Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Suka Duka Mengikuti Event Samber di Kompasiana, Sulitnya Membagi Waktu Hingga Kebingungan Mencari Ide Tulisan

8 Mei 2021   23:19 Diperbarui: 8 Mei 2021   23:23 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Event Satu Ramadan Bercerita dari Kompasiana, foto (Dokpri)

Tak terasa event Samber THR Kompasiana sudah masuk ke hari 25. Perjalanan yang panjang, butuh berjuangan, dan banyak suka duka di dalamnya telah saya lalui selama 25 hari ini. Tentu, masih ada 6 hari dengan enam tema yang berbeda yang harus saya selesaikan.

Kali ini, saya akan membagikan cerita suka duka saya ketika mengikuti Event Satu Ramadhan Bercerita di Kompasiana. Penasaran? Yuk simak ceritanya!

Takut mencoba karena jarang menulis artikel selain tentang film

Awal mulanya, saya memang sedikit ragu untuk mengikuti kompetisi menulis ini. Saya jarang membuat artikel selain tentang film. Pernah satu dua kali menulis artikel humaniora, tapi itu saya tulis ketika sedang ada keresahan saja. Seperti soal tiktok dan animasi Nussa.

Setelah saya pikirkan dengan matang, saya ingin mencoba untuk keluar dari zona nyaman saya selama ini. Ya, saya ingin mencoba menulis dengan tema yang berbeda. Saya ingin belajar riset, belajar bagaimana menulis artikel dengan tema yang ditentukan.

Ketika saya memulainya, di hari pertama, rasanya seru sekali. Saya seperti dilatih untuk mengeluarkan ide-ide dan gagasan-gagasan yang selama ini saya pendam sendiri. Berkat event ini, saya jadi lebih berani menulis dengan gaya yang berbeda.

Sulit membagi waktu untuk menulis dan Ujian Sekolah

Persis di minggu pertama event ini berjalan, Ujian Sekolah sudah tiba di depan mata. Saya adalah siswa kelas 9, dan di hari itu, saya sedang melaksanakan ujian sekolah. Bersyukur, ujian dilakukan secara Online. Sehingga saya tak terlalu merasa lelah ketika mengerjakannya.

Hal ini juga jadi pertimbangan saya apakah ingin ikut event SAMBER THR Kompasiana atau fokus dengan ujian sekolah saja. Akhirnya, saya memutuskan untuk tetap mengikuti event ini. Saya juga harus membagi waktu antara menulis dan belajar untuk Ujian.

Waktu yang paling tepat untuk saya menulis adalah di malam hari. Karena kalau di pagi hari, waktunya terlalu berdekatan dengan ujian. Jadi, saya menulis terlebih dahulu di malam hari sebelum belajar untuk ujian.

Toh, saya merasa bahwa dengan mengikuti event ini, saya juga belajar bagaimana cara menulis artikel yang baik dan benar. Belajar tak melulu soal membaca buku atau menghafal rumus. Event ini membuat saya bisa mempraktekkan materi bahasa Indonesia yang selama ini saya pelajari di sekolah.

#MysteryChallenge adalah tantangan tersulit di event ini

Saya sedikit kaget ketika melihat event ini punya #MysteryChallenge yang menantang. Saya kira hanya challenge mudah seperti menulis puisi tentang Ramadan, bernyanyi lagu Ramadan, dan challenge mudah lainnya. Ternyata oh ternyata, kenyataannya lebih menantang dari yang saya bayangkan.

Ketika #MysteryChallenge1, tentang "Menyiapkan Menu Berbuka Puasa", saya bingung ingin membuat apa. Saya berdiskusi dengan ibu, kira-kira makanan apa yang cocok untuk dijadikan video, tapi mood ibu saya sedang tidak baik, jadilah saya hanya membuat video menyiapkan menu gorengan, es buah, es kelapa, dan lontong. Makanan yang biasa disantap setiap berbuka puasa.

Beruntung saya punya skill dalam editing video. Saya bisa menghias video sederhana menjadi video yang indah dan menarik untuk dilihat.

Begitu pula dengan #MysteryTopic. Ketika topiknya adalah tentang KOJIMA, saya kebingungan karena di daerah saya, Kojima belum ada di supermarket seperti Indomaret, Alfamidi, dan supermarket lainnya. Oleh karena itu, daripada bingung cari dimana, lebih baik saya menulis dengan melakukan riset saja. 

Seperti apa manfaatnya, bagaimana cara mengonsumsinya, hingga bagaimana testimoninya. Dengan itu, pembaca akan lebih mengetahui apa yang akan mereka dapatkan ketika mengonsumsi KOJIMA. 

Ingin menangis karena bingung mau menulis apa

Tema-tema yang disajikan Kompasiana semakin hari semakin menantang. Saya seakan-akan diajak untuk jadi penulis artikel kesehatan, gaya, keuangan, hingga diajak untuk bernostalgia dengan masa lalu. Hal itu terkadang membuat saya kebingungan ingin menulis apa.

Belum lagi, suasana di rumah tidak kondusif. Saya anak pertama dan saya punya empat adik, tiga adik saya masih balita. Kadang, ketika menulis saya sering diganggu, mouse saya diambil, atau keyboard saya di tekan-tekan dan membuat artikel yang saya tulis sempat terhapus. 

Terkadang, saya diajak berbuka puasa di luar atau berbelanja baju hingga malam hari. Saya sempat ingin menangis ketika saya sampai di rumah, karena waktu menulis saya mepet sekali dan saya takut waktunya jadi terlewat. Saya butuh waktu 1-2 jam untuk menulis dan tidak bisa diburu-buru.

"Gapapa satria, tulislah apa yang kamu bisa tulis dan jangan pernah menyerah karena kondisi yang ada. Kondisi yang tak sejalan justru membuat pengalaman menulismu jadi lebih menantang. Kamu pasti bisa menyelesaikan event ini sampai akhir. Semangat!" Ucap saya kepada diri sendiri ketika muncul perasaan ingin berhenti menulis.

Jika nanti tak dapat hadiah, tidak apa-apa. Setidaknya saya mendapat pengalaman baru

Hal yang membuat saya tertarik mengikuti event ini awalnya karena hadiahnya. Tapi setelah saya pikir-pikir, rasanya akan sulit untuk menang karena saya harus berhadapan dengan kompasianer-kompasianer senior yang sudah pasti lebih berpengalaman daripada saya.

Itu yang awalnya saya pikirkan, namun setelah saya mengikuti event ini sampai sekarang, saya merasa bahwa kompasianer-kompasianer adalah teman seperjuangan. Event ini membuat kami jadi bisa saling mendukung satu sama lain, dengan memberikan nilai atau komentar-komentar positif.

Jika menang event ini, saya akan sangat bersyukur. Kalau dapat hadiah berupa uang atau logam mulia, akan saya gunakan untuk membeli keperluan mondok di tahun ajaran baru. Kalau dapat barang, bisa saya gunakan untuk di rumah. Kalau dapat handphone, saya akan pakai sebagai sarana mengasah skill editing saya.

Kalau tidak menang, ya tidak apa-apa. Setidaknya saya dapat pengalaman. Saya bisa belajar bagaimana rasanya menulis artikel dengan tema yang ditentukan. Siapa tahu, kalau dewasa nanti saya jadi jurnalis, saya sudah terbiasa dalam melakukan riset serta punya pengalaman dalam menulis sejak dini.

Itulah cerita perjalanan saya dalam mengikuti event Satu Ramadan Bercerita dari Kompasiana.

Yuk, tetap semangat! Kamu, saya, dan kita, pasti bisa mengikuti event ini hingga akhir.

Jangan menyerah. Sesungguhnya hadiah yang paling berharga dari event ini bukan hanya barang dan materi saja, melainkan pengalaman, dukungan, serta skill menulis yang semakin berkembang. Untuk kamu yang sedang berjuang menulis, semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun