Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Lendo Novo, Sang Konseptor Sekolah Alam

8 Maret 2024   05:26 Diperbarui: 8 Maret 2024   05:29 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkesempatan Berfoto Bersama dengan Ibu Jusrijanah, istri alm Lendo Novo (sumber : Dokpri)

Berkaitan dengan karakter hiperaktifnya, Lendo Novo kecil sangat akrab dengan hukuman dari orang tuanya yang memandangnya sebagai anak nakal. Sehingga sang ayah pun memberikan didikan dengan keras kepada beliau. Walaupun demikian, Bang Lendo  menyatakan didikan sang ayah justru memberi pengaruh besar dalam perjalanan hidupnya. 

Sewaktu kecil beliau lebih dekat dengan sang nenek, sosok yang menjadi penjaga dan pembela kala mendapat hukuman sang ayah. Lendo kecil bahkan tidur bersama nenek hingga berumur 10 tahun. Dalam bimbingan neneknya, Lendo kecil ditempa ketegasan dalam kepemimpinan, yang memacu dirinya untuk berjuang keras dalam meraih sesuatu.

Ketertarikan Bang Lendo pada dunia pendidikan sudah terlihat saat masih berusia sekolah dasar. Ia lebih suka bermain dengan anak-anak yang lebih dewasa. Ia betah berlama-lama berdiskusi dengan orang-orang yang sudah memiliki pemikiran matang. Kebiasaan itu lama kelamaan membentuk pemikirannya lebih dewasa dan visioner.

Aktivis Mahasiswa

Pada saat masa perkuliahan di ITB, banyak pengalaman yang beliau torehkan seperti memiliki catatan kepemimpinan seperti Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan PATRA ITB, Sekretaris Jenderal Forum Ketua Himpunan Jurusan ITB (Sekjen FKHJ), Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan PATRA ITB, Ketua Komisi Pendidikan FKHJ ITB, Ketua Umum Yayasan Alam, dan Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil

 Pada masa tersebut ia pun terjun ke dalam dunia aktivis, dikisahkan pada tahun 1989 ia dituding aktor unjuk rasa mahasiswa saat eks Menteri Dalam Negeri jaman Orba, Rudini, berkunjung ke ITB. Pada akhirnya aksi demonstrasi itu berujung tragis, ia dibui 7 bulan bersama 10 orang mahasiswa ITB lainnya.

Di hotel prodeo,  bang Lendo justru menemukan gagasan penting. Ia ingin berkontribusi membangun negerinya melalui jalur pendidikan. Ia meyakini seluruh bangsa di dunia memulai kebangkitan melalui jalur pendidikan. Setelah cukup lama memikiran konsep pendidikan, ia menemukan konsep pendidikan dari surah Al-Baqarah ayat 30, bahwa manusia diciptakan di muka bumi sebagai khalifah (pemimpin atau pengatur). Dari ayat itu, ia merancang kurikulum ideal yang melahirkan pemimpin.

Kurikulum itu mencakup empat pilar yakni pilar Akhlak Mulia (cara manusia bertakwa kepada Allah Ta'ala), Logika (cara tunduk makhluk selain manusia --flora dan fauna- kepada Allah Ta'ala, kepemimpinan (cara menjadi pemimpin) dan bisnis (cara mencari rejeki halal barokah)

Bang Lendo mengejawantahkan konsep tersebut dengan nama Sekolah Alam. Ia memiliki keyakinan bahwa setiap proses penciptan alam semesta, Allah selalu mengajak manusia untuk mentadabburi alam untuk lebih mengenal-Nya. Misi Sekolah Alam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia agar mengasihi sesama dan ramah terhadap lingkungan.

Mendirikan Sekolah Alam

Setelah keluar dari penjara, ia menjalankan konsep tersebut dengan mendirikan TK Salman di bukit Awi Ligar, Bandung di sebuah rumah tipe 70. Ia mendidikan anak usia dini dengan metode baru buah pikirannya. Tak lama setelah berdirinya TK Salman, pegiat pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia datang berguru kepadanya. 

Namun, mereka mengeluhkan dana yang cukup besar untuk mewujudkan konsep sekolah seperti TK Salman. Paradigma sekolah berkualitas selalu mahal tentu mematikan harapan masyarakat kelas bawah yang juga ingin mendapatkan kualitas pendidikan yang baik.

Bang Lendo pun bersikeras ingin mengubah paradigma itu menjadi sekolah berkualitas untuk semua. Proses dalam mencapai cita-cita itu memang tak mudah, panjang dan berliku. Ia terus memperbaharui konsep Sekolah Alam yang berkualitas untuk semua kalangan. Langkah awal yang ia lakukan adalah merekrut guru terbaik, mengembangkan metode belajar-mengajar yang tepat, dan menyediakan buku-buku berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun