Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Perang Dunia III, Imbas Iran Serang Israel, di Mana Saja Lokasinya?

16 April 2024   05:14 Diperbarui: 16 April 2024   05:30 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AS dan Israel Latihan Militer Bersama (sumber : suarapalestina.com

Pada tahun 614 M, terjadi peristiwa geopolitik dimana Kekaisaran Sasaniyah atau bangsa Persia yang sekarang kita kenal negara Iran berhasil menaklukkan kota Yerusalem. Penguasa Kekaisaran Sasaniyah saat itu adalah Khosrau II dikenal akan hegemoninya menguasai daerah Syam dan seluruh timur tengah dengan mengalahkan Romawi Timur atau Byzantium.

Khosrau II hidup sezaman dengan Nabi Muhammad SAW, dan dia disebut dengan nama Kisra oleh banyak riwayat hadis. Dikisahkan pula setelah kejadian itu turunlah surah Ar Ruum, yang sebagian isinya meramalkan tak lama dari penaklukan Persia atas Yerusalem, maka bangsa Romawi lanjut menguasainya kembali, namun tak lama dari itu pula, kaum mukmin pun berhasil membebaskan baitul Maqdis dari Byzantium.

Sekelumit kisah geopolitik timur tengah di jaman Nabi Muhammad SAW di atas, sepintas agak mirip skenario serangan Drone Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) kemarin. Dimana, bangsa Persia yang mewakili dunia timur tengah saat itu, berusaha mematahkan hegemoni dunia barat yang diwakili Byzantium. Dikisahkan sudah berabad-abad lamanya Bangsa Romawi Timur mengusai daerah Syam dan sekitarnya, termasuk Palestina. Saking kuatnya Byzantium saat itu, sangat sulit sekali bagi bangsa Persia atau Mesir Kuno yang mewakili dunia Timur Tengah, mengalahkan pengaruh Byzantium di sekitaran Syam.

Seolah mengulangi kisah yang sama 14 abad yang lalu, serangan Drone Iran ke Israel kemarin seperti memantik dan membangunkan negara-negara Arab untuk melawan kekuasaan Israel atas Palestina, melawan hegemoni Amerika Serikat yang mengacak-acak Timur Tengah demi kepentingan geopolitiknya.

Dalam sebuah wawancara di media televisi, pengamat Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, menuturkan bahwa skenario perang dunia III bisa saja terjadi setelah serangan Iran atas Israel, dengan kondisi apabila Israel positif membalas serangan dengan menyerang balik Iran, lalu kemudian Amerika Serikat turun ikut campur langsung dalam laga perang ini.

Artikel ini hanya analisa pengandaian saja, berusaha menggali kemungkinan-kemungkinan skenario kedepan yang bisa saja mengarah pada terjadinya Perang Dunia III. Lalu, bagaimana skenario awalnya dan front-front mana saja kiranya bakal menjadi teater Perang Dunia III, mari kita bahas.

Pra Kondisi

Merujuk ahli pengamat hukum Internasional Hikmahanto Juwana, prasyarat kemungkinan bisa terjadinya perang dunia III pasca serangan Iran atas Israel kemarin, adalah apabila Israel dengan segera membalasnya, lalu Amerika Serikut sekutu utamanya juga turun tangan mengatasi hal tersebut.

Hal tersebut memang masih cukup dirasa prematur apabila bisa menjadi alasan khusus konflik bisa lebih meluas ke bagian geopolitik lainnya. 

Menurut saya, pemain utama geopolitik saat ini ada 5 yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, NATO (Eropa), dan Arab Saudi, sekali lagi saya cuma pengamat amatiran, bisa saja salah, tapi memang begitu faktanya, dimana Amerika Serikat sebagai hegemoni utama, Rusia yang punya cadangan minyak dan gas berlimpah disertai ambisi Putin, NATO (negara Eropa) yang punya kekuatan besar tapi masih takut-takut, China yang GDPnya mulai menyalip semua negara dan Arab Saudi merupakan representasi dunia Islam yang mulai bangkit plus ambisi Muhammad Bin Salman yang masih misteri.

Menurut saya, jika kesemua pemain utama geopolitik tersebut benar-benar main secara pro-aktif pasca konflik awal antara Iran-Israel, maka sudah dipastikan Perang Dunia III sudah dimulai, namun apabila salah satunya hanya pasif, entah mungkin hanya mengecam gertak saja, maka situasi perang hanya bersifat proxy saja, tidak meluas ke berbagai belahan dunia.

Baiklah, bagaimana seandainya kemungkinan terburuk perang dunia benar-benar terjadi, berikut skenario front-front teater yang bakal terjadi pertempuran sengit di jagad bumi ini.

Teater Syria-Irak-Yordania-Lebanon-Palestina

Sebut saja ini adalah teater Syam atau Levant, nama kuno untuk wilayah Timur Tengah bagian utara, wilayah yang sedari jaman kuno, memang sering jadi rebutan bangsa-bangsa besar dunia. 

Baiklah, skenario awal adalah Israel harus membalas Iran, untuk menyerang darat atau rudal balistik langsung ke daratan Iran, saya rasa agak sulit, maka target awal Israel adalah menyerang Lebanon Selatan, yang merupakan wilayah operasi milisi Hizbullah.

Milisi Syiah Hizbullah adalah kaki tangan Iran di Lebanon untuk melawan Israel selama ini, mereka disuplai persenjataan oleh Iran. Konflik sudah sering terjadi di perbatasan Lebanon Selatan dan Israel, namun pada momen ini, bisa jadi Israel akan melakukan serangan yang serius, tidak  sekedar kirim roket, tetapi benar-benar serangan terstruktur dan menyatakan perang dengan Lebanon. 

Sebagai info, wilayah Lebanon juga merupakan wilayah yang ingin dikuasai Zionis Israel, karena termaktub sebagai 'tanah yang dijanjikan' menurut keyakinan mereka. 

Bisa kemungkinan juga Israel menyerang wilayah Sinai, menyatakan perang ke Mesir, untuk meblokir Gaza, tetapi hal itu bisa terjadi, apabila ada dukungan khusu dari Amerika Serikat.

Di sisi timur teater ini, besar kemungkinan, intel Amerika Serikat kembali mengaktifkan 'kegilaan' ISIS di wilayah-wilayah yang masih dikuasainya. AS memang tak nyatakan terlibat ISIS, tetapi saya meyakini dibalik sesatnya ISIS ada AS dibalik semua itu. ISIS bakalan kembali beraksi bahkan lebih menggila, mengobrak abrik semua lawan-lawannya di Iraq Utara, Syria timur bahkan hingga Yordania. Maksud mengaktifkan ISIS kembali, merupakan strategi pengalihan AS bagi Iran untuk berfikir ulang menyerang Israel lewat darat.

Di Laut Tengah dan Teluk Persia, saya perkirakan Kapal Induk AS sudah bersiap-siap, tinggal bagaimana respon Arab Saudi dan Turki apakah mau wilayahnya menjadi pangkalan militer aktif AS selama perang berlangsung, hal ini masih misteri.

Teater Ukraina

Rusia memanfaatkan kesempatan momen berharga ini untuk memastikan kewilayahannya di Ukraina timur, bahkan usaha untuk memperluas lagi wilayahnya di Ukraina. Bola ada di NATO, karena dalam momen ini Rusia benar-benar memancing Eropa untuk terjun ke Ukraina, selama ini negara NATO, utamanya Eropa Barat masih ragu apakah mau membantu Ukraina atau tidak.

Kalau memang benar terjadi NATO membantu Ukraina, kemungkinan perang tidak akan meluas hingga ke wilayah Eropa utama, hanya sebatas di Ukraina saja, Rusia pasti tetap berpikir ulang untuk menyerang daratan utama Eropa, mengingat mereka pun punya investasi besar disana. Pertempuran sengit bakal terjadi di semenanjung Krimea, siapa yang berhasil mengklaim wilayah ini, maka perang usai, peta Eropa pun resmi berubah.

Front Kashmir

Setali tiga uang seperti Rusia, China menurut pengamatan saya, bisa jadi memanfaatkan momentum ini, untuk membantu Pakistan membereskan masalah wilayah Kashmir yang tak kunjung selesai selama puluhan tahun melawan India.

Beberapa tahun terakhir, China menjadikan Pakistan sebagai aliansi serius dengan berbagai kerjasama ekonomi dan aspek lainya yang merupakan bagian dari program ambisius Belt and Road Initiative-nya China atau program Jalur Sutra Baru. Bahkan China memiliki pelabuhan niaga khusus di Gwadar, Pakistan, yang bisa saja menjadi suplai bagi Iran dalam perang ini melalui samudra Hindia.

Sebelumnya, pihak China sendiri secara terang-terangan mendukung Pakistan untuk menguasai wilayah Kashmir. Maka dalam kesempatan ini, China bakal habis-habisan mensupport persenjataan Pakistan, bahkan jika perlu juga menerjukan pasukan daratnya. Sekarang tinggal bagaimana respon Amerika Serikat, apakah mau membantu India.

Afrika Utara -- Arab Spring II

Wilayah ini tidak saya sebut 'front', karena tidak terjadi pertempuran antar negara, tetapi bisa jadi intel-intel Amerika Serikat bakal bermain lagi untuk kedua kalinya dalam Arab Spring, negara seperti Mesir, Libya, Tunisa bahkan Aljazair, bakal terjadi perang sipil lagi dan kudeta. Maksud Amerika Serikat menyulut diam-diam Arab Spring II adalah supaya negara-negara Arab di Afrika Utara tidak ikut campur untuk menyerang Israel dan hanya sibuk perang sipil di dalam negaranya saja.

Gencatan Senjata Houthi

Bisa jadi konflik Yaman bisa berakhir dalam momen ini, Iran bisa saja menghimbau Houthi untuk gencatan senjata, dengan alasan agar fokus dalam konflik Israel serta menjaga hubungan baik dengan Arab Saudi untuk sementara waktu. Hal ini harus dilakukan oleh Iran agar supaya Amerika Serikat tak menempatkan pasukannya dalam skala besar di wilayah Saudi.

South American Spring

Bisa kemungkinan konflik Arab Spring bisa merembet ke negara-negara Amerika Selatan, dikarenakan kondisi terkini banyak negara Amerika Latin yang sedang resesi ekonomi hebat, apabila harga minyak bumi mentah melambung tinggi akibat konflik Israel-Iran, maka bisa jadi negara-negara seperti Argentina, Kolombia, Venezuela yang sedang resesi bisa terjadi kerusuhan besar-besaran bahkan bisa terjadi perang sipil dan kudeta berdarah, karena kondisi ekonomi yang sudah sangat tercekik.

Ketegangan Asia Timur

Saya perkirakan tidak terjadi konflik kontak fisik di wilayah ini, tetapi ketegangan bakal lebih intens. Korea Utara sudah pasti habis-habisan mendukung langkah Iran, rudal Taepodong mungkin semakin sering dipamerkan untuk sekedar gertak sambel saja . Pada momen ini, ketegasan sikap Jepang mulai ditentukan, apakah pro Israel atau tidak. 

Jepang tergabung dalam G7, yang kesemua anggota pro negara Israel. Di sisi lain, Jepang selama ini sangat aktif memberikan bantuan kemanusiaan terhadap warga Palestina. Bisa jadi, Jepang mengambil risiko memberikan bantuan logistik secara besar-besaran terhadap warga Palestina yang paling terdampak dalam konflik ini.

Wilayah Lainnya

Di Amerika Serikat, bakal jadi demo besar-besaran di berbagai kota, dimana masyarakatnya meminta agar tidak mengirimkan tentara ke wilayah konflik perang. Demo yang terjadi bakal agak lebih chaos, banyak masyarakat AS yang juga sebal kepada pemerintahannya pro negara Israel. 

Begitu pula di Afrika Tengah dan Selatan, bakal terjadi demo besar-besaran menentang pendudukan Israel di Palestina, namun kemungkinan tidak terjadi eskalasi politik yang kentara, masih bersifat hanya kecaman dan bantuan kemanusiaan.

Di Asia Tengah, wilayahnya bakalan sibuk jadi perlintasan alutsista maupun pasukan dari Rusia, Iran bahkan China. Besar kemungkinan, mereka mempersilahkan wilayahnya menjadi pangkalan militer bagi ketiga negara tersebut, mengingat hubungan diplomatik yang baik diantara mereka.

Di Asia Tenggara, negara seperti Indonesia dan Malaysia bakalan bahu membahu memberikan bantuan kemanusiaan dalam skala besar dan massif untuk membantu korban di wilayah front perang, utamanya wilayah Gaza melalui Mesir. Sementara Australia, bakal bersama AS mengirimkan kapal induknya di teluk Persia.

Kesimpulan Sementara

Sekali lagi artikel ini hanya analisis pengandaian saja, bahkan saya memperikirakan kemungkinan Perang Dunia III peluangnya sekitar 0,5 %. Alasannya ,masyarakat dunia sudah menyadari dan belajar dari dua Perang Dunia sebelumnya, menimbulkan korban yang tidak sedikit serta dampak ekonominya. Tetapi kita tidak tahu jalannya geopolitik yang sukar ditebak, mengingat Benyamin Netanyahu memiliki rekam jejak buruk dalam menjaga perdamaian, bisa saja konflik meluas menjadi liar hingga menjadi perang dunia.

Saya pribadi menilai bola kali ini dipegang Arab Saudi, mereka memang tidak punya militer yang kuat, tetapi posisi letak strategisnya, kepenguasaan cadangan minyak dunia serta leader dalam dunia Islam yang tengah bangkit, memegang peranan sangat penting dalam konflik ini, apakah memilih pro Amerika Serikat secara penuh atau menolak wilayahnya menjadi pangkalan militer aktif bagi AS, dunia Islam sangat menunggu sikap pasti dari Arab Saudi.

Perang ini bukanlah perang sektarian, tetapi murni fitnah hawa nafsu dari manusia untuk menguasai emas hitam alias minyak bumi dan hegemoni kekuasaan dunia. Semoga perang dunia tidak terjadi, karena setiap umat manusia mempunyai hak untuk hidup dengan damai tanpa ada desingan peluru atau hujaman bom dalam tumbuh kembangnya. Semoga Bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun