Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

The Power of Anak Esde: Pentingnya Khayalan Tinggi pada Perkembangan Anak

7 Desember 2023   05:07 Diperbarui: 15 Desember 2023   02:20 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Proses Imajinatif (dokpri)

Pak, nanti saya siapkan Tank Abrams untuk menggempur Israel

Pak saya mau naik pesawat jet dari sekolah ke Palestina mau bantu korban disana

Pak saya mau beli semua makanan di warung depan terus dikirim ke Palestina

Itulah celetukan-celetukan imajinatif khayalan tingkat tinggi para murid saya pada saat isu Palestina yang sempat menghangat kemarin. Itulah kekuatan dari anak SD, kekuatan khayalan setinggi-tingginya, The power of anak esde.

Sebagai pengajar tingkat sekolah dasar, saya mengamati memang ada keunikan tersendiri dalam hal perkembangan imajinasi dari peserta didik sekolah dasar, utamanya mulai dari kelas 2 sampai kelas 5, yaitu usia transisi dari usia emas menuju ke remaja awal. Gagasan imajinasi mereka berbeda sekali dengan sewaktu mereka masih taman kanak-kanak atau ketika sudah beranjak remaja.

Ketika masih taman kanak-kanak, imajinasi mereka masih sangat terbatas dari apa yang mereka lihat di sekitarnya dan masih dominan diarahkan oleh orang tua atau guru mereka. Sementara ketika beranjak remaja mereka sudah mulai agak rasional dalam berpikir, daya imajinatifnya sudah lebih terarah.

Maka dari itu rentang usia antara usia 7-10 tahun, adalah usia dimana fase perkembangan manusia yang paling suka berimajinasi tingkat tinggi dalam sepanjang hidupnya. Banyak orang tua yang mengabaikan hal ini, bahkan ada yang menganggap aneh kelakuan-kelakuan hiperbolik anak-anak usia ini.

Kalau mau disadari, yang paling aware atau paling perhatian tentang perkembangan imajinasi anak-anak dalam rentang usia ini adalah penjual kaos anak-anak. Lihat saja, kaos anak-anak usia tersebut gambarnya berkisar bertema superhero atau tokoh kartun imajinatif.

Kadang kita perhatikan pola gambar anak-anak seusia ini biasanya sudah tidak lagi gambar dua gunung beserta sawahnya. Pada kelas saya, ketika sesi menggambar bebas, hampir seluruhnya gambarnya adalah imajinatif, bukan lagi meniru sesuatu.

Ada yang menggambar tank yang bermoncong besar ditambahkan rudal serta banyak persenjataan, adapula yang menggambar kapal yang bentuknya aneh dan penuh jendela, ada yang menggambar superhero buatan versinya sendiri.

Di usia ini pula, kisah-kisah horor selalu menjadi topik pembicaraan yang paling seru diantara mereka. Kisah penunggu WC paling pojok, ruang gudang misterius atau sudut gelap samping UKS adalah topik-topik paling 'panas' imajinatif halu tingkat tinggi para anak esde.

Banyak sekali hal-hal imajinatif tingkat tinggi yang selalu dimunculkan anak-anak esde ini, dimana kadang membuat orang dewasa kewalahan menghadapi dentuman-dentuman pertanyaan mereka yang kadang juga sangat hiperbolik.

Lalu apa implikasinya kita sebagai pengajar atau orangtua dalam menghadapi anak-anak esde yang tingkat imajinasinya sangat tinggi ini, apakah ini suatu hambatan pembelajaran atau anugerah anak-anak yang tumbuh sehat mentalnya.

Kita tidak bisa membatasi ruang gerak berpikir mereka, karena memang secara mental, mereka harus seperti itu pada  umur berakhirnya masa usia emas. 

Berikut manfaat jika kita mampu mengarahkan daya khayal imajinatif tingkat tinggi anak esde.

Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Ketika mereka berimajinasi baik dalam bentuk narasi cerita atau menggambar sesuatu, maka tanpa disadari akan membentuk pola awal berpikir dalam perkembangan otak mereka. Mereka akan lebih mudah berpikir sebab akibat.

Jika kita membatasi ruang gerak imajinasi mereka, maka mereka akan menjadi pribadi yang sulit berkembang sudut pandang berpikirnya. 

Mereka akan menjadi karakter yang sulit menerima perbedaan, karena kita membatasi daya berpikirnya untuk lebih luas.

Sebagai contoh, dalam sebuah sesi kelas menggambar bebas, saya menanyakan satu persatu tentang konsep gambar yang akan mereka gambar. 

Saya ajak mereka berpikir, mengapa mau menggambar objek imajinasi yang mereka pilih itu, dan tujuannya apa, apakah lebih ke mendesain sesuatu atau sekedar have fun. Dengan demikian, tanpa disadari akan membantu perkembangan kemampuan kognitif mereka.

Mengoptimalkan Eksplorasi Diri

Ibarat gelas yang penuh air, pada fase usia anak esde ini, mereka harus mengeluarkan semua apa yang ada dalam kepala mereka. Sebagai pengajar kita harus menstimulasi hal tersebut dengan berbagai pembelajaran yang penuh kreasi.

Janganlah sekali-kali kita menganggap hal tersebut adalah hal yang aneh, mindset kita sebagai orang dewasa harus dirubah dulu ketika berhadapan dengan anak-anak unik ini. Jangan berpikir yang tidak-tidak jika mereka menggambar monster dengan banyak mata, pujilah hasil karya mereka, tanyakan apa sebab mereka menggambarnya.

Terkadang pula mereka bermain 'pretending' alias pura-pura, seperti bermain dokter-dokteran, polisi-penjahat. Permainan imajinatif ini sudah jelas akan merangsang sisi eksploratif anak secara lebih luas dan jelas, mereka bermain peran serta belajar akan tanggung jawabnya.

Eksplorasi diri adalah proses penting dalam tumbuh kembang anak, proses imajinatif adalah justru proses mengenali diri mereka sejatinya. Keanehan-keanehan yang mereka munculkan akan menyadarkan mereka sedikit demi sedikit bakat minat yang tersembunyi.

Pemahaman Konsep Emosi

Bisa jadi pengungkapan khayalan tingkat tinggi anak esde adalah ungkapan emosional yang kadang tak terlihat pada mereka. Mereka memang belum paham betul  tentang emosi, karena dunia mereka isinya hanyalah bermain saja.

Sebagai contoh pada konflik Palestina kemarin, mereka mampu mengungkapkan perasaan emosionalnya dengan hal-hal imajinatif yang saya sebutkan di awal artikel ini. Mereka belum bisa berkata secara emosional layaknya orang dewasa, maka lewat ruang imajinatif-lah mereka bisa mengungkapkan emosi.

Mereka bisa belajar emosi lewat gambar ekspresi wajah, warna atau konsep arah tujuan apa yang mereka akan gambar. Di sini peran orang tua dan pengajar menjadi sangat sentral, dan perlu ada intervensi kepada mereka, agar pertumbuhan emosional mereka menjadi terarah.

Memacu Kreativitas

Sudah jelas, pola mindset khayalan tingkat tinggi anak esde akan memacu daya kreatifitas dalam berbagai aspek. Bagaimana mereka bernarasi cerita aneh, mengungkapkan perasaan lucu, memainkan lagu-lagu unik, menggambar monster adalah sesuatu yang 'wajar' untuk seusia mereka.

Jika kita bisa memacu kreatifitas mereka, maka mereka akan tumbuh kembang menjadi pribadi yang lebih terbuka, supel dan mampu memecahkan masalah secara mandiri.

Kreatifitas tidak bisa muncul begitu saja, sebagai pengajar atau orang tua harus selalu menyediakan media yang jamak untuk menampung imajinasi mereka yang berlebih dan melimpah tersebut. 

Pada usia inilah, adalah saat dimana mereka bisa memilih banyak opsi tentang 'mau melakukan apa', jadi berikanlah ruang itu, agar mereka kelak tahu apa sebenarnya yang mau mereka lakukan kelak dewasa nanti.

Selayaknya the power of emak-emak yang merajai jalan raya, kita pun harus bisa menghargai dan mengakui The Power of Anak Esde yang mempunyai daya khayal halu imajinasi tingkat tinggi, pesannya jangan dibatasi, berikanlah ruang gerak seluas-luasnya, karena kelak pasti mereka akan tahu batasannya hingga menjadi pribadi bijak kemudian hari. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun