Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Isra' Mi'raj dan Makna Menghargai Waktu

5 Februari 2024   05:27 Diperbarui: 5 Februari 2024   06:13 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perjalanan Manusia (sumber: euoposters.eu)

Sewaktu saya masih duduk bangku SD pada saat kelas pesantren kilat sewaktu bulan Ramadhan, saya mendapat tausiah dari seorang ustad yang cukup menarik topiknya, yaitu tentang ciri-ciri Dajjal di akhir zaman. Bagi anak SD, topik metafisik seperti ini terasa seru dan epik untuk didengarkan, dan salah satu ciri Dajjal yang saya ingat terus hingga kini adalah makhluk laknat ini bermata satu dan suka membuat manusia mudah melupakan waktu untuk mengingat Allah tanpa disadarinya.

Sewaktu itu, saya membuat cocoklogi bahwa Dajjal tidak harus berbentuk seperti manusia atau monster, tetapi harus cocok dengan ciri-cirinya serta bersifat melenakan manusia dari kewajibannya menyembah Allah, dan pada saat itu saya berpikir ‘Televisi’ adalah Dajjal sesungguhnya, karena ia ‘bermata satu’ alias berlayar satu, tapi tanpa disadari membuat manusia lupa akan waktu, karena sering menghabiskan waktu untuk menonton acara-acara televisi yang melenakan waktu untuk ibadah.

Seiring berjalannya waktu, acara televisi mulai kurang menarik, Dajjal pun bertranformasi menyesuaikan zamannya, dia berubah menjadi makhluk yang bernama ‘smartphone’. Lagi-lagi makhluk ini memiliki ciri bermata satu alias berlayar satu, hebatnya lagi hampir semua sendi kehidupan manusia mulai dikendalikan oleh smartphone ini.

Di Jaman sekarang, manusia lebih sibuk melihat Dajjal bermata satu yang bernama Smartphone ketimbang menghabiskan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengkaji ilmu kalam yang dapat menambah kualitas keimanan ketaqwaan dalam diri kita.

Sungguh berkali-kali di dalam Al Quran, Allah selalu memperingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu merugi dalam hal waktu. Tanpa sadar bahwa kita ‘membunuh’ diri kita sendiri dengan mensia-siakan waktu, karena orang  bijak mengatakan waktu adalah pedang.

Kisah Isra Mi’raj adalah sebuah kisah simbolis dimana manusia harus benar-benar memanfaatkan waktu sebaik-baik mungkin. Kisah ini bukan sekedar kisah metafisika belaka, tetapi penuh dengan nilai-nilai universal tentang betapa berharganya setiap detik waktu yang kita lalui dan yang sudah berlalu. Berikut beberapa poin tentang kisah Isra Mi’raj yang bisa kita ambil hikmahnya.

Dimensi Ruang dan Waktu

Peristiwa Isra dimana Rasulullah SAW diberangkatkan oleh Malaikat Jibril dengan kendaraan Buraq dari Mekkah menuju Baitul Maqdis dan naik ke Langit untuk menerima perintah Shalat lima waktu dari Allah SWT dengan hanya waktu satu malam saja, adalah suatu peristiwa betapa teori relativitas waktu itu benar-benar nyata.

Rasulullah SAW menjalani Time Traveller dengan melihat masa lalu dan masa depan umatnya, dan memperingatkan umatnya betapa manusia harus selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, agar tidak mendapatkan siksa neraka yang beliau saksikan sewaktu melakukan perjalanan mulia ini.

Tertipu Dengan Waktu Luang

Perjalanan Isra’ Mi’raj yang berlangsung sangat singkat, namun dalam perjalanan tersebut, Rasulullah SAW disuguhi betapa sungguh perjalanan sejarah umat manusia dipenuhi dengan kesia-sian yang tanpa disadarinya, sehingga pada akhirnya menimbulkan kehancuran bagi umat manusia itu sendiri.

Rasulullah SAW bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan dan waktu luang” (HR Bukhari dan Ibnu Majah). Sungguh hal ini benar-benar sudah nyata di depan mata kita, dimana kita terjebak dengan makhluk yang bernama smartphone, entah itu tua dan muda maupun anak-anak, menghabiskan waktunya dengan smartphone hingga banyak diantara mereka lupa akan kewajiban ibadah kepada Allah SWT.

Meninggalkan Yang Tidak Bermanfaat

Dikisahkan dalam kisah Isra’ Mi’raj, Rasulullah SAW berkali-kali ‘bernegoisasi’ kepada Allah SWT tentang harus berapa kali dalam sehari umatnya untuk melaksanakan kewajiban Shalat. Rasulullah SAW mendapat wejangan dari Nabi Musa AS, agar meminta keringanan kepada Allah dalam kewajiban shalat, hingga akhirnya turunlah kewajiban shalat lima waktu, yang dirasakan cukup ringan bagi umat Nabi Muhammad SAW.

Namun apa yang terjadi, ketika umat Islam sudah diberikan keringanan shalat lima waktu, masih saja banyak umat muslim yang meninggalkannya. Hal ini mengindikasikan betapa kurangnya manusia dalam memanfaatkan waktu untuk beribadah kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW berkata, “Di antara kebaikan Islam, adalah seseorang meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR Tirmidzi). Artinya Rasulullah SAW sudah memperingatkan kita untuk meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah dalam menghabiskan waktu kita. Hargailah setiap momen waktu kita untuk dihabiskan pada hal-hal yang bermanfaat dan beribadah kepada Allah SWT.

Menjadi Orang Asing Dalam Kehidupan Dunia

Dari Abdullah bin Umar ia berkata: ‘Rasulullah SAW memegang kedua pundakku seraya bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan.’Ibnu Umar berkata: ‘Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Apabila kamu berada di pagi hari jangankah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu." (HR Bukhari)

Sebagaimana kisah Isra’ Mi’raj dan hadis di atas, perjalanan kehidupan manusia layaknya seorang penjelajah asing yang sedang melakukan perjalanan menuju kampung akhirat, dimana dalam perjalanan tersebut kita harus selalu bergegas menyiapkan segala sesuatunya di setiap etape fasenya, tidak ada kata-kata menunda dalam melakukan sesuatu yang penting.

Orang bijak berkata, waktu bagaikan pedang, jika kita tidak berhati-hati, waktulah yang akan membunuh kita perlahan-lahan, maka dari itulah selalu dan selalu untuk membekali diri kita dengan ilmu bermanfaat serta melaksanakan kewajiban ibadah kepada Allah SWT agar senantiasa kita siap sedia menghadapi setiap fase kehidupan kita, kita tidak tahu apakah besok kita justru memasuki fase alam kubur, orang-orang bertakziah pada jasad kita dan malaikat menanyakan apa saja yang kita lakukan selama perjalanan kehidupan kita. Maka dari itu, para pembaca yang budiman jadikanlah momen Isra’ Mi’raj menjadi pengingat bagi kita agar selalu menghargai waktu yang tanpa terasa berlalu sangat cepat. Semoga Bermanfaat.

#Motivisiana  #Bethenewyou #Kompetisi menulis #Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun