FC Â Barcelona pada era 2014-2017 kita mengenal trio maut MSN yang terdiri 3 pemain kategori fantasista kelas dunia yaitu Messi, Suarez dan Neymar.Ketiganya sudah tak diragukan lagi kapasitasnya baik sebagai goal getter maupun pemain yang memiliki skill kontrol bola level dewa.
Di timnas Indonesia saat ini pun juga mempunyai trio penyerang masa depan yang juga hebat dan gacor, yaitu Marselino Ferdinan, Rafael Struick dan Witan Sulaeman, atau saya singkat dengan nama 'Trio MSW', semoga singkatan unik ini bisa viral di kalangan pencinta bola Indonesia bahkan Asia, karena memang saat ini mereka bertiga sedang 'ganas-ganasnya' alias on fire dalam gelaran piala Asia AFC U-23 tahun 2024 di Qatar.
Ketiganya tercatat sudah memberikan kontribusi gol hingga babak perempatfinal piala Asia AFC U-23, dimana Marselino mencetak brace 2 gol ketika kontra Yordania, begitu pula Witan mencetak 1 gol masterpiece di pertandingan sama dan Rafael Struick yang menjadi pahlawan ketika melawan raksasa Korea Selatan lewat 2 gol kelas dunianya. Artinya ketiganya sudah memberikan keran gol bagi timnas U-23 sebanyak 5 gol selama gelaran piala Asia U-23 tahun 2024 di Qatar.
Berdasarkan statistik performa di Timnas hingga babak perempatfinal piala Asia AFC U-23 2024, tercatat Marselino sudah melakukan 67 penampilan berbagai level usia Timnas dengan mencetak 28 gol dan menghasilkan  rasio 0,41 gol per pertandingan. Rafael Struick sudah melakukan 18 penampilan berbagai level usia Timnas dengan mencetak 4 gol dan menghasilkan rasio 0,22 gol per pertandingan. Sementara  Witan menorehkan 96 penampilan di berbagai level usia Timnas dengan mencetak 25 gol dan menghasilkan rasio 0,26 gol per pertandingan.
Melihat statistik di atas, ketiganya bisa dikatakan sebagai striker potensial untuk usia yang masih muda, artinya mereka masih bisa berkembang lebih hebat lagi dan mencetak gol lebih banyak lagi untuk Timnas.
Secara permainan, ketiganya justru bukanlah tipikal striker murni, mereka bertiga bahkan memiliki gaya main yang sama yaitu striker bertipikal winger. Mereka sangat piawai dalam melakukan tusukan-tusukan ke jantung pertahanan lawan. Marselino tipikal winger yang mirip-mirip Neymar, yaitu pemain sayap yang agak suka pamer skill, kemudian Rafael Struick adalah winger yang bertipikal fighter berani bertarung, dan Witan yang jago tricky kalem seperti Andres Iniesta.
Sebenarnya saya sedari dulu mendambakan lini serang Timnas Indonesia dihuni pemain-pemain yang mampu melakukan tusukan tajam, bukan dipenuhi striker murni 'target man' yang malas berlari menunggu bola. Dikarenakan sebenarnya Indonesia sejak dulu dilimpahi pemain-pemain winger yang jago menusuk, tetapi agak kurang dioptimalkan potensinya oleh beberapa pelatih sebelumnya, yang masih memakai pakem striker murni di tengah.
Trio MSW adalah trisula penyerang masa depan Timnas Indonesia, diharapkan gaya kombinasi ketiganya di lini depan dapat dilanggengkan terus menerus dengan pemain-pemain penyerang winger lainnya. Namun paling tidak ada empat hal yang harus menjadi perhatian agar gaya main Trio MSW ini dapat selalu langgeng memberikan kontribusi maksimal bagi Timnas Indonesia, berikut penjelasannya.
Optimalisasi Inverted Winger
Masih ingat Elie Aiboy, Andik Virmansyah, Muhammad Ridwan, atau Ronnie Wabia, mereka kesemua adalah pemain penyerang sayap yang mampu bermain tipikal inverted winger. Dan sebenarnya Indonesia sangat kaya memiliki pemain-pemain seperti itu di berbagai klub di liga 1. Saya sebut saja nama Terens Puhiri, winger Borneo Samarinda, yang oleh kalangan jurnalis Internasional disebut pesepakbola tercepat di dunia. Entah mengapa, Terens tidak dipanggil timnas, padahal usianya masih 27 tahun, usia emas pesepakbola. Mungkin anda jika masih ingat tim generasi emas U19 tahun 2013 besutan coach Indra Sjafri, disana ada nama Ilham Udin dan Maldini Pali, yang juga mempunyai tipikal permainan inverted winger menusuk. Sangat disayangkan, pelatih-pelatih terdahulu kurang mengoptimalkan bakat-bakat winger kita yang saya nilai sebenarnya sudah level 'Asia' di jaman itu.
Apa itu posisi 'inverted winger' ?, berbeda dengan pemain sayap klasik yang kerjaanya hanya menyisir sayap dan memberikan umpan ke striker murni, pemain tipikal inverted winger mempunyai kemampuan dribbling dan kombinasi dalam melakukan tusukan ke jantung pertahanan lawan. Biasanya pemain ini, menempati posisi yang berlawanan dengan kaki dominan kuatnya. Contohnya, Arjen Robben, winger legend Belanda, yang mempunyai kaki yang dominan di kiri, tetapi justru ditempatkan di posisi kanan, sehingga justru ketika melakukan dribble, dia bisa melakukan cutting inside dengan mudah ke arah gawang untuk melakukan tembakan.
Lihat Rafael Struick pada pertandingan lawan Korea Selatan, dimana dia yang dominan kaki kanan, diposisikan agak ke kiri, sehingga kita bisa lihat pada gol pertama, dia mempunyai ruang tembak yang nyaman di sisi kiri lini serang kita, walau posisi agak jauh dari gawang. Lalu Gol masterpiece Witan kontra Yordania, memperlihatkan pergerakan Witan di sisi kanan lini serang, dimana ia menggunakan kaki kirinya yang dominan ketika mencetak gol. Inilah yang dinamakan gaya main inverted winger, dan Shin Tae Young berhasil mengoptimalkan trio MSW menjadi kekuatan Timnas Indonesia yang mengerikan bag lawan-lawannya.
Permainan False Nine
Pada gelaran piala Asia Senior 2023 piala Asia U23 2024, coach STY cenderung bermain dengan gaya False Nine. Gaya main False Nine dipopulerkan oleh Pep Guardiola ketika membesut Barcelona, dimana gaya ini memungkinkan tidak memakai sama sekali striker murni atau CF dalam formasinya. Permainan difokuskan pada passing secara intens di lini tengah dan sayap, pemain selalu bergerak mencari ruang kosong untuk diekspos, dan diakhiri dengan tusukan cutting inside menuju arah gawang lawan.
Gaya ini saya rasa sangat cocok untuk Timnas jika berlaga melawan tim-tim kelas atas Asia, makanya striker murni seperti Ramadhan Sananta atau Hokky Caraka agak jarang dipasang STY di piala Asia, karena tipikal mereka seperti legend Bambang Pamungkas  yaitu goal getter yang menunggu bola.
Gaya main menggunakan striker murni sangat cocok apabila kita melawan tim-tim kelas bawah Asia Tenggara, seperti Laos, Kamboja, Brunei atau Timor Leste, yang apabila melawan kita, mereka pasti membuat pertahanan dengan banyak bek, sehingga dibutuhkan stiker opportunis seperti Ramadhan Sananta atau Irfan Jauhari untuk membongkarnya.
Pada gelaran Piala Asia U-23 2024, permainan False Nine STY benar-benar sangat optimal, utamanya kontra Yordania dan Korea Selatan. Passing tiki taka pun tersaji dengan indahnya dengan pola ini, dikarenakan pemain inverted winger sangat cocok dengan gaya false nine. Rafael Struick, Marselino dan Witan mereka kerap bergantian menjadi posisi false nine, hingga menjadikan bek lawan bingung mana yang harus dijaga pergerakannya, karena begitu mobile-nya mereka bergerak mengekspos ruang kosong.
Butuh DM yang Tangguh
Dibalik permainan inverted winger dan false nine yang apik enak ditonton, dibutuhkan pemain gelandang bertahan atau Defensive Midfielder (DM) yang tangguh. Nama-nama naturalisasi seperti Ivar Jenner, Justin Hubner dan terakhir Nathan Tjoe A On berhasil menjalankan tugasnya sebagai DM yang mumpuni dalam menjaga kedalaman dan ritme permainan, sehingga lini serang bisa dengan nyaman melakukan pergerakan ke depan.
Saya akui, sepanjang saya menonton timnas sedari dulu, kelemahan utama timnas kita adalah belum pernah memiliki DM yang benar-benar tangguh dan bisa membaca permainan dengan baik. Tercatat hanya nama Bima Sakti yang saya rasa memiliki skill DM mumpuni.
Tercatat Nathan dan Hubner sangat piawai dalam menutup pergerakan penyerangan lawan, tidak terburu-buru dalam menekel lawan serta sangat tenang jika dalam tekanan. Belum lagi passingnya yang bisa dikatakan sangat baik dan akurat, mengoptimalkan permainan false nine yang menitikberatkan pada kuantitas jumlah passing.
Saya sepakat untuk posisi DM sebaiknya diisi pemain keturunan Eropa yang ras 'Kaukasoid', karena mereka memiliki ketangguhan body balance lebih baik, dan timnas pun memiliki stok berlimpah pemain naturalisasi atau keturunan untuk posisi ini.
Scouting Winger Muda
Di masa depan kita tidak mungkin selalu bergantung pada trio MSW, diharapkan ketika berlaga pada suatu turnamen, jika sang pelatih membawa stok penyerang sebanyak 5 pemain, maka yang dibawa adalah 4 pemain winger dan 1 saja yang striker murni. Sehingga diharapkan sepanjang 90 menit, pertahanan lawan timnas selalu dibuat kocar kacir dengan tusukan-tusukan winger kita, dikarenakan stok pemain winger yang berlimpah.
Maka dari itu, jajaran tim pelatih dan federasi, selalu intens memantau potensi-potensi pemain winger muda yang dapat didebutkan pada timnas. Karena sedari sekarang kita harus menyadari permainan winger menusuk sudah menjadi trademark timnas Indonesia. Kita bukanlah tim Jerman yang bongsor-bongsor andalkan bola-bola udara, atau tim Nigeria yang andalkan kekuatan fisik dalam menggedor pertahanan. Struktur tulang ras Austronesia yang kecil tapi kekar, memungkinan melakukan speed manfaatkan gravitasi layaknya Maradona, itulah yang menjadi ciri khas kita.
Saya yakin, kita memiliki banyak winger-winger berbakat di seluruh Nusantara dan diaspora luar negeri yang dapat kita optimalkan di timnas. Maka dari itu, scouting yang pernah dirintis oleh coach Indra Sjafrie, bisa terus dilanjutkan agar dapat ditemukan trio MSW yang baru.
Mari kita doakan Trio MSW, Marselino -- Struick -- Witan dapat selalu langgeng di timnas dan tidak dirundung cedera, saya memiliki keyakinan, mereka bertiga akan menjadi trio yang ditakuti di level Asia bahkan Dunia. Semoga Bermanfaat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI