Sekiranya ada 6 tahapan dalam membangun suatu balanced scorecard pada unit kerja yaitu: 1) menentukan landasan dasar unit kerja 2) membangun strategi unit kerja 3) membuat tujuan unit kerja 4) membuat strategic map unit kerja 5) pengukuran kinerja tiap individu dan 6) menyusun evaluasi dan inisiatif.
Pada balance Scorecard juga akan terlihat jelas siapa saja yang ternyata kinerjanya kurang optimal, bisa saja bukan karena dia tidak bisa berkerja, karena mungkin yang bersangkutan bisa sangat cepat mengerjakan job desc yang diembannya, sehingga bisa dilakukan evaluasi job desc baginya.
Jika ada karyawan yang memang terlihat menonjol, peka terhadap permasalahan, seorang manajer harus memberikan reward yang setimpal. Hal tersebut bisa memacu karyawan lainnya, termasuk golongan gen Z untuk juga terpacu meningkatkan kinerjanya.
Keterlibatan Acara Informal
Pada acara-acara seperti employee gathering atau hiburan karyawan, cobalah untuk menunjuk para karyawan gen Z sebagai panitia utamanya, biasanya mereka memiliki ide-ide aktual dan lebih menarik serta tentunya membuat mereka merasa dihargai dalam suatu unit kerja.
Maka ketika mereka sering diberi kepercayaan dalam acara-acara kebersamaan karyawan, maka secara tidak langsung membentuk kepercayaan dirinya serta lebih mengasah kepekaannya terhadap lingkungan kerja.
Sehingga ketika dihadapkan pada jam kerja normal, para karyawan gen Z sudah mulai tidak sungkan kepada para seniornya, dan bahkan mungkin bisa menawarkan diri untuk membantu rekan kerja lainnya yang belum menyelesaikan pekerjaannya.
Social Loafing memang suatu hambatan dalam suatu unit kerja yang membutuhkan prinsip kerja sama di dalamnya. Diharapkan para karyawan Gen Z bisa menghindari kebiasaan individual ini dan lebih peduli lingkungan kerjanya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H