kita mampu bangkit pasca pandemi ini. Dengan banyaknya penonton film "KKN di Desa Penari", akhirnya membuat banyak orang kembali tertarik terhadap film Indonesia.Â
Mendengar orang-orang sudah banyak yang ke bioskop saja sudah senang rasanya, apalagi ketika penontonnya mencapai jutaan orang. Pasti, sineas-sineas Indonesia juga para pecinta film Indonesia akan senang mendengar kabar ini.
Mengkritisi film itu baik, agar sang sutradara juga pembuat filmnya mampu mengevaluasi karya mereka, dan menghadirkan karya yang lebih baik. Namun tetap saja, kritis bukan berarti menjelek-jelekan. Kita tetap harus mengapresiasi filmnya, apalagi jika film lokal yang ternyata mendapat jutaan penonton. Kita harus bangga karena akhirnya, industri perfilman kita mampu bangkit kembali pasca pandemi.
Semoga saja, kini hingga seterusnya, semakin banyak penonton Indonesia yang mendukung film-film lokal. Dengan mendukungnya, setidaknya kita sudah membantu dalam membuat industri perfilman Indonesia lebih maju, dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H