Ketika para senior mau merangkul mereka dalam setiap kegiatan, maka secara tidak langsung mereka merasa bahwa para senior adalah orang tua mereka dalam tanda kutip atau tutor yang harus mereka hormati. Guru senior tidak boleh membuat jarak dengan para guru muda, karena para generasi strawberry justru lebih menghormati para pendahulu yang easy going dengan mereka, ketimbang senior yang gila hormat.
Biarkan Berkembang
Layaknya tanaman strawberry yang merambat cepat, maka biarkan saja mereka berkembang dengan daya kreasi dan inovasinya. Sebagai guru senior, jadilah pendengar yang baik tentang ide-ide liar mereka untuk perkembangan sekolah, seimbangkan tersebut dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya sehingga terciptalah sinergi yang luar biasa dalam mengembangkan sekolah untuk lebih maju.
Ada yang menarik, bahwa hierarki sekolah tidaklah sekompleks dengan manajemen perusahaan besar, yang membedakan hanya status kepegawaian saja.Â
Dikarenakan hierarki manajemen sekolah yang tak terlalu rumit, maka kolaborasi antara guru senior dan guru muda sangatlah dimungkinkan, karena jika bukan dari kolaborasi dari keduanya, tidak mungkin sekolah tersebut bisa berkembang. Berbeda dengan manajamen perusahaan besar yang terdiri banyak unit yang sangat kompleks, sehingga sistem kerjanya agak parsial.
Maka dari itu, daya kreasi inovasi para guru generasi strawberry ini justru sangat diperlukan mulai dari awal mereka mulai masuk, karena satuan unit sekolah itu sifatnya sangat kolaboratif, artinya peran satu guru saja sangat berharga sekali kontribusinya demi perkembangan sekolah.
Pada prakteknya, tidak semua guru muda itu bermental generasi strawberry, kata Rhenald Khasali itu baru kecenderungan, namun memang perlu ada kesadaran bagi kita semua untuk saling menguatkan satu sama lain dengan mengesampingkan ego antar generasi angkatan kerja. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H