Selain itu, layaknya film remaja Amerika pada umumnya, bahasa dan kata-kata yang dihadirkan cenderung jorok dan kasar. Film ini memang ditunjukan untuk penonton remaja dan dewasa, dibanding Goosebumps yang masih bisa ditonton oleh anak-anak.
Sosok pembunuh yang seram dan sadis
Ada 3 sosok pembunuh misterius yang muncul di film ini. Masing-masing pembunuh memiliki ciri khasnya tersendiri. Level seram mereka pun berbeda-beda.
Pembunuh pertama, menggunakan kostum tengkorak dan membawa pisau kecil di tangannya. Pembunuh ini tak terlalu seram. Walau begitu, cara yang dilakukannya untuk membunuh cukup sadis.
Pembunuh kedua, seorang perempuan yang menyanyikan sebuah lagu bertema patah hati. Ia berpenampilan murung dan juga membawa pisau kecil di tangannya. Ia punya pesona tersendiri yang menjadikannya lebih seram dibandingkan pembunuh-pembunuh lain.
Pembunuh ketiga, menggunakan penutup di kepalanya sehingga wajahnya tak terlihat. Ia merupakan pembunuh yang paling terlihat sadis karena ia membawa kapak besar di tangannya. Gerakannya juga cepat.
Ketiga pembunuh tadi melakukan aksinya dengan sadis dan totalitas. Sehingga para remaja yang berusaha untuk melawannya pun kesulitan, bahkan banyak yang telah menjadi korban. Bagaimana kostum, suara, hingga gerakan mereka sukses membuat penontonnya merasakan suasana creepy di dalam filmnya.
Music scoring mendominasi film ini
Ya! film horor thriller ini merupakan film yang mengandalkan scoring musik yang cukup mendominasi. Hampir di setiap adegan seram dan ketika hantunya datang, selalu diberikan musik yang menegangkan. Sehingga suasana di film ini terasa kurang natural.Â
Selain itu, soundtrack-soundtrack lagu tahun 90an juga membuat film ini semakin berwarna.Â
Pendalaman karakter yang kurang
Sayangnya, walau elemen thriller serta horor sudah cukup baik di film ini, tetap ada aspek-aspek yang membuat film ini terasa kurang memuaskan. Salah satunya adalah karakter-karakter di filmnya. Semua karakter di film ini seakan-akan hanya menjadi "korban" pembunuhan dan penonton tak akan merasa bersimpati dengan para pemainnya.
Padahal, jika film ini sedikit memanjangkan durasinya dan membuat sedikit flashback atau pendalaman karakterisasi para tokohnya, pasti penonton akan merasa emosional. Layaknya film conjuring atau film-film horor barat lainnya.
Sinematografi yang dark
Sinematografi yang dihadirkan di film ini cenderung dark. Penggambaran dan set up lokasi tahun 90an sebenarnya terlihat tidak terlalu realistis. Beberapa tempat yang disorot terlihat terlalu modern untuk tahun 90-an.Â