Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Etika Busana dan Ikhtilat Wanita Kantoran, Benteng Awal Agar Tak Mudah Dirayu Bos

8 Juli 2024   04:57 Diperbarui: 8 Juli 2024   05:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bos dan Karyawati (sumber : shutterstock )

Ada beberapa perusahaan yang memang mempunyai standar berbusana sedikit terbuka, seperti pramugari atau SPG, jika sudah demikian, anda harus memang harus siap konsekuensinya untuk siap digoda oleh pria hidung belang termasuk atasan anda, jika anda tahu bagaimana cara menghalau godaan-godaan tersebut, tak masalah, tapi sekali lagi harus paham risiko yang bisa muncul.

Kami kaum Adam cuma berpesan kepada kaum Hawa yang di kantoran jangan pernah membangunkan harimau tidur, berpakaianlah sopan sesuai etiket yang berlaku, itu adalah benteng awal diri anda untuk tidak digoda oleh rekan kerja pria atau atasan pria.

Jika anda berhijab, harus konskuensi juga pada pakaiannya yang tak tampakkan lekuk tubuh, dan bagi yang tak berhijab hindari pakaian berdada rendah, bagian lengan terlalu pendek atau bahkan memakai rok terlalu pendek. Memang busana itu adalah kebebasan masing-masing individu, tetapi bagaimanapun busana adalah cerminan kepribadian insan tersebut, maka berhati-hatilah dalam berbusana.

Manajemen Ikhtilat

Sehebat-hebatnya iman seorang lelaki, jika dia setiap hari melihat seorang karyawati berbusana sedikit terbuka atau menampakkan lekuk tubuh di kantornya, hal tersebut bisa saja menimbulkan desir-desir sifat dasar alami lelaki yang berpikiran tidak-tidak, ini yang bicara bukan saya, tapi banyak ustad dan ulama yang membahas masalah ‘ikhtilat’ seperti ini.

Ikhtilat adalah kondisi dimana pada suatu tempat atau ruang yang dimana tidak bisa dihindari pertemuan secara intens serta dekat antara kaum pria dan kaum wanita, contoh seperti kendaraan angkutan umum, pasar, dan juga tentunya kantor.

Tempat-tempat ikhtilat ini dalam Islam selalu dicari bagaimana solusinya agar supaya pria dan wanita tidak terus-terusan bertemu selalu, sehingga dapat meminimalisir perilaku yang merendahkan wanita, jikalau pun harus bertemu dalam perkantoran itu pun dalam konteks profesional seperti operasional kerja atau rapat. Saya pernah melihat suatu kantor yang penataan ruang kerjanya benar-benar bisa memisahkan space antara karyawan dan karyawati.

Memang ada teman yang berkata Innamal A'malu Binniyati, artinya segala sesuatu itu tergantung niat, walau demikian tak ada salahnya kita mengatur ruang kerja yang menghormati kedudukan wanita, gerbong kereta api komuter saja diusahakan ada yang khusus untuk wanita, kenapa tidak tempat kerja ditata agar Ikhtilat tak menimbulkan fitnah.

Perhatikan Bahasa Tubuh

Ladies, watch your gesture. Seperti kata dari Mbah Koes Plus, genit-genit gadis jaman sekarang, kalau dicubit katanya sayang. Makna lirik lagu ini adalah bagaimana seorang wanita jika ingin dihormati oleh kaum pria, maka dia harus menjaga gaya bahasa tubuhnya ketika di luar, termasuk di kantor.

Banyak kadang wanita kantoran tak menyadari mereka kadang menepuk pundak rekan prianya atau saling bicara dengan tubuh terlalu condong dianggap suatu hal yang biasa, padahal hal tersebut tanpa disadari membuka lampu hijau bagi rekan kerja pria dan atasan pria untuk lebih mendekat.

Jika berjalan di lorong kantor, jalanlah di bagian pinggirnya, agar tak jadi perhatian jika berjalan di tengah, hal-hal kecil seperti ini kadang kurang diperhatikan oleh wanita kantoran, tapi sangat diperhatikan oleh rekan kerja pria. 

Artinya jika di luar konteks profesionalisme, berusahalah tidak terlalu menarik perhatian, kalahkan kaum pria saat presentasi rapat atau kinerja bagus saat kerjakan laporan bukan dengan bibir merah menor atau suara hak sepatu ‘cetak-cetok’ saat berjalan di lorong kantor.

Hindari Candaan Seksual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun