Jika yang berpakaian terbuka saja masih dibolehkan, sangat aneh jika yang berpakaian tertutup malah dilarang. Memakai gamis, memakai hijab, cadar, kopiah, atau bahkan pakaian terbuka sekalipun adalah hak masing-masing orang. Tapi, itu kan atribut organisasi terlarang? Ah, mungkin kamu belum lihat Ip-Man pakai gamis/jubah.
Tapi, salah satu pembuatnya kan dari HTI, itu organisasi terlarang! Kalau anak-anak terpengaruh bagaimana?
Seperti yang dijelaskan Mas Angga Dwimas Sasongko dalam twitternya, ia berkata bahwa proses produksi film Nussa tidak mengundang dan mengajak tokoh agama manapun, termasuk Felix Siauw. Ia pun berkata bahwa
Mas Denny, pada proses kreatif dan produksi tidak ada keterlibatan pemuka agama. Cerita dan skenario film ini digarap Skriptura, divisi IP Development Visinema Group. Produksi animasinya oleh The Little Giantz dan distribusi & promosinya oleh Visinema Pictures. https://t.co/HywGgbNJt1--- Kaka Glenn, terima kasih. (@anggasasongko) January 11, 2021
Masih bilang film ini punya pesan terselubung dengan HTI? Sudah nonton trailernya belum? Kalau belum, coba lihat dulu di bawah ini.
Bisa kita lihat dengan jelas dalam trailer di atas, bahwa film ini mengangkat tema kehidupan anak-anak sehari-hari. Iri dengan teman, ingin menjadi nomor satu, konflik dengan orangtua, memang relate dengan kondisi anak-anak saat ini. Jelas-jelas film ini berbeda dengan serialnya yang berfokus pada tema agama, film ini bahkan lebih kompleks dan bisa relate dengan siapapun dan agama apapun.
Jadi, kamu, Denny Siregar dan para pengikutnya, sudahi berbicara tanpa data dan fakta. Filmnya saja belum tayang, kok sudah nyinyir duluan. Apa sudah kehabisan bahan akibat tak ada lagi topik yang menarik untuk dibicarakan?
Baiklah, itu beberapa bantahan saya terhadap tuduhan yang menyerang animasi Nussa. Semoga kelak, pandemi ini bisa cepat berlalu, dan film Nussa bisa segera tayang sebagai film animasi Indonesia berkualitas seperti pixar yang akan menginspirasi keluarga-keluarga di luar sana.
Stop saling menghujat dan saling membenci, mari saling merangkul dan menghargai. Sesungguhnya film Nussa mengajarkan hal tersebut, Nussa yang termasuk orang difabel dikuatkan dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga Nussa mampu bangkit dan mengubah kekurangannya menjadi suatu kelebihan. Merangkul yang lemah, menghargai pendapat orang-lain, adalah poin penting yang ada dalam animasi Nussa ini.
Terakhir, untuk kamu yang seringkali berkomentar asal di sosial media, Ingat ya, biasakan berbicara dengan data dan fakta, bukan sekedar opini belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H