Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mari Kita Kenali Attachment Disorder Pada Anak

5 Agustus 2024   09:27 Diperbarui: 10 Agustus 2024   13:13 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu perilaku attachment disorder pada anak (sumber : Mas & Pas )

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi kelima, terdapat dua jenis attachment disorder yang harus kita kenali, yaitu Reactive Attachment Disorder (RAD) dan Disinhibited social engagement disorder (DSED).

Berikut penjelasan gejalanya beserta perkembangannya dan bagaimana cara mengatasinya.

Reactive attachment disorder (RAD)

Reactive attachment disorder biasanya diakibatkan dari penganiayaan atau penelantaran semasa kanak-kanak, besar kemungkinan mereka tumbuh dalam keluarga yang penuh kekerasan dan penuh intimidasi

Anak yang didiagnosa RAD biasanya memiliki tingkat interaksi yang rendah dengan orang lain, sulit untuk dekat teman atau gurunya. Bahkan teramat sedikit atau tidak ada emosi selama interaksi sosial kepada orang sekitarnya.

Tak jarang mereka gampang menangis sendiri bahkan berteriak menganggu teman-temanya, karena mengalami kesulitan menenangkan diri ketika stres, utamanya ketika menghadapi pelajaran yang sulit atau keadaan yang tak menyenangkan baginya, seperti udara kurang sejuk dalam kelas atau makanan dari sekolah yang tak disukainya.

Sekilas secara gestur anak RAD tampak tidak bahagia, murung, sedih, bahkan tiba-tiba suka menyerang temannya dengan membabi-buta bahkan berkata kasar hanya masalah sepele, karena memang hatinya mudah sekali tersinggung.

Biasanya ketika gurunya menasehatinya ada dua reaksi yang timbul yaitu hanya diam saja murung, tetapi ada pula yang selalu berargumen tak henti-hentinya, hingga akhirnya tak mau mengikuti pembelajaran di sekolah.

Jika anak tidak menerima penangan yang efektif, gejala-gejala RAD bisa berlanjut hingga dewasa. Gejala yang mungkin muncul ketika ia beranjak dewasa yaitu kesulitan dalam membaca emosi orang sekitarnya, kemudian sulitnya memahami arti kasih sayang, sulit mempercayai siapa saja dan tak mampu menjaga hubungan baik dengan siapapun.

Lalu bagaimana penanganan untuk anak yang mengalami gejala RAD. Pertama tentunya menuntut kejujuran dari orang tuanya tentang kondisi sebenarnya di rumahnya, pihak sekolah atau terapis memang tidak bisa mengintervensi kondisi rumah tangga orang tuanya, namun setidaknya keterbukaan adalah kunci awal bagi "orang tua kedua" seperti guru atau terapis untuk mengetahui duduk perkaranya si anak RAD.

Kedua adalah menuntut komitmen bersama antara pihak sekolah atau terapis kepada orang tua bersangkutan untuk serius bersama-sama melakukan treatment kepada sang anak sesuai kesepakatan atau saran-saran dari psikolog yang ditunjuk. Dalam membangun komitmen tersebut, harus dibatasi yang terlibat, utamanya dalam menjaga aib pada rumah tangga keluarganya.

Ketiga melakukan assesmen yang periodiknya jauh lebih intens dan detail, jika ditemukan sesuatu yang sulit untuk diselesaikan, segerakan konsultasikan dengan psikolog anak, agar tepat penanganannya.

Disinhibited social engagement disorder (DSED)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun