Sayup-sayup gending gamelan bertautan dengan irama khas Surakarta, lembut anggun dipadu dengan vokal magis sinden Jawa yang selalu sukses membuat saya terhipnotis lewat olah vokal slendro pelognya.
Tak lama kemudian keluar dengan anggunnya lakon Wayang Orang Sang Rama dan Shinta istri tercinta memikat mata setiap penonton yang datang pada Pagelaran Wayang Spektakuler yang diselenggarakan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Sukoharjo dengan Pemkab Sukoharjo dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional pada Minggu, 12 Nopember 2023 di Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo.
Saya bersama keluarga yang sedang olahraga jogging kebetulan menyaksikan pada acara pembukaannya, karena pagelaran wayang ini bertepatan dengan kegiatan Car Free Day di area Alun-Alun yang rutin digiatkan setiap hari Minggu pagi.
Hari Wayang Nasional sebenarnya jatuh pada 07 Nopember, namun dari pihak panitia menyelenggarakannya pada hari Minggu 12 Nopember 2023 untuk menarik animo penonton di Alun-Alun Satya Negara yang kebetulan bertepatan jadwal kegiatan Car Free Day pada lokasi alun-alun kota.
Memang cukup unik penyelenggaran wayang kali ini, dimana sedianya biasanya acara wayang dilaksanakan pada malam hari. Namun pada pagelaran wayang kali ini, justru diselenggarakan mulai dari Pagi hingga Sore hari.
Menurut penuturan Ketua PEPADI Sukoharjo, Sukasdi, S.Sn, acara pagelaran wayang dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional diselenggarakan pada saat kegiatan Car Free Day mempunyai maksud agar mendekatkan keseniaan Wayang kepada kaum muda.
Acara ini menampilkan Kirab Wayang, Wayang Wong, Parade Dalang Anak & Remaja dan diakhiri pertunjukan Wayang Kulit.
Suasana alun-alun yang ramai oleh para warga masyarakat yang sedang berolahraga pada saat Car Free Day membuat Pagelaran ini cukup menyedot perhatian. Tentunya sangat mengedukasi bagi generasi muda yang belum banyak tahu tentang kesenian Wayang.
Acara ini dibuka dengan pertunjukan Wayang Wong dengan Lakon Rama Shinta. Saya akui performa para pemain sangat luar biasa walau tanpa panggung yang tinggi dan megah, baik itu riasannya dan atraksi-atraksi akrobatiknya yang mengundang decak kagum penonton.
Anak saya pun tak henti-hentinya bertanya satu persatu siapa saja lakon-lakon dalam pertunjukan Rama Shinta.
Acara juga berlanjut dengan parade pertunjukan tarian dan dalang anak-anak mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA yang ada di wilayah Sukoharjo. Ada yang menari Jaranan, Tari Kreasi Pewayangan, Punakawan dan masih banyak lainnya. Dimana hal tersebut merupakan hal positif dalam perkembangan kebudayaan kearifan lokal yang di-uri uri atau dilestarikan oleh kaum muda.
Hari Wayang hampir dilupakan oleh kita, mungkin kalah pamor dengan hari Pahlawan atau hari Ayah, yang tanggalnya hampir bersamaan. Padahal Wayang adalah kekayaan Bangsa yang harus selalu kita jaga agar tidak diklaim sepihak oleh Negara Jiran.
Pagelaran Wayang dalam memperingati hari Wayang Nasional memang sedianya selalu diselenggarakan setiap tahunnya oleh PEPADI Sukoharjo dan Pemkab Sukoharjo.
 Semoga event seperti ini dapat selalu diselenggarakan setiap tahunnya serta ditingkatkan vibesnya menjadi bersifat seperti Festival Kebudayaan yang durasinya bisa sepekan dan melibatkan banyak stakeholder yang benar-benar serius mengembangkan keseniaan dan kebudayaan kearifan lokal. Semoga Bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H