Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Siapa Bilang Roblox Aman untuk Anak?

8 Agustus 2024   13:09 Diperbarui: 8 Agustus 2024   16:05 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi platform permainan daring Roblox (sumber: SINDOnews )

Pada tahun lalu, saya sempat menulis artikel tentang bahaya konten Skibidi Toilet bagi anak, dan mendapat tanggapan Kompasioner cukup baik, karena konten ini cukup meresahkan bagi perkembangan anak, namun banyak orangtua yang tidak menyadarinya.

Hal tersebut tentunya harus menjadi perhatian bersama bagi orang tua dalam memfilter konten-konten yang sliweran di gawai anak.

Salah satu platform permainan daring yang sedang booming di kalangan anak-anak saat ini adalah Roblox. Sekilas platform ini sangat cocok anak-anak, tidak seperti Skibidi Toilet yang tampilannya saja sudah tampak menjijikkan dan tak layak untuk ditonton atau dimainkan anak-anak.

Sekilas tampilan Roblox yang mirip-mirip karakter Lego atau Minecraft, menjadikannya seolah "aman-aman" dimainkan oleh anak-anak.

Namun tahukah, ayah bunda sekalian, dimana kita harus pahami Konsep platform Roblox sendiri, dimana ternyata kita sebagai orang tua harus juga ekstra memperhatikan beberapa pilihan games di dalam platform ini, yang ternyata ada unsur yang tak layak bagi anak-anak.

Dikutip dari Wikipedia, Roblox adalah sebuah platform permainan daring dan sistem pembuatan permainan yang memungkinkan para penggunanya memprogram permainan dan memainkan permainan yang dibuat oleh pengguna lain.

Pertama kali dibentuk oleh David Baszucki dan almarhum Erik Cassel pada tahun 2004 dan secara resmi dirilis pada tahun 2006, platform ini menjadi tempat permainan yang dibuat pengguna dalam banyak bentuk genre, seperti permainan balap, permainan bermain-peran, simulasi dan banyak lainnya, diberi kode dalam bahasa pemrograman Lua.[8]

Roblox sendiri platform gratis-untuk-dimainkan, dengan pembelian dalam permainan tersedia melalui mata uang virtual yang disebut "Robux". Bahkan pada bulan Agustus 2020, Roblox memiliki lebih dari 164 juta pengguna aktif bulanan, yang dimainkan oleh lebih dari setengah dari semua anak berusia di bawah 16 tahun di Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri, walau belum ada datanya, namun ketika saya pernah mensensus para murid SD, mungkin ada 3 hingga 4 anak dari 10 anak sekolah dasar yang gemar berseluncur di platform Roblox dengan berbagai genre gamesnya.

Saya pun mencoba melihat-lihat beberapa games yang tersedia pada Roblox, dan memang kebanyakan aman-aman saja, namun sebagai catatan, karena ini adalah platform bebas dari penggunanya, maka bisa saja ada beberapa games Roblox yang dinilai tidak cocok dimainkan, berikut beberapa game yang saya nilai tidak cocok untuk level anak sekolah dasar pada platform ini.

  • Boys and Girls Dance Club

Dari namanya saja, sudah mengundang kecurigaan bagi orang tua. Pada game ini, pemain akan diberikan kebebasan mengontrol karakter untuk menari dalam sebuah klub malam bersama karakter lainnya.

Sudah jelas game ini sangat berbahaya untuk anak karena terdapat dialog-dialog kasar tak pantas, dan yang ditakutkan anak-anak meniru kata-kata kasar tersebut.

  • Shower Simulator

Dari namanya, seolah game ini adalah simulasi tata cara mandi yang ada di Roblox, namun jangan salah mengira, karena isinya ternyata mengandung unsur pornografi.

Pada game ini, pemain bersimulask karakter avatar mereka untuk dalam keadaan telanjang dan mengunjungi pemandian umum. Tentunya pada pemandian umum ini, akan ada karakter pria dan wanita yang mandi bersama, maka hal ini harus dihindarkan dari anak-anak.

Bahkan karakter bisa terlibat dalam banyak aktivitas dewasa yang dianggap cukup erotis. Kemudian dialog dalam game ini cenderung kasar.

  • MeepCity

Pada game ini sang pemain akan mengontrol karakter avatar yang mereka pilih untuk membangun rumah serta berinteraksi dengan pemain lain secara daring. Pemain juga bisa melakukan berbagai macam aktivitas, mirip-mirip game The Sims.

Walau demikian pada game ini terdapat fitur simulasi pesta di MeepCity yang bisa berbahaya untuk anak, dimana ketika memainkannya terdapat ruang pesta, di mana kita bisa melihat para Avatar bisa melakukan simulasi tindakan tak senonohnya berbau seksual.

  • Dead Silence

Secara rating game Dead Silence bisa dikatakan sebagai game horor Roblox paling populer, Bunda. Walau demikian, permainan ini sangat tidak direkomendasikan untuk anak-anak

Hal seperti tubuh karakter yang terkoyak dan organ dalam tubuh tentunya adalah bentuk absurditas yang tak boleh ditonton oleh anak-anak, visual demikian akan dapat mengganggu pikiran dan serta imajinasi anak.

  • Brookhaven

Game Brookhaven memang sedang naik daun ratingnya akhir-akhir ini, murid saya ada yang memainkannya dan memang sedang cukup ramai diperbincangkan.

Sekilas game ini memang mirip dengan game simulasi The Sims, visualnya juga sangat bagus. Namun sama halnya seperti GTA, pemain bisa bebas melakukan apa saja dalam simulasinya seperti menjalin hubungan lawan jenis dan bahkan bisa menjurus ke hubungan seksual. Maka dari itu game ini harus dihindarkan dari anak-anak.

Sebenarnya masih banyak lagi, karena memang Roblox adalah platform dinamis, jadi selalu saja ada game baru online didalamnya yang bisa dimainkan. Jika sudah demikian, bagaimanakah caranya mengawasi anak-anak kita ketika mereka menyenangi platform Roblox pada gawai mereka.

Pahami Konsep Roblox

Pertama, kita sebagai orang tua harus "melek" terlebih dahulu apa itu platform permainan daring, Roblox.

Secara prinsip mirip-mirip seperti platform digital lainnya, seperti Shopee atau lainnya, namun lebih mengutamakan ketersediaan game permainan.

Pada intinya Roblox bukan game parsial tersendiri, namun suatu kumpulan banyak game online pada satu platform.

Ada beberapa pengguna yang bisa mendesain game dari beberapa fasilitas yang disediakan oleh Roblox dan ada pula dari pengelola langsung.

Seluruh pengguna bisa saling berinteraksi melalui avatarnya, bisa pula jual beli segala macam atribut tentang game-game yang dimainkan melalui mata uang virtual, Robux.

Intinya platform menyediakan begitu banyak genre game permainan gratis yang dimainkan secara daring. Karena saking banyaknya genre, dituntut kejelian orang tua dalam mengawasi anaknya yang aktif memainkan Roblox.

Filter Game Dari Roblox

Setelah orang tua memahami konsep platform Roblox, maka langkah selanjutnya adalah mencoba memfilter jenis-jenis genre game di dalamnya.

Pengguna bisa melakukan block filter pada genre game tertentu, sehingga tidak bisa diakses oleh anak. Hindarilah genre game simulasi sosial, genre horor dan genre lainnya yang mengandung unsur kekerasan atau absurditas.

Namun walau bagaimanapun, sepintar-pintarnya orang tua memfilter Roblox dari gawai sang anak, sudah pasti ia jauh lebih pintar dalam mencari celah. Maka dalam hal ini kembali kepada ketegasan orang tua dalam membuat aturan game mana saja yang boleh dimainkan.

Kebijaksanaan Waktu Bermain

Banyak psikolog dan pakar parenting menyimpulkan bahwa boleh tidaknya anak memiliki gawai sendiri adalah  adalah kematangan sang anak dalam disiplin screen time.

Jika dirasa sang anak mampu tertib dan disiplin dalam aturan screen time ketika memakai smartphone orang tuanya, maka tak masalah sang anak bisa memiliki gawainya sendiri, namun tetap dalam pengawasan.

Namun apabila sang anak sama sekali belum bisa mengontrol screen time ketika memakai gawai milik orang tuanya, maka kurang bijak jika ia diberi kebebasan memiliki sendiri.

Masing-masing orang tua mempunyai kebijaksanaan screen time-nya masing-masing, yang paling utama apakah sang anak bisa disipilin atau tidak. Hal ini dikarenakan platform Roblox yang terdiri dari banyak genre game daring, maka akan membuat sang anak tahan berjam-jam bermain beraneka game online di dalamnya, tanpa ada rasa jenuh.

Arahkan Game Pilihan Orangtua

Sebaiknya memang untuk ukuran anak Sekolah Dasar, game pada smartphone, disarankan lebih kepada yang offline ketimbang online.

Selain bisa menghemat pulsa paket data, game offline jauh lebih mudah pengawasannya. Kemudian game offline cenderung tidak membuat anak menjadi terlalu adiksi, berbeda dengan game online, dimana biasanya membuat anak selalu terpacu mendapatkan poin-poin tertentu di setiap saat, atau kadang diajak temannya main bersama online alias Mabar yang tak kenal waktu.

Selain itu, game offline bisa dipilihkan oleh orang tuanya langsung, seperti genre edukasi, bahasa dan genre lainnya yang kiranya bermanfaat bagi tumbuh kembangnya.

Namun faktanya, banyak anak yang enggan bermain game offline, tak bisa dipungkiri fitur game online memang jauh lebih menarik, maka disinilah sisi kebijaksanaan orang tua dalam mengarahkan game apa saja yang bisa dimainkan oleh anak kita, terlepas apapun formatnya.

Platform permainan daring Roblox sedang naik daun di kalangan anak-anak generasi Alpha yang haus akan hiburan interaktif, seyogyanya sebagai orang tua juga harus melek melihat perkembangan ini, agar anak-anak kita tumbuh kembang sesuai kaidah norma yang berlaku di masyarakat. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun