Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Menjadi Konstituen Legislatif yang Mutual

26 Desember 2023   05:04 Diperbarui: 26 Desember 2023   08:38 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi politik | Sumber: Didie

Maka dari itu, sudah saatnya kita sebagai pemilih harus bisa pro aktif untuk menjalin hubungan dengan para caleg yang dirasakan sesuai idealisme kita. Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai pemilih atau konstituen yang mutualis.

Mengikuti Secara Aktual Perkembangan Sang Legislator

Jika kita sudah memfilter sekian banyak caleg aktif pada sosial media yang sesuai dengan preferensi dasar kita, maka langkah selanjutnya adalah mengikuti segala perkembangannya kiprahnya dalam membangun aspirasi konstituennya.

Secara tidak langsung, sebenarnya para caleg tersebut adalah cerminan diri kita yang terwakilkan oleh hak legislatif si caleg. Dan apabila seandainya si caleg itu benar-benar sudah terpilih, kita sebagai konstituen pun harus juga mengikuti perkembangannya.

Hal ini menjadi penting, karena sebisa mungkin suara kita bukan hanya sekedar hitungan angka semata di mata para legislator, tetapi bisa menyuarakan langsung aspirasi kita kepada mereka baik secara langsung (jika bisa) atau melalui laman sosial media.

Bukan bentuk pengkultusan

Berbeda dengan pilihan calon presiden, teramat jarang kita menemukan para pemilih yang membantu mengkampanyekan para caleg favoritnya. Padahal hal ini teramatlah penting, agar kita berupaya untuk memilih terbaik dari yang terbaik.

Untuk sebagai catatan, sebagai pemilih, kita pun berupaya agar tidak terjebak menjadi konstituen 'fanatik' atau mengkultuskan si caleg. 

Kita harus berupaya tetap dengan akal yang logis serta sehat dalam mendukung caleg favorit kita. Justru dengan menjalin secara aktif dengan caleg di laman sosial media adalah bentuk dukungan aktif yang bisa mencerminkan si caleg benar-benar serius dalam menggali aspirasi konstituennya lewat dialog di sosial media.

Media Kritik

Jika seandainya caleg pilihan kita, benar-benar terpilih, kita pun terus-menerus mengkritik apa-apa saja yang belum diperjuangkan olehnya dalam periode waktu tertentu. Kritik kita adalah bentuk kontrol secara langsung terhadap kiprah sang caleg dalam memperjuangkan aspirasi yang sudah disepakati dari awal.

Lewat mereka pun, kita bisa mengkiritik kebijakan-kebijakan eksekutif yang dirasakan kurang manfaatnya atau malah menyesengsarakan rakyat. Dikarenakan jalinan emosional yang sudah erat lewat sosial media, kita bisa bebas menyuarakan kritik-kritik terhadap kebijakan kepala daerah di dapil kita yang dirasakan kurang berpihak pada rakyat melalui laman sosial media legislator yang sudah kita pilih.

Lebih baik menyuarakan uneg-uneg permasalahan sosial masyarakat langsung ke laman sosial media para legislator, ketimbang cuap-cuap di status pribadi kita. Paling tidak, kita juga memberi 'kerjaan' untuk para legislator agar bisa menindaklanjuti apa-apa saja yang kita keluhkan di akar rumput.

Memberi Saran dan Solusi

Jika memang hubungan para pemilih dan legislatornya sudah terjalin cukup baik, bukan tidak mungkin, bisa dilanjutkan dengan kopi darat bertemu secara langsung, entah di warung kopi atau sarasehan di masa reses anggota DPR / DPRD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun