Bisa jadi pengungkapan khayalan tingkat tinggi anak esde adalah ungkapan emosional yang kadang tak terlihat pada mereka. Mereka memang belum paham betul  tentang emosi, karena dunia mereka isinya hanyalah bermain saja.
Sebagai contoh pada konflik Palestina kemarin, mereka mampu mengungkapkan perasaan emosionalnya dengan hal-hal imajinatif yang saya sebutkan di awal artikel ini. Mereka belum bisa berkata secara emosional layaknya orang dewasa, maka lewat ruang imajinatif-lah mereka bisa mengungkapkan emosi.
Mereka bisa belajar emosi lewat gambar ekspresi wajah, warna atau konsep arah tujuan apa yang mereka akan gambar. Di sini peran orang tua dan pengajar menjadi sangat sentral, dan perlu ada intervensi kepada mereka, agar pertumbuhan emosional mereka menjadi terarah.
Memacu Kreativitas
Sudah jelas, pola mindset khayalan tingkat tinggi anak esde akan memacu daya kreatifitas dalam berbagai aspek. Bagaimana mereka bernarasi cerita aneh, mengungkapkan perasaan lucu, memainkan lagu-lagu unik, menggambar monster adalah sesuatu yang 'wajar' untuk seusia mereka.
Jika kita bisa memacu kreatifitas mereka, maka mereka akan tumbuh kembang menjadi pribadi yang lebih terbuka, supel dan mampu memecahkan masalah secara mandiri.
Kreatifitas tidak bisa muncul begitu saja, sebagai pengajar atau orang tua harus selalu menyediakan media yang jamak untuk menampung imajinasi mereka yang berlebih dan melimpah tersebut.Â
Pada usia inilah, adalah saat dimana mereka bisa memilih banyak opsi tentang 'mau melakukan apa', jadi berikanlah ruang itu, agar mereka kelak tahu apa sebenarnya yang mau mereka lakukan kelak dewasa nanti.
Selayaknya the power of emak-emak yang merajai jalan raya, kita pun harus bisa menghargai dan mengakui The Power of Anak Esde yang mempunyai daya khayal halu imajinasi tingkat tinggi, pesannya jangan dibatasi, berikanlah ruang gerak seluas-luasnya, karena kelak pasti mereka akan tahu batasannya hingga menjadi pribadi bijak kemudian hari. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H