Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengenal Fenomena Social Loafing alias Malas Kerja Bareng pada Gen Z

18 Agustus 2024   15:27 Diperbarui: 19 Agustus 2024   16:11 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu unit kerja harus selalu memperhatikan koefisien antara jumlah job description dengan jumlah karyawan di dalamnya.

Jika ternyata semisal ada 6 job description dalam satu unit kerja, lalu di dalamnya terdapat  8 karyawan, maka bisa jadi terdapat 2 karyawan agak "nganggur" ketika jam kerja berlangsung.

Maka di sinilah peran seorang manajer dalam memantau efektivitas suatu unit kerja, jika terdapat suatu unit kerja berlebih jumlah tenaganya, maka bisa dialihkan sebagian ke unit kerja yang lebih banyak membutuhkan tenaga.

Atau bisa menambah beberapa job description baru yang kiranya terdapat kesesuaian suppy chain management pada suatu perusahaan.

Jika pada generasi oldskull, mereka selalu mau mengerjakan beberapa tugas yang bukan job desc utamanya, seperti merapikan arsip, menyapu lorong dan lainnya. Hal yang berbeda pada Gen Z yang kadang kurang peka untuk melakukan job desc lainnya, maka agak mendapat kesan malas, jika ia sudah selesai mengerjakan tugas utamanya, biasanya dihabiskan dengan main game atau bersosmed ria, ketimbang melakukan tugas di luar job desc utamanya.

Maka dari itu, para manajer harus sepintar mungkin dalam mengatur formasi satuan kerja di dalamnya, agar tidak sampai terjadi ada karyawan yang terkesan "nganggur" atau "makan gaji buta".

Koordinasi Berkala ala Kaizen

Tetapkan koordinasi secara berkala dalam suatu unit kerja, agar beberapa job description bisa terdistribusikan secara merata kepada seluruh karyawan dalam satu unit kerja

Dalam koordinasi harus mencatat secara detail segala capaian kinerja setiap lini, sehingga akan terlihat mana saja yang terlihat kurang efektif. Maka dengan demikian, para karyawan gen Z akan terpacu memperbaiki hal-hal yang kurang efektif tersebut.

Koordinasi yang dilakukan tidak perlu berlama-lama, cukup lakukan saja secara intens berkala disesuaikan pada jam kerja saja, intinya koordinasi dilakukan untuk meminimalisir hal-hal yang kiranya menghambat efektivitas dalam suatu pekerjaan, sehingga setiap karyawan menjadi lebih jelas apa yang hendak dilakukan pada setiap pekerjaan yang diemban.

Pada koordinasi ala Kaizen, memang menitikberatkan pada detail-detail kecil yang kiranya dapat memberikan perubahan besar pada suatu perbaikan kinerja.

Balance Scorecard and Reward

Terapkan balance Scorecard pada suatu unit kerja, sehingga akan tampak kinerjanya secara utuh, dan akan terlihat siapa saja anggota unit kerja yang tampak kurang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun