Jika kita kaji, sebenarnya bukan sekedar 'fulus' yang berbicara, tetapi juga melalui perencanaan yang matang di semua lini aspek sepak bola.
Sebagai contoh banyak negara teluk yang kaya akan minyak, namun tak ada prestasinya sementereng Qatar hingga kini adalah bukti perencanaan strategis matang bertahun-tahun yang didukung finansial mantap.
Menggunakan Jasa Pelatih Asing
Berkaca dengan kondisi negaranya, pelatih timnas Qatar hampir didominasi oleh pelatih asing di segala umur. Hampir bisa dihitung dengan jari pelatih-pelatih lokal yang melatih timnasnya, begitu pula pada level klubnya, kebanyakan hampir semuanya menggunakan jasa pelatih asing.
Hal tersebut bisa dimaklumi, karena bisa jadi dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit tersebut, sungguh cukup sulit mencari pelatih yang memiliki kompetensi mumpuni, maka dengan merekrut pelatih dari negara sepak bola lain, adalah jawaban terbaik dalam membangun persepakbolaan mereka.
Aspire Academy
Pada tahun 2004, Emir Qatar mendirikan Aspire Academy yang berfokus pada pengembangan para pemain muda mereka. Tak main-main, akademi sepak bola mereka diakui salah satu yang terbaik di dunia, mereka juga memiliki koneksi dengan beberapa klub di Spanyol dan Inggris, sehingga pemain akademi mereka mempunyai kesempatan bermain di Eropa. Aspire Academy juga memiliki cabang di Senegal, yang juga menjaring para pemain-pemain berbakat dari Afrika.
Usaha keras dari akademi taraf internasional ini membuahkan hasil pada piala Asia AFC U-19 tahun 2014 di Myanmar, dimana mereka menjadi juaranya.
Kemudian, dengan skuad yang hampir sama mereka berhasil menjuarai Piala Asia senior tahun 2019 di Uni Emirat Arab.
Bisa dibayangkan betapa hebatnya akademi sepak bola yang mereka bangun, bukan sekedar megah, tetapi terencana dengan matang.
Timnas Selaras Antara Pemain Naturalisasi dan Pemain Muda
Qatar tak menutup mata betapa minimnya penduduknya yang benar-benar tertarik untuk serius berkarir di bidang olahraga, bagaimana tidak dengan populasinya yang sangat sedikit ditambah komunitas arab aslinya status quo dengan pendapatan per kapita sangat tinggi, sungguh mereka pasti lebih memilih menonton sepak bola, ketimbang berkarir di bidang olahraga.
Maka dari itu, sejak lama Qatar menjalankan kebijakan pemain naturalisasi dari berbagai bangsa, kebanyakan berasal dari Afrika dan Amerika Latin.
Walaupun demikian, pihak federasi cukup baik dalam membuat sinergi antara pemain naturalisasi dan pemain muda hasil didikan akademi.