Dahulu,tahun 2000-an pak Nasir, menjadi orang pertama yang mendirikan rumah panggung di sana, seorang diri. Dan seiring waktu, nelayan lainnya juga ikut mendirikan rumah panggung jua. Mereka memilih tinggal di sana, karena dekat dengan Sumber Daya Perikanan, untuk dapat mereka petik kapan saja, tanpa terhalang faktor jarak melaut, cuaca dan perubahan iklim menjangkaunya.
Seiring waktu, kampung di atas pulau karang itu kini sudah dihuni oleh 50 KK. Dan komunitas kecil itu membentuk sebuah kampung panggung yang bernama kampung Malahing, yang kampungnya akan terlihat 'tenggelam' di tengah laut dari kejauhan, kala  air laut pasang.
Membayangkan sekilas, bagaimana, ya dampak perubahan iklim yang sudah/sedang terjadi di sana? Aku yakin, mereka-pun belum memahaminya secara utuh? Namun jelas saja, jika pendapatan buruan teripang tak sebanyak dahulu, dari bentuk, jumlah dan kualitasnya.
Oleh sebab itu, nelayan kampung Malahing, kini menggiatkan aktivitas UMKMlebih kreatif lagi. Dimana, komoditas teripang, dan rumput laut, yang kurang 'berkualitas' akan dikemas menjadi camilan amplang dan olahan lainya. Dan hasil komoditas teripang, dan rumput laut yang bernilai tinggi lainnya, akan dijual sampai ke luar daerah Bontang.
Lantas, selain komoditas tadi, kebudayaan kampung Nelayan Malahing juga berhasil 'dijual' jua, seperti produk kerajinan dari cangkang siput, hingga kerajinan  batik yang sangat khas. Semua produk itu diproduksi para nelayan Malahing, menjawab kebutuhan pesanan dari luar kota, sebagai ikon oleh-oleh kota Bontang.
Dan, meski terasa jauh di mata, namun kampung Malahing kian dekat dihati, ya berkat  digitalisasi? Karena lewat --hanya-- dengan akun media sosial kampung Malahing, semua pelanggan dapat mendapati produk UMKM mereka. dengan sistem pembayaran cash-online..
Dan terkini, kreatifitas UMKM para nelayan Malahing sudah berhasil meramaikan sektor pariwisata, Kaltim. Dimana tahun ini, mereka berhasil membangun tiga buah Cottage.
Nah, dengan paket wisata, menginap di Cottage kampung Malahing, wisatawan bisa ikut berburu teripang dan cumi sekaligus ikut mengolahnya bersama nelayan. Dengan harapan, para wisatawan akan merasakan rasa berwisata alam yang sungguh berbeda. Ya adventure-lah!