Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tidak Punya Hobi, Bukan Berarti Tak Bergairah

19 Juli 2024   07:17 Diperbarui: 20 Juli 2024   06:23 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Merasa sendirian. (Sumber: KOMPAS/Prastawa)

Alasan-alasan ini saya paparkan berdasarkan pengalaman pribadi beberapa orang di sekitar saya, dimana mereka terlihat datar-datar saja menjalani hidup.

Namun, ketika mengobrol dengan mereka, ternyata di balik itu ada alasan hebat kenapa mereka menjalani hidup tanpa hobi yang spesifik, berikut beberapa alasannya.

Pejuang Rupiah

Saya memiliki tetangga seorang tukang parkir, saya akui dia adalah pejuang Rupiah sejati bagi keluarganya, bagaimana tidak dia menjalani profesinya lebih dari 10 jam sehari. Jika pagi, dia bertugas menjaga parkir di dekat pasar, jika siang dia mengawasi parkir sebuah rumah makan, malam harinya dia menjaga parkir depan supermarket.

Maka dengan rutinitas demikian, tentunya amat sulit menekuni hobi pada waktu luangnya. Pada waktu senggangnya dia memilih tidur untuk istirahat, mengantar istri dan anaknya pergi berbelanja atau sekedar makan di luar.

Banyak di luar sana, yang harus berkerja banting tulang dari pagi hingga malam demi merangkai senyum bagi orang di rumah atau untuk biaya berobat orang tuanya. Mereka rela meniadakan kesukaannya, demi berjuang bagi orang-orang yang dicintainya.

Mementingkan Keluarga

Saya ada pula memiliki sahabat yang secara finansial sangat baik karena memiliki pekerjaan yang bergaji besar dan mentereng. Artinya, dengan latar belakang tersebut dia bisa saja melakukan hobinya dengan maksimal menggunakan kemampuan finansialnya.

Namun dia sendiri urung melakukan hobi kegemarannya. Dia memilih fokus merawat anaknya yang didiagnosa spektrum autis bersama istrinya. 

Anaknya yang super aktif, tentunya sangat memerlukan perhatian yang lebih dari orangtuanya. Jika memiliki waktu  luang, dia memilih untuk berinteraksi intens dengan anaknya untuk membantu terapinya.

Orang-orang yang demikian, memilih berkorban waktunya untuk dicurahkan kepada orang yang dikasihinya, dimana apabila dia egois menghabiskan waktunya untuk dirinya sendiri, dia akan merasa bersalah, dan saya salut dengan orang-orang yang memiliki prinsip seperti ini.

Tanggung Jawab Moral

Untuk alasan ini, coba kita lihat presiden kita Pak Jokowi. Sewaktu beliau masih menjabat sebagai walikota Solo atau Surakarta. 

Hampir setiap hari Minggu saya bisa menemuinya saat Car Free Day di jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Beliau memang hobi olahraga saat CFD sambil menyapa warga saat menjabat walikota Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun