Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Curhatan Buruh Tani Lansia, Mbah Mantoredjo

4 Juni 2024   11:11 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:03 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kula naming buruh tani... bahu tuwo mas", ucap beliau dengan nanar.

"Cah enom  saiki angel diajak tani, angel diajak kumpul bareng", tambahnya.

Siang itu jelang Dzuhur saya sempatkan berkeliling persawahan sekitaran sekolah, saya memang punya kebiasaan menyapa para petani di sekitaran lingkungan sekolah, karena kami sering melakukan kegiatan pembelajaran 'alam' bagi peserta didik yang melibatkan petani setempat.

Kebetulan pada hari kemarin agak longgar pada jam rehat siang saya menyapa Pak Mantoredjo, seorang buruh tani lansia yang menggarap sawah tak jauh dari sekolah kami. Saat itu beliau sedang mengambil bibit padi di area persemaian benih padi, dimana beliau tampak memasukkan satu per satu ikatan bibit ke bronjong pada sepeda motornya. Sedianya beliau membawa sekitar 50 ikatan bibit padi dalam bronjongnya yang akan ditanam di lahan sawah sang pemilik tanah.

Beliau menuturkan satu ikatannya biasanya dihargai antara Rp 2.220 -- Rp 2.500 oleh penjual bibit padi. Dari 50 ikat bibit yang dibelinya, akan ditanam pada lahan sawah pemilik tanahnya. Beliau menambahkan bahwa justru hasil panen lebih banyak pada musim kemarau, karena tidak banyak padi yang rusak, dimana dia bisa menghasilkan panen sebanyak 17 kwintal, namun kualitasnya biasanya tidak sebaik pada panen di musim penghujan, karena airnya yang kurang.

Sementara di musim penghujan panen yang dihasilkan hanya sebanyak 12 kwintal, hal tersebut disebabkan seringnya tanaman padi yang rusak akibat hujan deras, serta seringnya hama yang datang pada musim penghujan. Walau demikian kualitas beras yang dihasilkan jauh lebih ketimbang beras hasil panen di musim penghujan.

Beliau juga 'sambat' alias curhat dimana bayaran upahnya yaitu separuh dari hasil panen penjualan gabah, tidaklah seberapa untuk sehari-hari, namun beliau tetap mensyukuri.  Beliau adalah seorang lansia berusia 64 tahun, namun secara fisik masih gagah dan tangguh berjibaku di tengah sawah. Beliau adalah sosok petani tangguh, dimana terkadang dia memilih untuk mencangkul manual untuk menggemburkan lahan, ketimbang menyewa traktor untuk menghemat biaya operasional, utamanya di musim penghujan.

Namun curhatan utamanya adalah bukanlah bayaran upah yang diterimanya, tetapi dia beliau sebenarnya menginginkan lahan-lahan sawah di desanya yaitu Bentakan, Baki, Sukoharjo agar bisa dikelola secara bersama-sama dengan petani  lainnya atau yang lebih dikenal Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pemuda Tani. 

Beliau menuturkan, dulu sempat mau dibuat, tapi selalu saja banyak yang tidak datang setiap pertemuan, akhirnya hingga kini lahan-lahan sawah yang ada masih dikelola perseorangan.

Program KUB Pemuda Tani sudah digaungkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) semenjak tahun 2017. Sesuai namanya, program ini memang bertujuan untuk meregenerasi para petani yang dominan masih dikerjakan para kaum tua dan lansia. 

Program ini membidik para generasi milenial agar mau 'mbalik ndeso' mau menggarap sawah di kampung halamannya. Hal inilah yang menjadi 'sambatan' atau curhatan utama pak Mantoredjo dimana sulitnya mencari pemuda yang mau turun ke sawah, hingga dirinya yang sudah lansia harus terjun menggarap sawah.

Data pengelolaan lahan pertanian di Sukoharjo | Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2023
Data pengelolaan lahan pertanian di Sukoharjo | Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2023

Menurut data Sensus Pertanian tahun 2023 yang dirilis Badan Pusat Statisik Kabupaten Sukoharjo, tercatat ada sekitar 56.902 Usaha pertanian yang dijalankan perseorangan atau sekitar hampir 98 % dari total jumlah unit usaha pertanian yang ada di Kabupaten Sukoharjo. 

Sementara itu tercatat hanya ada 157 unit usaha pertanian lainnya yang berbentuk KUB, jumlah yang sangat sedikit sekali untuk ukuran Kabupaten yang berkategori berlahan subur dan air melimpah ini. KUB yang ada pun merupakan bentukan suatu institusi seperti pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, kepemerintahan, atau TNI, untuk KUB yang dinisiasi Pemuda Tani masih tergolong sedikit sekali.

Lalu bagaimana cara untuk meningkatkan minat para pemuda bangsa untuk mau turun ke sawah meregenerasi para petani-petani kita yang sudah tua, berikut ulasannya.

KUB Pemuda Tani jangan hanya seremonial

Sebenarnya pihak Kementan cukup gencar setiap tahunnya melakukan penyuluhan-penyuluhan pertanian ke berbagai tempat untuk menggalakkan program KUB Pemuda Tani, namun kenyataannya hanya 'banter' di awal, artinya di tempat penyuluhan berlangsung sempat terbentuk KUB-nya, namun bubar di tengah jalan, hal tersebut diungkapkan mbah Mantoredjo, dimana setiap pertemuan KUB, jarang yang hadir, akhirnya pola penggarapan kembali ke perseorangan.

Mbah Manto curhat minimnya pemuda yang mau ke sawah | Foto: Dokumentasi Pribadi
Mbah Manto curhat minimnya pemuda yang mau ke sawah | Foto: Dokumentasi Pribadi

Maka dengan demikian, pihak Kementan seharusnya selalu memfollow up perkembangan KUB-KUB yang dibentuk. Kebanyakan KUB yang berhasil jalan, adalah KUB yang berbentuk peternakan, namun untuk penggarapan sawah, hampir sulit dijalankan oleh para pemuda setempat.

Padahal apabila lahan sawah banyak dikerjakan para pemuda, saya yakin akan lebih maksimal hasilnya, karena selain lebih energik, memiliki daya inovasi yang lebih tinggi dalam memajukan pertanian jika dijalankan dengan sistem KUB Pemuda Tani. Kita bisa lihat di Thailand dan Vietnam yang menggunakan pola KUB, bisa menghasilkan hasil panen yang berlipat-lipat di atas petani Indonesia dengan perbandingan luas petak lahan yang sama.

Sosialiasi KUB Pemuda Tani di SMA

Upaya Kementan dalam melakukan sosialisasi janganlah berfokus pada kantor kelurahan atau desa, tetapi justru juga menyasar SMA yang terletak pada desa lumbung padi. 

Berikan pengertian kepada para pelajar SMA tersebut, bahwa KUB Pemuda Tani bersifat gotong royong, sehingga imej pekerjaan petani seolah sangat berat bisa sirna dalam pandangan mereka.

Dalam unit KUB Pemuda Tani, para petani yang terlibat di dalamnya, memiliki tugas tanggung jawabnya masing-masing serta bersama-sama merencanakan sistem pengairan, sistem penyemaian, pembibitan, jadwal penanaman, pemeliharaan hingga jadwal panen. Sehingga dalam satu hamparan dapat dikerjakan dan dipantau bersama, maka sebenarnya para pemuda tersebut tidaklah terlalu berat rasanya dalam mengerjakannya, bahkan bisa memiliki waktu luang untuk melakukan kegiatan produktif lainnya yang mereka sukai.

Jika suatu hamparan lahan pertanian dikerjakan perseorangan biasanya hasilnya kurang maksimal bahkan terkadang terjadi konflik, seperti masalah pengairan, rebutan jadwal meminjam kendaraan alat combi panen, rebutan jadwal tenaga yang membantu panen dan lainnya.

Variasi Kegiatan KUB Pemuda Tani

Jika suatu hamparan luas lahan pertanian dikerjakan secara gotong-royong KUB Pemuda Tani, maka sebenarnya jika direncanakan dengan baik, variasi kegiatannya pun bisa sangat banyak, tidak melulu menggarap sawah saja. 

Wawasan pertanian para petani seharusnya pasti lebih baik, dikarenakan generasi milenial memiliki kemampuan akses informasi yang lebih banyak, sehingga jika mereka 'niat', para pemuda tersebut bisa melakukan diversifikasi pertanian yang lebih variatif diantara sela-sela lahan sawah.

Bisa saja dengan daya kreatif para pemuda ini, mereka bisa membuat wisata agro di desa mereka yang bisa ditawarkan ke masyarakat. Wisata agro hanya bisa dimaksimalkan oleh para pemuda tani yang mempunyai daya visi yang luas kedepan. Jika hal ini bisa dilaksanakan, maka pendapatan tidak hanya didapatkan dari hasil panen saja, tetapi juga dari pengoptimalan usaha wisata agro.

Libatkan Perencana Keuangan Profesional

Hal yang dikeluhkan mbah Mantoredjo, terkadang penjualan hasil gabah bisa sangat rendah, namun beliau juga heran kenapa kadang juga harga jual beras di masyarakat bisa sangat tinggi. Tentunya hal ini membuat miris bagi pelaku petani perseorangan, yang merasa tertindas dengan harga margin yang rendah.

Maka disinilah peran Kementan untuk terlibat di dalamnya, utamanya dalam pendampingan pengeloaan keuangan usaha tani. Hal tersebut dapat terwujud apabila Kementan fokus berkerjasama dengan KUB Pemuda Tani yang telah terbentuk. Salah satu bentuk pendampingan yang bisa dilakukan adalah melibatkan perencana keuangan profesional dalam melatih manajemen keuangan KUB Pemuda Tani.

Mbah Manto dan lahan persemaian bibit di desanya | Foto: Dokumentasi Pribadi
Mbah Manto dan lahan persemaian bibit di desanya | Foto: Dokumentasi Pribadi

Bagaimanapun petani berpendapatan rendah  pun bisa mendapatkan hak untuk mendapatkan layanan pendampingan pelatihan pengelolaan manajamen keuangan. Hal ini penting karena masalah utama dalam pertanian untuk tingkat perseorangan adalah lemahnya posisi daya tawar mereka dalam mencari bibit, pupuk, hingga harga jual gabah. 

Maka dengan tata kelola keuangan yang dikelola secara bersama dalam lingkup KUB Pemuda Tani, diharapkan bisa didapatkan bibit dan pupuk yang lebih murah, sehingga berimbas pada harga jual gabah yang menguntungkan petani.

Faktor utama masih lemahnya pertanian kita adalah masih banyaknya lahan-lahan petak kecil pertanian yang masih dikelola perseorangan, padahal berada di bentangan lahan yang sama, di saluran irigasi yang sama, jika hal ini bisa dikelola secara bersama-sama dan digerakkan oleh para pemuda, bukan tak mungkin hasil panen dan kualitas beras yang dihasilkan bisa meningkat berkali-kali lipat. Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun