Muaranya, dukungan massif itu akan mampu memberikan nilai tambah, atas bertumbuhnya industri-industri baru, mewujudkan makna kesejahteraan.
Mandalika, model pembangunan green economy Indonesia?
Mandalika sedang hits kini ya? Salah-satu faktorya dikarenakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ini, sudah terbangun arena sirkuit Mandalika, sirkuit balapan bertaraf internasional, yang diharapkan menjadi katalisator geliat Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika.
Et, sebelumnya --bertanya dahulu- sudah relakah kita menukarkan alas pembangunan DSP Mandalika yang bisa saja diklaim sebagai produk "deforestasi' yang diperuntukkan pembangunan sirkuit Mandalika itu sih?
Jawaban itu bak benang merah di awal tulisan ya? Mengena urgensi pembangunan Infrastruktur Indonesia yang bersinggungan erat dengan definisi deforestasi lewat beragam tafsir-tafsirnya.
Dan harus jujur, pada akhirnya, pembangunan Infrastruktur sirkuit balapan di Mandalika, sudah menjadikan kebanggaan segenap bangsa Indonesia, menghadirkan industri baru, yakni industri wisata, yang sanggup menopang misi green ekonomi, COP-26.
Dimana green ekonomi akan berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, diiringi dengan penurunan resiko kerusakan lingkungan. Yakin?
Yuk lihatlah peta! DSP Mandalika sebenarnya hanyalah secuil wilayah pesisir Nusantara yang berada di kabupaten Lombok tengah, NTB, luasnya sekira 1.035 hektare. Namun secuil 'alas pembangunan' itu layak menyampaikan pesan komitmen COP-26 Indonesia. Terutama menyampaikan alasan penting, jika pembangunan memang harus tetap berjalan, dengan  melewati prinsip-prinsip keberlanjutan dan pelastarian alamnya disana!
Meyakinkan hal itu, proses pemilahan lahan pembangunan Mandalika yang ---berpotensi-- Â dicap 'deforestasi' akan memiliki alasan/kriteria khusus dalam hal menghadirkan kemanfaatannya, bagi kehidupan sekitarnya, alam dan masyarakat lokal. Cek!
Pertama, lokasi Mandalika strategis sebagai DSP