Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Anda Kecanduan Minecraft? Simak Tips agar Mainnya Tertib dan Kreatif

27 Mei 2024   12:58 Diperbarui: 28 Mei 2024   02:13 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laman launch screen Minecraft yang bisa dilihat pengguna ketika membuka game tersebut. (Dok. Minecraft)

Pada era awal 2000an, saya tergila-gila dengan games simulasi kota, Sim City. Permainan ini bisa dimainkan di Playstation atau di PC, sekilas games ini serasa membosankan bagi sebagian gamers di jaman itu, karena tujuan games ini adalah merancang, mendesain, membangun hingga mengelola sebuah kota dengan segala sumber dayanya dalam waktu yang lama, bukan seperti games menarik lainnya yang mengandalkan ketangkasan.

Sim City bisa dikatakan games simulasi pembangunan kota yang sangat detail, mulai dari pengelolaan sumber air, sumber energi, pengaturan tata kota hingga masalah pajak. 

Bahkan Sim City pada seri tertentu bisa dikatakan bukan seperti games, tetapi justru bisa seperti simulasi pengelolaan ekonomi dan masalah sosial kemasyarakatan, karena di dalamnya ada unsur politik hingga isu energi hijau. 

Belum lagi grafisnya yang ciamik, sangat realistik menggambarkan situasi kota yang riil seperti ada pergerakan kendaraan, manusia hingga musibah bencana alam. Sangat direkomendasikan dimainkan oleh mahasiswa ekonomi dan tata kota untuk mempelajari simulasi pengelolaan kota.

Seiring perjalanan waktu, saya belum menemukan games tandingan dari Sim City, memang banyak games simulasi kota bermunculan, tapi belum ada yang serumit dan sekompleks seperti Sim City. Namun sekitar (mungkin) 5 tahun terakhir, ada games dengan konsep simulasi yang sangat popular dan bahkan dikatakan oleh Wikipedia sebagai salah satu games terlaris sepanjang masa, dimana sudah terjual lebih dari 238 juta kali dan dengan lebih dari 140 juta pemain aktif bulanan. Games itu bernama Minecraft.

Ilustrasi anak mainkan Minecraft ( sumber : go henry )
Ilustrasi anak mainkan Minecraft ( sumber : go henry )

2 Keponakan saya yang berusia kelas 1 SD dan yang masih ikut kelas PAUD sangat menggemari games Minecraft, begitu pula murid-murid saya, mungkin hampir 60 % dari mereka tergila-gila dengan games yang sekilas identik seperti permainan Lego ini.

Games ini berkategori simulasi, namun jujur ketika kesan pertama saya melihatnya, cukup kecewa karena grafisnya kenapa kotak-kotak, kemudian tidak terlalu rumit konsep permainannya, lalu kenapa bisa laris?

Games simulasi ini terbilang sangat sederhana tapi kaya akan fitur-fitur mode permainannya, belum lagi grafisnya yang agak menyerupai permainan Lego, membuat banyak anak-anak sangat menyukai games simulasi ini. 

Kebanyakan anak-anak menyukai permainan games ketangkasan, tetapi Minecraft berhasil mendobrak hal tersebut, dimana anak-anak pun juga bisa menggemari games simulasi yang membutuhkan kesabaran dalam memainkannya.

Adalah Markus "Notch" Persson yang pertama kali mengembangkan games ini di bawah Pengembang Mojang Studios di tahun 2011 sukses besar menjadikan games Minecraft menjadi salah satu games terlaris sepanjang masa.

Artikel ini tidak akan jauh membahas tentang spesifikasi games atau fitur-fiturnya secara detail, karena saya bukan penulis artikel spesialis games. Saya akan lebih menyoroti fenomena games Minecraft yang mewabah di kalangan anak-anak.

Dikarenakan games ini berkategori simulasi, maka bisa saja anak-anak memainkannya dalam durasi yang lama hingga lupa waktu. Pernah saya riset kepada murid-murid saya yang aktif memainkan Minecraft, dimana mereka menuturkan rata-rata memainkannya hingga lebih dari 2 jam setiap harinya. Dilansir oleh BBC, games ini bisa dikategorikan permainan yang membuat anak-anak kecanduan atau teradiksi untuk terus memainkannya, sehingga bisa berakibat mengurangi aktifitas motoriknya seperti bermain sepeda atau permainan fisik lainnya.

Saya secara pribadi berpendapat, games Minecraft salah satu games yang bisa direkomendasikan untuk pengembangan kreatifitas anak, karena fitur Sandbox --nya memungkinkan sang anak berkreasi layaknya seorang arsitek, bahkan saya pernah melihat anak yang mampu mendesain masjid indah dan megah dari games Minecraft.

Namun, walau begitu kita pun harus perlu menertibkan anak-anak dalam memainkannya agar tak lupa waktu dan kewajiban sehari-harinya.

Lalu apa saja yang bisa menjadi perhatian kita agar anak-anak bisa mengatur waktunya dengan baik antara kegiatan sehari-hari dan mengatasi kecanduannya dalam memainkan MInecraft, sehingga justru bisa mengoptimalkan daya kreasinya setelah memainkan permainan ini.

Pahami Konsep Game Minecraft

Mau tak mau, suka tidak suka, bagi orangtua yang tidak hobi main games atau tak menyukai games simulasi, diharuskan memahami terlebih dahulu konsep dari games Minecraft ini.

Anda harus menyelami mengapa games ini sangat disukai oleh anak-anak, karena sebagian orang dewasa memang terasa aneh pada awalnya ketika melihat game ini, karena grafisnya cenderung sederhana dan kotak-kotak.

Tapi disinilah sisi menariknya bagi anak-anak, gambar yang simpel dan grafis kotak jauh bisa 'nyetel' pada otak mereka ketika mendesain suatu bangunan dalam Minecraft. 

Ada banyak mode atau fitur dalam Minecraft, entah itu petualangan, survival dan lain-lain. Tetapi yang paling disukai oleh anak-anak adalah mode Sandbox atau kotak pasir, artinya dalam mode ini pemain bisa sebebas-bebasnya berkreasi membuat 'dunia' imajinasinya, entah itu membuat landscape sungai, gunung hingga membuat bangunan seperti rumah atau gedung lainnya.

Sehingga kita pun paham, mengapa banyak anak-anak menyukai games ini adalah karena mereka serasa menciptakan dunianya sendiri sesuka mereka. 

Keponakan saya terobsesi membuat sebuah kota yang penuh dengan masjid-masjid indah, adapula murid saya yang suka mendesain rumah megah lengkap dengan kolam renangnya, dan masih banyak lagi kreasi-kreasi 'gila' dan imajiner anak-anak ketika memainkan Minecraft.

Diskusi Kreasi Desain Minecraft

Agar ide kreatifnya saat memainkan Minecraft tidak menjadi terlalu liar dan tak berkonsep dengan baik, cobalah untuk berdiskusi dengan mereka tentang apa yang hendak mereka kreasikan apabila bermain dalam mode Sandbox.

Jika sedari awal anda terlibat dalam perencanaan kreasi yang akan mereka buat, maka mereka pun merasa senang karena orangtuanya juga berkontribusi dalam permainan yang mereka mainkan. Selain itu mereka pun bisa belajar tentang mengkonsep suatu pekerjaan yang dimulai dari perencanaan matang.

Sebuah Masjid dan bangunan indah hasil karya anak yang bermain Minecraft (sumber : pinterest.com/rezamhd38/)
Sebuah Masjid dan bangunan indah hasil karya anak yang bermain Minecraft (sumber : pinterest.com/rezamhd38/)

Kehadiran anda bersama anak ketika bermain game, juga akan menimbulkan rasa nyaman bagi mereka, serta juga kita pun dapat mengawasi hal-hal yang kiranya kurang baik bagi perkembangan anak di dalam permainan tersebut, karena sedari awal kita sudah memberi rambu-rambu, seperti melarang membuat karakter-karakter yang menyeramkan.

Target dan Tertib Waktu

Dikarenakan sedari awal anda dan anak sudah mengetahui tata desain yang hendak dikreasikan dalam permainan Minecraft, maka anda pun bisa menentukan target dan fase waktu untuk mengerjakan 'projek' kreasi dalam permainan tersebut.

Sebagai contoh, jika orangtua dan sang anak sudah merencakan untuk mengkreasi untuk membuat rumah dalam permainan Minecraft, maka siasat yang bisa anda berikan adalah untuk menentukan fase-fase dalam memainkannya. 

Misal, anda menentukan hari ini jadwalnya untuk membuat pondasi lantainya, jika sang anak sudah selesai mengerjakannya, maka permainan hari itu sudah bisa diakhiri. Baru keesokannya dilanjutkan untuk membuat dindingnya, terus menerus hingga keesokan harinya menggarap bagian-bagian rumah lainnya.

Maka dengan metode jadwal fase kreasi yang disepakati dari awal, maka durasi bermain anak bisa lebih terukur dan terawasi dengan baik, karena apabila tidak direncanakan dari awal, sang anak bisa saja memainkannya hingga berjam-jam, karena games simulasi ini memang bisa membuat adiktif untuk memainkannya terus menerus.

Apresiasi Dan Wish List

Anak selalu senang dipuji hasil karyanya, maka pujilah setiap hasil karyanya yang dia hasilkan dari games Minecraft, jika perlu anda print cetak karyanya tersebut dan ditempelkan di dinding kamarnya. Karena bisa saja hasil karyanya yang diapresiasi orangtuanya tersebut, bisa menginspirasi dirinya kelak ketika dewasa untuk menciptakan maha karya yang membanggakan orang tuanya, maka jangan pernah sepelekan pujian untuk anak.

Jika si anak merasa di 'orang' -- kan oleh orangtuanya dengan mengapresiasi hasil karyanya, apalagi itu adalah hasil kreasinya dalam suatu games, maka secara tidak langsung kita membuka kotak pandoranya, untuk memasukkan permohonan kepada mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban setelah bermain games, seperti bersih-bersih rumah, mengerjakan PR dan lainnya.

Sehingga hal tersebut tentunya akan membuat mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab bisa membagi waktu antara bermain, belajar dan kegiatan lainnya.

Sesuai nama gamesnya yaitu Minecraft yang jika diartikan bebas memiliki arti "Keahlian/Karya yang aku miliki", maka memang games ini sangat direkomendasikan dalam mengembangkan daya kreasi anak, namun bagaimanapun kita pun harus juga mengatur waktu bermainnya, karena games ini berkategori bisa menyebabkan anak-anak memainkannya terus menerus. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun