Sayang di final, mereka harus mengakui raksasa sepak bola jaman itu, yaitu Jerman Barat. Dalam laga pamungkas tersebut, Qatar harus mengakui keunggulan Tim Panser dengan skor 4-0. Bintang legendaris Qatar pada saat itu Bilal Badr, mengutarakan laga mengalahkan Brazil dan Inggris adalah sesuatu yang tak terlupakan dalam persepakbolaan negaranya serta karirnya.
Di tahun 1992, mereka pun kembali menoreh prestasi manis dalam ajang yang sama, dimana mereka mampu lolos hingga babak perempat final.
Dalam ajang Gulf Cup, suatu turnamen antar negara-negara Teluk Persia, mirip dengan turnamen AFF di Asia Tenggara, Qatar pun punya prestasi mentereng, di mana mereka sudah mengoleksi 3 gelar juara.
Dalam ajang piala Asia U-19 2014 di Myanmar, mereka pun secara mengejutkan menjadi juara, dengan mengandaskan Korea Utara 1-0 di babak final. Di mana dalam turnamen yang sama, Indonesia yang diperkuat Paulo Sitanggang dkk, tidak lolos babak grup, malah terbenam di posisi buncit grup, dikalahkan berturut-turut oleh Uzbekistan, Australia dan Uni Emirat Arab.
Prestasi paling mengejutkan adalah ketika mereka berhasil menjuarai Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab, padahal saat itu mereka sedang terkena sanksi politik, di mana dalam kejuaraan tersebut, mereka disanksi tidak boleh ada supporter Qatar yang bisa hadir menonton langsung.
Prestasi tersebut diulang kembali oleh Qatar, yang menjuarai Piala Asia 2023 di rumah mereka sendiri, seolah menegaskan bahwa mereka adalah raksasa sepak bola Asia baru.
Sederet prestasi hebat Qatar tersebut tentunya tidak mungkin hanya dibangun semalam atau mengandalkan pemain naturalisasi seperti yang sedang dilakukan timnas kita sekarang.
Ada beberapa faktor, mengapa negara mungil ini bisa berprestasi hebat jika dibandingkan dengan sepak bola negara kita yang sudah dibangun semenjak jaman colonial, berikut beberapa faktor yang membuat prestasi sepak bola negara Qatar mentereng.
Dibangun Pangeran Gila Bola
Selayaknya negara-negara Arab kaya minyak lainnya, Qatar dikuasai segelintir elite para Ke-Emiran atau Kepangeranan bangsawan Arab.
Adalah keluarga klan Al-Thani penguasa negara Qatar, yang benar-benar serius membangun investasi bidang olahraga, termasuk sepak bola.
Keluarga Al-Thani hampir seluruhnya bersekolah di Inggris, sehingga semua pangeran-pangerannya tak ayal juga menggandrungi olahraga sepak bola semasa di Inggris. Sebut saja Sheikh Jassim, salah satu pangeran klan Al-Thani yang berhasil membeli Manchester United, atau ayahnya Sheikh Tamim yang berinvestasi besar-besaran membangun stadion sepak bola taraf Internasional, hingga akhirnya sukses menyelenggarakan Piala Dunia 2022.