"Pak, saya boleh minta daun Tapak Dara-nya yang di depan rumah pak Satria", tuing pesan Whatsapp dari salah satu tetangga saya.
"Oh, boleh pak silahkan, itu tumbuh liar di depan jalan rumah saya", jawab saya.
"Terima kasih pak, daunnya buat pengobatan saya", balas pesan whatsapp tetangga saya itu.
Seketika saya sedikit terhenyak dan baru tahu bahwa tanaman Tapak Dara yang tumbuh liar di antara sela-sela jalan paving depan rumah saya ternyata memiliki khasiat kesehatan yang sangat luar biasa. Sekedar informasi, percakapan whatsapp tersebut terjadi sekitar 2 tahun yang lalu, dan tetangga saya yang mengontak saya tersebut telah mengidap penyakit stroke cukup lama, padahal usianya masih muda. Sebagai tambahannya lagi, saat ini tetangga saya itu sudah bisa bersepeda dan berjalan kaki ke masjid, padahal sebelumnya untuk  berjalan perlu dituntun oleh istrinya, entah apa mungkin ada hubungannya dengan mengkonsumsi tapak dara di depan rumah saya, yang pasti ikhtiar menuju sehat pasti banyak jalannya.
Berdasarkan kisah di atas, saya terinspirasi untuk membuat artikel tentang tanaman Tapak Dara beserta manfaatnya yang saya sadur dari berbagai sumber. Pengalaman dari tetangga saya tersebut, bisa jadi betapa tanaman yang kerap dianggap bunga liar di tepi jalan ini bisa diolah menjadi alternatif pengobatan penyakit tertentu.
Entah mengapa dalam ruas jalan perumahan saya, hanya paving di depan rumah saya yang cukup banyak ditumbuhi tanaman berbunga indah ini. Biasanya tumbuh cukup banyak tumbuh di sela-sela paving jalan depan rumah saya, dan paling rimbun jika memasuki bulan kemarau. Terkadang jika sedang membersihkan rumput liar pada sela-sela paving, tanaman Tapak Dara biasanya saya biarkan saja, karena saya suka bunga-bunga indahnya menghiasi tepi jalan. Ada satu dua tanaman yang saya pindahkan ke pekarangan dan pot koleksi saya.
Dilansir dari Wikipedia, Tanaman yang memiliki nama ilmiah Catharanthus rose ini adalah tanaman berjenis perdu tahunan yang berasal dari Madagaskar, kemudian menyebar ke berbagai daerah tropis lainnya.
Di Indonesia tanaman hias liar ini  dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti di Sulawesi disebut 'sindapor' , kemudian di daerah Pasundan dikenal dengan 'kembang tembaga' , dan orang Jawa menyebutnya kembang tapak dr .
Di Malaysia tanaman ini disebut kemunting cina, pokok rumput alang, pokok kembang sari cina, atau pokok rose pantai. Sementara di Filipina ia dikenal sebagai Tsitsirika, di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal sebagai Chang chun Hua, di Inggris sebagai Rose Periwinkle, dan di Belanda sebagai soldaten bloem.
Tanaman ini tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Biasanya tumbuh di area terbuka kaya akan cahaya matahari, biasanya tanaman ini tumbuh menyamping, lalu tinggi tanaman ini  bisa mencapai 0,2-1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan. Panjang daun sekitar 2--6 cm, lebar 1--3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Batang dan daunnya mengandung lateks berwarna putih.