Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Saatnya Panjat Tebing Indonesia Memanjat Asa Emas Olimpiade

28 Juli 2024   12:07 Diperbarui: 2 Agustus 2024   14:00 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu zaman kuliah, saban Jumat sore saya suka melihat beberapa teman saya berlatih panjat tebing di area rock climbing kampus kami. Saya takjub dengan daya tahan dan kecepatan mereka dalam memanjat tebing. Ada beberapa dari mereka adalah atlet daerah, dan sempat menjuarai beberapa kejuaraan daerah serta nasional.

Semenjak itu, saya terkadang mengikuti perkembangan olahraga panjat tebing Indonesia yang terus mengalami peningkatan prestasi, entah lewat membaca beritanya atau menonton Highlight-nya di YouTube.

Pada Olimpiade Paris 2024 untuk pertama kalinya dipertandingkan cabang olahraga rock climbing atau panjat tebing, tentunya membuat angin segar bagi kontingen Olimpiade Indonesia sebagai kans besar untuk meraih medali emas.

Sebagai catatan, Indonesia adalah salah satu raksasa penguasa cabor panjat tebing dunia. Sudah teramat sering para atlet kita meraih juara dunia di berbagai nomor panjat tebing, baik putra dan putri, tapi entah kenapa kurang mendapat sorotan pemberitaan. 

Berikut kiranya sekilas perkembangan cabang olahraga panjat tebing di Indonesia, agar selanjutnya bisa menjadi perhatian kita bersama untuk dikembangkan.

Sekilas Panjat Tebing di Indonesia

Pada mulanya olahraga ini dipakai sebagai ajang latihan para pasukan TNI AD sekitar tahun 1960, lokasinya di tebing 48 di Citatah, Bandung.

Kemudian di tahun 1976, adalah Harry Suliztiarto, yang bisa dikatakan bapak panjat tebing Indonesia, merintis pelatihan memanjat tebing mulai di Citatah, Bandung dan selanjutnya mendirikan komunitas SKYGERS "Amateur Rock Climbing Group" pada tahun 1977 bersama tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat dan Agus R yang merupakan cikal bakal embrio komunitas panjat tebing di Indonesia.

Pada tahun 1979, Harry Suliztiarto membuat heboh publik, dengan memanjat atap Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta, di mana upaya tersebut adalah dalam rangka mempublikasikan olahraga panjat tebing di Indonesia. Kemudian lewat Skygers ia mendirikan Sekolah Panjat Tebing yang pertama pada tahun 1981.

Selanjutnya, di era 80an banyak komunitas pencinta alam mahasiswa yang kita kenal Mapala mulai sering mengadakan event panjat tebing di berbagai lokasi alam pegunungan Indonesia.

Pada tahun 1989, Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Perancis (CCP) mengundang para pemanjat Perancis profesional untuk memberikan dasar-dasar pelatihan cabor panjat tebing internasional, sekaligus menjadi permulaan olahraga ini mulai banyak digandrungi para mahasiswa pencinta alam.

Pada tahun 1988 berdirilah  FPTGI (Federasi Panjat Tebing dan Gunung Indonesia). Kemudian FPTGI berubah nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia), kemudian pada tahun 1992 diakui sebagai anggota Union Internationale des Association d'Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasai panjat tebing dan gunung internasional serta IFSC. Tahun 1994 FPTI diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan mulai ikut dalam  PON sejak 1996.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun