Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Alasan Remaja Tak Mau Dengar Nasihat Orang Tua

23 Juli 2024   08:57 Diperbarui: 30 Juli 2024   01:23 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, sang ayah melarang untuk merokok, ayahnya sendiri masih merokok aktif bahkan minta tolong dibelikan rokok di warung. Sementara sang ibu melarang untuk tidak tidur larut, namun ibunya masih menonton sinetron sampai larut.

Solusinya sudah jelas, jika sang orang tua melarang suatu hal, maka orang tua pun juga harus konsekuen juga tidak melakukan larangan tersebut. Memberi contoh jauh lebih mengena, ketimbang sekedar memberi larangan.

Menganggap Pembicaraan Orang Tua Tidak Sesuai Kenyataan

Kita kadang melihat kondisi, dimana orang tua menasehati remaja agar rajin belajar, tetapi melihat orang tuanya selalu asyik sendiri, tetapi jarang menemaninya belajar.

Hal tersebut artinya orang tua kerap mengatakan sesuatu tidak sesuai kenyataan yang dilihat oleh remaja.

Solusinya adalah orang tua juga harus mendukung apa saja yang dinasihatkannya kepada remajanya, jika menyuruh anaknya berprestasi baik di sekolah, maka temanilah anaknya belajar, perhatikan perkembangan studinya, sehingga remaja merasa diperhatikan tumbuh kembangnya sesuai yang direncanakan orang tuanya bagi masa depannya.

Kurangnya pemahaman dan persahabatan menyebabkan orang tua dan remajanya menjadi dua sisi yang benar-benar berbeda. Pada fase ini adalah titik krusial hubungan keduanya, maka jika orang tua berhasil merangkul remajanya, kelak dia akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai dan menyayangi orang tuanya. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun