Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Deklarasi Arafah , Monumen Awal Hak Asasi Manusia

16 Juni 2024   14:07 Diperbarui: 16 Juni 2024   14:09 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan ibadah Haji tidaklah semata-mata ritual wajib keagamaan yang sekedar ditunaikan. Jika kita maknai betul, ibadah Haji adalah ritual keagamaan yang unik di dunia ini, bayangkan saja jutaan orang dari berbagai belahan dunia 'tumpek blek' berkumpul pada satu tempat yang sama, di hari yang sama dan mempunyai tujuan yang sama.

Hal tersebut tersirat suatu makna, yaitu pesan universal dan kesetaraan manusia di mata Tuhan, melalui pakaian ihram sebagai simbol kepasrahan mohon ampunan kepada Tuhan. Kita bisa lihat apakah dia orang Arab, Indonesia, Amerika, Ethiopia, Mesir, Turki, Eropa dan lainnya, semuanya sama-sama memakai pakaian ihram putih suci.

Banyak orang yang salah kaprah terhadap Islam, bahwa orang Arab itu adalah memiliki keutamaan lebih dalam Islam, padahal Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu sudah menyerukan tidak ada perbedaan ras bangsa di dalam Islam, semua sama kedudukannya, yang membedakannya hanyalah tingkat ketaqwaannya kepada Allah.

15 abad yang lalu Nabi  Muhammad Saw menyampaikan sebuah deklarasi kemanusiaan sebagai titah terakhirnya yang ditujukan tidak hanya kepada kaum muslimin, tetapi juga kepada seluruh umat manusia, karena pesan yang disampaikan bersifat universal kemanusiaan.

Saat itu Rasulullah Saw berada di atas untanya, al-Qashwa ketika menyampaikan deklarasi monumental itu ketika matahari sedang terik-teriknya di langit padang Arafah. Sekitar 100.000 umat Islam saat itu  wukuf di Arafah dalam rangkaian Haji Wada' perpisahan Rasulullah Saw.

Saat itu Nabi meminta seorang sahabatnya yaitu Umayyah bin Rabiah, untuk mengulang kata-katanya dengan suara keras agar seluruh jemaah yang hadir bisa mendengarnya di tengah kesunyian Padang Arafah.

Nabi memulai pidatonya dengan menanyakan: "Tahukah kalian, bulan apakah ini dan di tempat manakah kita berada saat ini. Seluruh jemaah mendengarkannya dengan hati yang besar kemudian menjawab serentak dan gemuruh: "Bulan yang dimuliakan dan di tempat yang dimuliakan Allah."

Lalu Rasulullah Saw melanjutkan: "Wahai manusia, dengarkan dan perhatikan baik-baik kata-kataku ini, karena aku tidak tahu apakah aku akan bisa menjumpaimu lagi setelah tahun ini dan di tempat ini."

Seketika seluruh sahabat yang hadir serta para umat tampak berkaca-kaca, dada mereka bergejolak, kepala mereka tertunduk pasrah, seakan hal tersebut adalah pesan terakhir sang Nabi bersama mereka. Benak mereka tiba-tiba terlintas memori pada hari hari yang indah bersama Rasulullah, orang yang paling dicintai dan dimuliakan Allah di muka bumi.

Pada artikel ini saya akan menampilkan 4 nilai-nilai kemanusiaan universal yang disampaikan oleh Rasulullah Saw pada saat berpidato pada rangkaian Haji Wada' perpisahan saat wukuf di Padang Arafah. Banyak pesan yang disampaikan beliau, namun saya akan mencupliknya menjadi 4 pesan nilai-nilai universal yang kira-kira masih relevan hingga kini

Penegakan Nilai Kemanusiaan

Rasulullah Saw bersabda "Ketahuilah, sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak berlaku lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan yang tercela (seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya salah, buruk dan tidak boleh berlaku lagi, untuk selama-lamanya."

Pesan yang tersirat adalah bahwa manusia tidak boleh saling menindas atas nama apapun. Suatu pesan tegas, bahwa yang hitam adalah hitam, dan yang putih adalah putih.

Relevansinya di jaman sekarang adalah bagaimana dalam sejarah manusia tampak membenarkan kekerasan dengan dalih bermacam rupa. Kita dituntut untuk menciptakan dunia yang damai tanpa harus saling menindas entah lewat penjajahan atau kesewenangan -- wenangan.

Menghargai Hak Perempuan

Nabi Muhammad SAW berkata, "Wahai manusia. Aku berwasiat kepada kalian, perlakukanlah perempuan dengan baik. Kalian sering memperlakukan mereka seperti tawanan. Ingatlah, Kalian tidak berhak memperlakukan mereka kecuali dengan baik, Wahai manusia, aku berwasiat kepadamu, perlakukan istri-istrimu dengan baik. Kalian telah mengambilnya sebagai pendamping hidupmu berdasarkan amanat, kepercayaan penuh Allah, dan kalian dihalalkan berhubungan suami-istri berdasarkan sebuah komitmen untuk kesetiaan yang kokoh di bawah kesaksian Tuhan."

Suatu pesan universal tentang betapa Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak perempuan. Jika selama ini banyak orang menilai Islam mengekang perempuan, justru jika kita melihat deklarasi yang diwasiatkan Nabi Muhammad SAW adalah bentuk deklarasi pernyataan yang awal dalam sejarah manusia tentang perlindungan hak-hak perempuan.

Mengingat pada abad itu, wanita masih dianggap sebagai kaum kelas dua, bahkan tak dianggap keberadaannya, maka pada deklarasi Arafah, sudah jelas merupakan tonggak awal perbaikan nasib hak-hak perempuan dalam segala aspek.

Penegakan Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan

Rasulullah Saw bersabda "Dengarkanlah dan taatlah kamu kepada pemimpin kamu, walaupun dia seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah (Ethiopia), yang berkulit hitam-legam, selama dia tetap menjalankan ajaran Kitabullah (Al-Qur'an) kepada kalian semua."

"Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berilah mereka makan dengan apa yang kamu makan dan berilah mereka pakaian sebagaimana yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu maafkan, maka lepaskanlah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka."

Sungguh perkataan Rasulullah Saw tentang seorang kulit hitam pun boleh menjabat sebagai pemimpin di jaman itu merupakan sesuatu yang melampaui jamannya, bahkan hingga kini. Pesan ini merupakan bentuk kesetaraan Egaliter antar suku bangsa di dunia ini.

Serta juga bagaimana memperlakukan setiap orang adalah sama, tak peduli ia kaya atau miskin. Pesan Rasulullah memperlakukan budak dengan baik di jaman itu, juga sesuatu hal yang melampaui jamannya, karena pada era itu para budak dianggap hewan bahkan sama sekali tak dianggap, namun dalam Islam, seorang budak pun tetap dianggap manusia dan dihargai hak-hak hidupnya. Sebagaimana jaman sekarang kita pun harus menjamin hak hidup untuk semua kelas sosial.

Nilai Persaudaraan

Nabi Muhammad SAW berkata, "Wahai manusia. Dengarkanlah kata-kataku ini dan perhatikanlah dengan sungguh-sungguh. Ketahuilah, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil hak-milik saudaranya kecuali dengan kerelaan hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri."

Pesan tentang nilai persaudaraan yang wajib menolong sesama, tidak boleh saling menganiaya, merupakan pesan universal tentang nilai-nilai kemanusiaan.

Perlindungan terhadap hak-hak privasi tampak dalam pernyataan ini, lagi-lagi ini adalah sesuatu yang melampaui jamannya, karena di jaman itu, penguasa bisa seenaknya mencaplok dan mengambil hak-hak properti rakyatnya.

Suatu pesan yang menohok kepada pejabat di jaman sekarang, agar tak boleh mengambil yang menjadi hak bagi rakyatnya.

Banyak versi tentang pesan yang disampaikan Rasulullah pada saat wukuf Arafah pada rangkaian Ibadah Haji Wada' perpisahan. Ada yang mengatakan itu adalah khutbah, pidato, tausiah atau yang lainnya. Namun jika kita melihat tata bahasanya, peristiwa tersebut layak bisa dikatakan bentuk Deklarasi Kemanusiaan yang sifatnya universal, agar manusia mencari pesan Ilahi untuk menggapai perdamaian antar umat manusia. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun