Saya melihat usia emas pesepakbola jaman sekarang makin lama makin muda rentang usianya, sekitaran rentang usia 23-27 tahun, lihat saja timnas kita, demi mewujudkan timnas yang gaya mainnya transisi cepat, Shin Tae Young memangkas para pemain senior yang berusia diatas 28 tahun, bahkan dalam Piala Asia lalu, kita ditahbiskan tim yang paling muda rata-rata usia pemainnya.
Sepeninggal Neymar kini yang sudah habis, tinggalah Kylian Mbappe yang kiranya bisa dinilai pesepakbola kategori bintang beneran, dan saya nilai masih bisa berbuat banyak di atas usia 30 tahun, hal tersebut memperlihatkan betapa kejamnya sepakbola jaman sekarang yang para pemainnya saat dituntut bagaikan mesin yang harus berpacu.
Beda sekali waktu dulu, dimana kita dimanjakan pemain-pemain yang diberikan kebebasan dengan gaya main khasnya, seperti David Beckham, Ronaldo botak, Luis Figo, Zidane, Kaka, Makalele dan lainnya. Intinya bintang bola beneran memang melimpah di jaman itu, dikarenakan filosofi sepakbola yang dimainkan memang lebih kepada karakter.
Saya tidak tahu Frederico Chiesa yang saat ini berusia 26 tahun bisa terus eksis hingga usia 30 tahunan nanti, walau dia sudah berprestasi luar biasa di Juventus dan Italia, tapi kok gaungnya tidak seperti Del Piero atau Maldini di era dulu.
Sebenarnya pemain muda jaman sekarang banyak yang bagus sebenarnya dan bisa jadi bintang beneran, namun pola gaya main sepakbola jaman sekarang menuntut mereka untuk bermain secara skematik banget, akhirnya jarang sekali ada pemain yang bisa menonjol, apalagi kalau sudah menurun sedikit kecepatannya, maka siap-siap digantikan pemain muda lainnya.
Entah disadari atau tidak, fans jaman sekarang pun jarang saya lihat memakai Jersey pemain-pemain top jaman sekarang seperti Chiesa, Bellingham atau Vinicius Jr. Saya lihat anak-anak kampung masih dominan pakai Jersey Ronaldo di An Nasr atau Messi yang masih di Barcelona dan Neymar, sementara yang pakai Jersey Mbappe saja sangat jarang.
Kalau era 90an jangan ditanya, mulai dari Mancini yang di Lazio sampai Aimar di Valencia pun banyak pakai. Itu sebagai bukti para fans jaman dulu pun mengikuti perkembangan klub-klub medioker, karena mereka pun memainkan gaya sepakbola yang berkarakter.
Sebagai penutup artikel yang tidak jelas arahnya ini, saya cuma berpesan, kita ini bisa apa sich? kita kan cuma bisanya nonton saja sama jago komentar, doakan saja semoga mas-mas bule timnas kita bisa bawa prestasi setinggi-tingginya, kita wong jowo tidak usah main, nonton saja kan enak. Salam Komentator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H