Setidaknya ada satu atau dua kali sesi dalam sepekan, saya biasanya mengajak para murid bermain dan belajar alat musik, walau kadang jam pelajarannya bukan jam mapel seni budaya. Hanya untuk sekedar membunuh kesuntukan para murid yang kadang mulai menurun dalam pembelajaran materi-materi pelajaran yang berat.
Kebetulan, saya mampu memainkan beberapa alat musik seperti piano keyboard, gitar dan perkusi. Setali tiga uang, selain bisa menularkan kemampuan bermusik saya kepada para murid, saya pun sekalian menyalurkan hobi memainkan alat musik.
Jika saya sudah menginstruksikan untuk sesi bermain alat musik, anak-anak langsung antusias dan membagi tugas menyiapkan segala sesuatunya. Ada yang membantu saya membawa keyboard dari ruang penyimpanan ke kelas, ada yang menyiapkan kabel listriknya, ada yang mengatur mejanya dan lainnya.
Seperti biasa, namanya anak-anak, 15 menit pertama dalam sesi tersebut, mereka pasti memencet-mencet tuts piano keyboard sesuka hati tanpa panduan nada. Saya membiarkannya saja, karena hal tersebut adalah bentuk pengenalan atau adaptasi anak terhadap hal yang baru dan menarik, jangan pernah menganggap hal tersebut adalah bentuk ‘kenakalan’.
Setelah mereka puas mengeksplore semua jenis suara tone pada keyboard dengan cara ‘ngasal’ imajinatif mereka. Barulah saya berikan materi lagu nada-nada harmonis yang sederhana berikut bagaimana memainkan alat musik dengan benar dan tenang.
Setelah masing-masing dari mereka mencoba satu persatu dari lagu yang saya ajarkan, maka sesi akan diakhiri dengan menyanyi bersama beberapa nomor lagu anak dan wajib diiringi musik keyboard yang saya mainkan.
Dari sesi bermain alat musik ini, saya bisa juga melihat potensi bakat musik dari masing-masing anak. Walhasil, salah satu murid saya ada yang berhasil juara 3 lomba cipta lagu anak nasional yang diselenggarakan Mentari Group.
Padahal murid tersebut termasuk murid ‘berkebutuhan khusus’, namun dia memiliki olah vokal yang sangat bagus dan jernih, dan mampu mengalahkan kompetitor lainnya yang anak ‘regular’.Â
Pada kompetisi tersebut dia menyanyikan lagu anak ciptaan saya, videonya silahkan bisa dilihat di link YouTube Mentari Group pada playlist Lomba Cipta Lagu Anak 2023.
Memang tidak semua peserta didik memiliki bakat bermusik, bisa saja memiliki bakat di bidang yang lain. Namun, tujuan utama pengajar memberikan pembelajaran memainkan alat musik kepada peserta didik tidak lain adalah memberikan pengalaman baru yang akan kiranya bisa saja menstimulasi perkembangan mentalnya.
Apalagi jika sekolah tersebut menerapkan prinsip inklusif, sesi kelas musik menjadi salah satu sarana pembelajaran wajib yang frekuensinya harus sering dilakukan. Karena bagi beberapa anak berkebutuhan khusus, memainkan alat musik adalah salah satu bagian terapinya yang paling efektif bagi perkembangan mental.
Pada artikel ini ada perbedaan penekanan, yaitu saya tidak memaparkan tentang manfaat pelajaran ‘seni musik’, tetapi keaktifan peserta didik dalam ‘memainkan alat musik’. Terdapat perbedaan disini, jika pelajaran seni musik hanyalah belajar teori saja seperti mempelajari notasi dan lainnya yang sifatnya tertulis.
Sementara pembelajaran memainkan alat musik pada anak usia dini, adalah sesuatu yang berbeda, goal-nya bukan kepada mereka harus bisa mahir memainkannya, tetapi lebih kepada memberikan pengalaman stimulan bagi perkembangan pembelajarannya.
Tidak masalah jika si guru wali kelas tidak mahir memainkan alat musik, bisa saja pembelajarannya diganti dengan alternatif alat musik perkusi bukan alat musik harmonis, yang terpenting para peserta didik mempunyai pengalaman memainkan alat musik.
Berikut beberapa manfaat jika pengajar memberikan pengalaman mengajarkan bermain alat musik pada usia dini.
Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak
Sudah jelas ketika anak memainkan jari jemarinya pada alat musik seperti tuts piano atau dawai gitar, maka secara langsung akan menstimulasi koordinasi tangan dan otak si anak. Mereka akan mendapatkan pengalaman unik dimana ada perbedaan nada setiap tuts piano yang dipencet dengan tangan mereka.
Terkadang ada beberapa anak yang ‘ngasal’ ketika disodorkan alat musik kepada mereka dan memainkan dengan acak nada-nada yang ada. Hal itu bukanlah masalah, yang terpenting si anak mendapatkan pengalaman unik memainkan musik yang akan memacu kemampuan motorik mereka menjadi lebih baik.
Mengekspresikan Diri Sendiri
Ada beberapa anak pula yang memang punya ketertarikan mendalam terhadap musik, dalam artian mempunyai bakat murni dalam memainkan alat musik. Sehingga jika dia diberikan ruang yang cukup di dalam memainkan alat musik, maka secara langsung akan memuaskan dahaganya untuk mengekspresikan akan minat utamanya dalam bidang musik.
Di sini peran guru dan orang tua sangatlah vital dalam mengembangkan bakat minat si anak dalam bidang musik. Jika pelajaran seni musik di sekolah hanyalah ‘pelengkap’ kurikulum, maka bakat terpendamnya kurang dieksplorasi maksimal di dalam keseharian. Maka dari itu, perlu diperbanyak sesi memainkan alat musik di dalam kelas untuk menambah skill bermusiknya.
Meningkatkan Kreativitas
Pada saat anak memainkan alat musik, otak kanan anak akan semakin berkembang. Otak kanan adalah otak yang digunakan untuk melakukan aneka kegiatan anak yang bersifat kreatif atau yang berhubungan dengan kesenian.
Dengan menstimulasi otak kanan anak lewat permainan alat musik, maka akan menambah daya kreativitas anak dalam berbagai aspek. Tentunya hal ini akan menunjang pembelajaran mereka dan kemampuan sosial mereka
Meningkatkan Daya Konsentrasi
Untuk memainkan alat musik dengan baik, seorang peserta didik harus duduk tenang karena ketenangan hati dan pikiran adalah suatu hal yang penting. Bila peserta didik terbiasa menjaga ketenangan hati dan pikiran, maka ia juga akan memiliki tingkat konsentrasi yang baik, terutama saat ia harus duduk tenang ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran.
Bermain musik juga akan membantu melepaskan stress pada anak, sehingga pikirannya menjadi fresh kembali. Sebagaimana yang saya lakukan selama ini, dimana terkadang jika peserta didik merasa jenuh dengan materi pelajaran yang berat, saya persilahkan mereka untuk memainkan alat musik, sehingga bisa meredakan stress pada anak.
Ada orang bijak mengatakan musik juga adalah obat hati, maka alangkah baiknya jika anak-anak usia dini terbiasa memainkan alat musik sebagai bagian dari media pendukung pembelajaran di kelas. Ketersediaan alat musik di sekolah-sekolah sudah sepatutnya menjadi perhatian pemerintah, untuk mendukung pembelajaran yang humanis. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H