Adegan demi adegan yang ditampilkan banyak mengandung humor, dan dialog-dialognya juga fresh dan dapat membuat penonton senyum-senyum sendiri ketika menontonnya.
Bagian awal film ini berjalan tanpa ada kecurigaan apapun. Tak ada hal yang mencurigakan sejak 20 menit pertama film ini dimulai.Â
Penulis sendiri merasa bahwa film ini hanya film romansa ringan yang minim konflik, apalagi hal-hal yang mencurigakan.Â
Jang Hyeok yang diperlihatkan di awal sebagai orang yang gemuk dan punya penyakit hepatitis, lalu berubah menjadi kurus dan bugar layaknya seorang atlet. Melalui adegan lari, penonton dengan mudah menyimpulkan bahwa Jang Hyeok melakukan diet. Penulis pun menduga hal yang sama.
Konflik dimulai ketika Jang Hyeok dikirim ke perusahaan yang lebih besar. Cukup unik melihat Jang Hyeok yang mau pulang pergi dari Seoul ke Gyeongin untuk menemui pacarnya.Â
Ketika ia sudah mulai masuk kantor baru, penonton akan mulai merasa aneh dengan kejadian dan tempat kerja yang didatangi Jang Hyeok.
Mulai dari kantor yang berada di lantai bawah, bapak berkacamata yang selalu berkata hal aneh ketika bertemu Jang Hyeok, lalu lampu kantor yang mati setiap Jang Hyeok dan rekan kerjanya hanya berdua, membuat penonton mulai merasa janggal dan mulai curiga dengan film ini. Film yang awalnya dikira hanya romcom biasa, ternyata punya kejutan yang tak terduga.
Pelakor yang dihadirkan di film ini sebetulnya tak bisa disebut pelakor. Toh, Bo Yeong yang menjadi pelakor di film ini tak tahu bahwa Jang Hyeok sudah punya pacar. Jang Hyeok juga tak pernah cerita soal masalah hidupnya dan menutupnya dengan rapat-rapat.
Ketika mulai memasuki konflik akhir, komedi di film ini pun mulai berkurang. Konflik keretakan antar pasangan membuat film ini cukup mampu membuat penontonnya merasa geram dengan sifat Jang Hyeok yang egois dan tak peka. Sedangkan karakter Bo Yeong yang disukai oleh Jang Hyeok pun tak mampu dibenci oleh penonton.Â
