Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pelajar Berprestasi Ikuti Perlombaan Juga Butuh Biaya

4 Oktober 2024   13:47 Diperbarui: 5 Oktober 2024   14:13 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Peneliti belia Indonesia, Avriza Devano Bestafa (kiri) dan Felicia Angie Hosea, juara International Conference of Young Scientists 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia. (KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA)

Pada suatu ketika seorang ibu memperlihatkan postingan viral seorang pelajar yang baru saja menjuarai kejuaraan olimpiade matematika kepada anaknya, dengan maksud agar sang anak menjadi termotivasi untuk menjadi pelajar yang berprestasi.

Kemudian, sang ibu melanjutkan melihat tayangan di televisi yang menampilkan acara kompetisi tarik suara yang di mana pesertanya adalah para pelajar, kemudian sang ibu terinspirasi untuk mengikutkan lomba untuk anaknya agar bisa menjadi pelajar yang berprestasi.

Setelah melalui diskusi bersama dengan anaknya, sang ibu ingin mengikutkan anaknya dalam perlombaan yang berhubungan dengan bela diri, karena kebetulan sang anak sangat ingin bisa mendalami bela diri Karate. Maka dengan semangat 45, sang ibu pun sudah membayangkan kelak sang anak bisa berdiri dikalungi medali juara di podium kejuaraan karate.

Untuk mewujudkannya, sang ibu pun datang ke sebuah Dojo, tempat latihan Karate di dekat rumahnya, untuk mendaftarkan anaknya. Namun setelah mendatangi tempat tersebut, sang ibu tampak lesu dan tak bersemangat, karena apa daya dia harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit seperti biaya pendaftaran, iuran bulanan hingga harus membeli seragam Karate-Gi, pelindung kepala dan decker sebagai perlengkapan latihan Karate. Bagaimana tidak, ternyata keadaan ekonomi sang ibu dalam kondisi kekurangan, sehingga tak mampu membiayai biaya latihan Karate.

Kondisi seperti ini sangat jamak terjadi di negeri ini, di mana banyak keinginan orangtua untuk melihat anaknya berprestasi dalam berbagai ajang lomba minat dan bakat, namun sering terkendala pada biaya untuk menuju kesana.

Kebanyakan kita sering melihat postingan atau berita beberapa anak yang mampu berprestasi pada suatu kejuaraan baik lokal, nasional maupun internasional, sehingga para orang tua termotivasi ingin anaknya juga dapat melakukan hal yang sama, namun kenyataannya untuk meraih hal tersebut, ternyata harus merogoh kocek yang cukup dalam.

Para anak-anak yang berprestasi pada berbagai kejuaraan memang dalam prosesnya tak mudah, penuh darah, air mata dan biaya yang tak sedikit. Kebanyakan para anak berprestasi tersebut dalam meraihnya tidak melalui latihan 1-2 minggu saja, namun rata-rata bisa setahun lebih persiapannya. 

Lomba kategori kelompok seperti drumband anak-anak, membutuhkan latihan selama setahun lebih, belum lagi membeli alatnya jika tidak ada persewaan, lalu mencari jadwal latihan, kemudian yang paling sulit adalah mencari pelatihnya, karena biasanya dalam satu kota seorang pelatih drumband anak-anak bisa melatih lebih dari 3 sekolah.

Mengikuti perlombaan kategori anak-anak sejatinya juga sama dengan perlombaan untuk orang dewasa, bukan sekadar ikutan atau penggembira saja, butuh biaya yang tak sedikit serta persiapan latihan yang panjang, dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan siap-siap menghadapi pengeluaran tak terduga.

Jika sudah demikian, bagaimanakah carannya agar pihak sekolah serta orangtua wali murid dapat mengoptimalkan potensi bakat minat anak agar dapat mengikuti perlombaan kejuaraan secara optimal, berikut ulasannya.

Ilustrasi Pelajar Menjuarai Kompetisi Robot Internasional (sumber : Satuguru)
Ilustrasi Pelajar Menjuarai Kompetisi Robot Internasional (sumber : Satuguru)

Sekolah Berkarakter Juara

Pada pihak sekolah perlu ditanamkan untuk berorientasi mencetak peserta didiknya menjadi anak-anak berkarakter juara, bukan sekedar memotivasi untuk menjadi semangat, namun juga mengoptimalkan kegiatan ekstrakulikulernya. Pada sekolah negeri, dana BOS yang diterima harus benar-benar dioptimalkan untuk kegiataan ekstrakulikuler bagi peserta didik.

Jika dananya memang cukup, sewalah pelatih atau tutor yang terbaik di kota, serta jika perlu lengkapi peralatan maupun kostum yang dibutuhkan dalam kegiatan ekstrakulikuler, sehingga para orang tua wali murid tidak perlu membelinya lagi di luar.

Namun kenyataannya, banyak sekolah negeri yang masih ala kadarnya menyelenggarakan kelas ekstrakurikulernya, di mana sering ditemukan jadwal latihannya kadang tak jelas, peralatan tak lengkap dan kurang mengikuti update jadwal perlombaan. Imbasnya para juara pada kejuaraan perlombaan tingkat pelajar didominasi oleh sekolah-sekolah swasta mentereng, lagi-lagi uang yang berbicara.

Tentunya hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena yang namanya bibit sang juara bisa datang dari mana saja, jangan sampai terkendala hanya karena biaya. Pengoptimalan kegiatan ekstrakulikuler adalah wujud ejawantah sebuah sekolah dalam mencetak peserta didik yang berkarakter juara.

Persiapkan Biaya Jauh Hari

Pada tingkat jenjang sekolah dasar, biasanya mulai gencar perlombaannya dimulai dari level kelas 4. Artinya jika bisa diberikan simulasi, di mana pada saat putra putri anda pada level PAUD hingga kelas 2 SD, Anda harus memperhatikan potensi minat bakatnya serta mempersiapkan dananya pada kurun waktu tersebut.

Sebagai contoh, jika si kecil menampakkan minat bakat pada robotik, di mana ia terlihat sangat pandai menyusun blok blok mainan dengan cepat berikut desain yang apik serta tertarik pada mainan-mainan berbau remote control. 

Maka pada kurun waktu dari PAUD hingga kelas 2 SD, anda harus mencari tahu informasi tempat latihan robotik di kota Anda, serta mencari tahu biayanya dan mengupayakan mempersiapkan dananya sedari dini, sehingga pada saat beranjak kelas 3 SD, Anda siap memasukkannya pada tempat latihan robotik, dan bukan tidak mungkin setahun kemudian sang anak bisa menjuarai lomba robotik tingkat Sekolah Dasar.

Banyak orangtua yang terkesan dadakan atau ikut-ikutan memasukkan anaknya untuk mengikuti les atau latihan ekstrakulikuler, sehingga banyak yang berhenti di tengah jalan karena tidak siap biaya dan mental sang anak dalam ikuti latihan. 

Maka dari itu pada saat usia dini, segala sesuatunya haruslah dipersiapkan, baik biaya maupun mental sang anak, karena untuk meraih juara bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukanlah sesuatu yang tak mungkin tak bisa diwujudkan.

Orangtua Update Kejuaraan

Orangtua harus selalu melek mengikuti berbagai update kejuaraan di kotanya, ikuti akun-akun sosial media yang kerap menginformasikan perlombaan tingkat pelajar. Jika kita jeli, kadang ada beberapa lomba yang tak butuhkan biaya administrasi atau persiapan yang ribet.

Kejuaraan tingkat pelajar hampir setiap tahun cukup banyak jumlahnya di setiap kota, baik yang diselenggarakan secara rutin oleh Kemendikbud melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspernas) maupun perlombaan yang dinisiasi oleh pihak swasta.

Untuk kejuaraan yang diselenggarakan oleh Puspernas seperti OS2N dan lainnya memang kerap rutin dilaksanakan setiap tahun, walau gratis biaya administrasinya, namun seleksinya cukup ketat, sehingga diperlukan usaha gigih dari pihak sekolah dan orang tua wali murid untuk menggembleng latihan para peserta didik yang mempunyai bakat unggul.

Sementara untuk kejuaraan terbuka yang diselenggarakan swasta, kerap kali persaingannya tidak begitu ketat, walau banyak pula harus mengeluarkan biaya administrasi pendaftaran. 

Diperlukan kejelian orangtua mengikuti update kejuaraan terbuka tingkat pelajar, karena banyak pula yang gratis pendaftarannya serta tingkat persaingannya tidak terlalu ketat. Namun dari kesemuanya itu, sekalipun sang anak tidak menjuarainya, paling tidak dapat melatih mentalnya dalam menghadapi tantangan serta menambah portofolio sertifikat sang anak.

Optimalkan Peran Puspernas

Adalah Pusat Prestasi Nasional (Puspernas) yang di bawah Kemendikbud harus dioptimalkan perannya dalam mendukung para pelajar yang memiliki bibit unggul dalam minat bakat. 

Hampir semua sekolah baik negeri maupun swasta terlibat dalam Puspernas, namun tidak semua memiliki aware yang tinggi setiap informasi dari Puspernas, maka diharapkan semua sekolah harus proaktif pada setiap event kegiatan yang dilakukan oleh Puspernas.

Di sisi lain, banyak orang tua yang tak mengetahui apa itu Puspernas, padahal dengan mengetahui peran Puspernas, orang tua wali murid juga bisa lebih update tentang persiapan event kegiatan lomba dari Puspernas, tanpa harus menunggu bola dari pihak Sekolah. 

Sedari awal pihak sekolah bisa mensosialisasikan perihal Puspernas kepada orang tua wali murid, agar segala update perkembangan prestasi para peserta didik bisa lebih terarah.

Masukan juga untuk Puspernas, kedepannya Puspernas tidak hanya sekadar sebagai "panitia" lomba belaka atau pencetak sertifikat lomba saja, namun bisa menjadi sumber data para peserta didik potensial berprestasi serta acuan untuk memberikan beasiswa. Usulan, bagi setiap peserta didik yang terekam dalam Puspernas wajib untuk diberikan beasiswa untuk pengembangan bakat minatnya.

Dalam meraih suatu prestasi memang membutuhkan usaha keras, doa dan tentunya biaya, jangan sampai mimpi-mimpi anak bangsa dalam meraih prestasi tertinggi terhalangi hanya karena masalah uang atau sarana yang kurang mendukung. Marilah kita dukung bersama anak-anak kita untuk wujudkan impiannya. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun