Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Fear Street Part One: 1994", Melawan Teror Kota Shadyside yang Seram dan Menegangkan

7 Juli 2021   16:48 Diperbarui: 8 Juli 2021   01:32 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fear Street Part One : 1994| Sumber foto: Netflix

Selain itu, layaknya film remaja Amerika pada umumnya, bahasa dan kata-kata yang dihadirkan cenderung jorok dan kasar. Film ini memang ditunjukan untuk penonton remaja dan dewasa, dibanding Goosebumps yang masih bisa ditonton oleh anak-anak.

Sosok pembunuh yang seram dan sadis

Sumber foto : Netflix
Sumber foto : Netflix

Ada 3 sosok pembunuh misterius yang muncul di film ini. Masing-masing pembunuh memiliki ciri khasnya tersendiri. Level seram mereka pun berbeda-beda.

Pembunuh pertama, menggunakan kostum tengkorak dan membawa pisau kecil di tangannya. Pembunuh ini tak terlalu seram. Walau begitu, cara yang dilakukannya untuk membunuh cukup sadis.

Pembunuh kedua, seorang perempuan yang menyanyikan sebuah lagu bertema patah hati. Ia berpenampilan murung dan juga membawa pisau kecil di tangannya. Ia punya pesona tersendiri yang menjadikannya lebih seram dibandingkan pembunuh-pembunuh lain.

Pembunuh ketiga, menggunakan penutup di kepalanya sehingga wajahnya tak terlihat. Ia merupakan pembunuh yang paling terlihat sadis karena ia membawa kapak besar di tangannya. Gerakannya juga cepat.

Ketiga pembunuh tadi melakukan aksinya dengan sadis dan totalitas. Sehingga para remaja yang berusaha untuk melawannya pun kesulitan, bahkan banyak yang telah menjadi korban. Bagaimana kostum, suara, hingga gerakan mereka sukses membuat penontonnya merasakan suasana creepy di dalam filmnya.

Music scoring mendominasi film ini

Sumber gambar : Netflix
Sumber gambar : Netflix

Ya! film horor thriller ini merupakan film yang mengandalkan scoring musik yang cukup mendominasi. Hampir di setiap adegan seram dan ketika hantunya datang, selalu diberikan musik yang menegangkan. Sehingga suasana di film ini terasa kurang natural. 

Selain itu, soundtrack-soundtrack lagu tahun 90an juga membuat film ini semakin berwarna. 

Pendalaman karakter yang kurang

Sumber gambar : Netflix
Sumber gambar : Netflix

Sayangnya, walau elemen thriller serta horor sudah cukup baik di film ini, tetap ada aspek-aspek yang membuat film ini terasa kurang memuaskan. Salah satunya adalah karakter-karakter di filmnya. Semua karakter di film ini seakan-akan hanya menjadi "korban" pembunuhan dan penonton tak akan merasa bersimpati dengan para pemainnya.

Padahal, jika film ini sedikit memanjangkan durasinya dan membuat sedikit flashback atau pendalaman karakterisasi para tokohnya, pasti penonton akan merasa emosional. Layaknya film conjuring atau film-film horor barat lainnya.

Sinematografi yang dark

Sumber foto : Netflix
Sumber foto : Netflix

Sinematografi yang dihadirkan di film ini cenderung dark. Penggambaran dan set up lokasi tahun 90an sebenarnya terlihat tidak terlalu realistis. Beberapa tempat yang disorot terlihat terlalu modern untuk tahun 90-an. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun