Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghidupkan Kembali Majalah Anak

2 Desember 2023   11:31 Diperbarui: 2 Desember 2023   12:11 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majalah Bobo Edisi Khusus 50 Tahun: Dokpri

Dikarenakan majalah anak tidak harus dituntut keaktualitasannya secara penuh, maka seharusnya tidak masalah bagi para penerbit untuk berlomba-lomba kembali menyajikan bacaan majalah atau tabloid anak.

Sangat Bisa Dikontrol

Majalah anak adalah satu-satunya media informasi menarik bagi anak yang bisa sangat dikontrol oleh orang tua. Berbeda dengan smartphone yang lebih sulit untuk diawasi penggunaannya oleh orang tua, karena aksesnya yang memang sangat terbuka dan anak tak bisa menyaring mana arus informasi yang tak layak bagi mereka.

Maka dari itu, keberadaan majalah anak akan membuat orang tua lebih nyaman dan tenang jika anak ditinggal sendirian ketimbang jika mereka hanya dipasrahkan memakai gawai smartphone.

Berbeda dengan platform digital, pada majalah anak, redaksi jauh lebih selektif dan mendalam ketika menyusun artikel atau rubriknya. Mulai dari tata bahasa hingga mem-filter sesuatu hal yang berkaitan perkembangan anak.

Memang Untuk Anak

Gawai Smartphone memang bisa memberikan alternatif arus informasi yang beragam, namun permasalahannya bauran segmen smartphone sangatlah luas, dalam artian bisa untuk berbagai tingkatan usia.

Dikarenakan dari satu gawai, tangan bisa mengetik apa saja informasi yang akan digali. Maka akan menjadi suatu kerawanan, jika anak yang masih dalam tumbuh kembang mendapatkan informasi atau konten dewasa.

Sementara media cetak, bisa langsung ditentukan siapa pembacanya, majalah bergenre anak sudah jelas isinya adalah bermaterikan tentang dunia anak.

Praktis memang untuk media cetak majalah atau tabloid, hanya genre anak-lah yang masih bisa dikembangkan. Karena anak dalam usia dini, mereka membutuhkan sesuatu yang 'tangible', sesuatu yang bisa dipegang dan dibaca, keberadaan majalah yang menarik tentunya bisa menjadi alternatif utama literasi bagi anak, selain buku.

Literasi Awal Anak

Buku yang tebal dan penuh dengan tulisan, bisa jadi momok bagi anak-anak usia dini dalam peningkatan literasinya. Sementara majalah atau tabloid anak yang penuh warna, karakter animasi serta rubrik-rubrik kreatif tentunya sangat menarik bagi anak-anak.

Kelebihan ini tentunya tidak dimiliki oleh gawai smartphone yang hanya berlayar inchi kecil. Majalah atau tabloid anak biasanya banyak infografis berwarna-warni kreasi yang sangat menarik bagi perkembangan anak.

Bentuk konten majalah atau tabloid anak yang menarik bisa menjadi pemantik awal ketertarikan anak terhadap kemampuan literasinya. Ketimbang mereka memulainya dengan melihat konten-konten video pada platform digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun