Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tegakah Kita Mewariskan Kebohongan di Pemilu Ini?

5 April 2019   21:24 Diperbarui: 5 April 2019   21:42 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kampanye | Tribunews.com

Nah, jika memang begitu, apakah tetap mau memberikan warisan kebohongan dari setiap  puncak hajatan pesta demokrasi itu nanti, terus menerus tak berujung?

Apakah ada tak-tik politik yang fair? Lihat saja Slowakia 

Dalam dunia luar, selain USA. Kita bisa meneropong negara Slowakia, dimana para politisnua berhasil percaya diri dengan tidak menjiplak tak-tik politik kebohongan yang diperagakan USA.

Guardian, mengabarkan seorang wanita bernama Zuzana Caputova (45) berhasil menjadi kampium dalam kontestasi politik di negaranya. Wanita yang juga pengacara itu, berhasil menjadi Presiden wanita pertama dengan raihan 58.4%, dan memulai menjabat sebagai Presiden pada Juni mendatang.

Sosok Zuzana menyibak hal penting, jika dia berhasil membuktikan jika konstestasi Pemilu tidak harus selalu tampil menyerang

Di saat kampanye misalnya, Dia hanya melakukan kampanye positif, yakni kampanye berdasarkan nilai-nilai progresif dan reformasi politik.

Dalam kampanyenya, ia menggunakan slogan "Berdiri melawan kejahatan". Meski begitu, ia tidak menyerang pribadi lawannya dan menyebarkan pentingnya nilai-nilai "humanisme, solidaritas, dan kejujuran ".

Sebelum terjun ke dalam dunia politik, pada tahun 2016, Zuzana aputov adalah seorang aktivis yang menjadi terkenal setelah memblokir tempat pembuangan limbah yang rencananya akan dibangun di kota kelahirannya.

Dirinya juga ikut berperan dalam protes anti-pemerintah yang timbul akibat dari pembunuhan seorang jurnalis investigasi dan tunangannya, Jn Kuciak dan Martina Kunrov.

Setelah dua minggu pertama pemungutan suara terlampaui, ia dengan mudah memenangkan pemilihan putaran kedua melawan Maro efovi. Lawannya tersebut seorang komisioner energi Uni Eropa yang didukung oleh partai Smer. Smer merupakan partai yang mulai menggunakan populisme sejak beberapa tahun terakhir.

Nah dari Slowakia ini, kita pasti akan belajar banyak, jika apapun tak-tik politik atas dasar kebohongan yang diperagakan oleh 01 atau 02 tidak berhasil. Apakah kita masih mau menggunakan tak-tik konyol itu. Atau beralih kepada tak-tik politik yang berlandaskan kejujuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun