Di pekarangan saya yang cukup luas, sekitar seperempat hektar, saya menyebar, dan menanam kebun hidroponik yakni selada dan juga kangkung, ada juga cabai. Dan juga ada ikan lele  serta  nila yang saya satukan dengan sistem tumpang sari media airnya, dengan prinsip proses fishelss cycling. Ada juga sih yang menggunakan bak probiotik.
Produksinya ya lumayan cukup, untuk memenuhi ketahanan pangan internal keluarga dan buat menjadikan rasa hati aman soal pangan harian, dan tidak terjebak dengan panic buying yang bisa saja selalu menjadi prasangka di kepala.
Jika ada produksi lebih hasil berkebun tadi, saya juga biasanya menawarkannya kepada tetangga satu ring di wilayah komplek perumahan sekitar saya. lumayan bisa memasok sekitar 10-15 KK dalam jumlah cukup. Malah, beberapa pekan ini, ya saya kewalahan untuk memenuhi pesanan mereka, karena produksi tidak mencukupi setiap hari.
Terkadang seminggu saya bisa panen 3 kali. Ikan lele yang berumur 2-3 bulan, bisa disortir dan dijual, sekali panen bisa mencapai 15-20 Kg dan sayur mayur bisa lebih dari 25 ikat selada dan kangkung, serta ada juga Cabai sekira 1-2 Kg.
Jika dihitung bisa omset yang didapat 2-3 juta per-pekannya. Untuk bibit lele saya produksi sendiri serta bibit sayuran sisa stok dan masih banyak di rumah.
Wajar sih ramai, di masa WFH semua orang komplek maunya dirumah saja, itu pertanda semua orang di mari sepertinya taat anjuran pemerintah untuk selalu menjaga jarak aman untuk sementara tidak bepergian kemanan-mana ---social distancing-- Itu bagus!
Transaksinya pun terbilang gaya, lewat Whatsapp saja untuk menawarkan ada atau tidaknya persedian. Jika ada, ya saya antar, dan pembayarannyapun via transfer mobile-banking, ya meski jumlahnya tidak banyak. Lumayan, tidak repot menerima uang kembalian. Namun materi itu bukan tujuan utama, tapi hanya suatu pencapaian kontribusi yang semampu saya bisa lakukan saat ini, dan bisa melakukannya menjadi puas sekali!