Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesenian Hadrah sebagai Sarana Pendidikan Moral Akhlak

23 Oktober 2023   05:21 Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:55 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukkan Hadrah Saat Maulid, (Dokumentasi pribadi)

Lantunan irama majis sufistik mengalir lembut dari permainan alat musik darbuka sebagai pembuka, lalu disambut dengan irama rancak bertalu-talu alat musik terbang kemudian dipandu dengan tegas alat musik bass hadroh yang menggelegar jiwa. Tak lama, masuklah lirik-lirik sufistik tasawuf membesarkan nama Tuhan dan memuji sang Rasul-Nya yang disenandungkan dengan merdu.

Vibes ini benar-benar menghipnotis saya dan murid-murid ketika memainkan beberapa nomor syair-syair shalawat gubahan dengan iringan hadrah. Permainan musik hadrah memang tidak ada dalam ekstrakulikuler sekolah kami, namun kami sering memainkannya ketika ada acara-acara yang memperingati Hari Besar Agama Islam.

Biasanya kurang lebih seminggu sebelum hari H, kami berlatih bersama ketika jam istirahat. Saya sendiri juga mengajar musik di sekolah, namun sebenarnya agak buta dengan permainan musik tradisional hadrah. 

Namun justru murid-murid kami yang duduk di kelas 6, sudah cukup baik memainkan alat musik hadrah seperti darbuka, terbang, bass hadroh, jimbe, sementara saya sendiri biasanya mengisi untuk bagian synth melodi keyboardnya.

Kebetulan ada beberapa guru lain yang juga cukup baik mengajari murid-murid permainan musik hadrah, menambah khazanah kualitas permainan kami. Jujur, untuk urusan lirik lagu, murid-murid saya ternyata jauh lebih banyak perbendaharaan nomor-nomornya, mengingat background musik saya cenderung musik pop rock alternatif.

Pada artikel kali ini, kita tidak membahas musik hadrah secara detail, tetapi fokus pada pesan-pesan dalam syair-syair gubahan di dalam musik hadrah. 

Di mana jika diperhatikan, syair-syair gubahan tersebut memiliki pesan moral yang sarat makna dan tentunya apabila dimainkan oleh anak-anak usia dini, secara tidak langsung merupakan bagian dari pembelajaran pendidikan moral akhlak melalui media musik islami.

Sebelum membahas lebih jauh tentang pesan-pesan yang tersirat dalam syair-syair gubahan musik hadrah. Kita baiknya mengetahui dengan singkat tentang musik hadrah secara umum. 

Kata hadrah diambil dari bahasa Arab dan jika diartikan ke bahasa Indonesia yaitu bermakna "hadir'' Arti hadir memiliki makna filosofi menghadirkan diri hanyut dalam alunan musik tasawuf mendekatkan diri kepada Tuhan.

Mungkin di antara kita banyak bingung apa bedanya musik hadrah, marawis atau gambus. Untuk perbedaannya, akan kita bahas pada artikel yang akan datang. Namun secara umum, musik-musik Islami tersebut intinya adalah salah satu bentuk aktualisasi tasawuf yang dikembangkan para sufi di Timur Tengah dan Persia. 

Hingga akhirnya berkembang pesat di berbagai wilayah Nusantara, dengan karakteristiknya sendiri-sendiri tiap daerah, sehingga menambah khazanah penyebaran agama Islam lewat media kebudayaan.

Musik hadrah di Nusantara identik dengan musik yang berkembang di pondok pesantren sebagai bagian media dakwah di tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu, syair-syairnya diselipkan pesan-pesan moral mengajak kebaikan dan kebajikan.

Berbeda dengan asalnya dari Persia atau Afrika Utara, musik-musik tasawuf cenderung monoton dengan pengulangan zikir sebagai bentuk tazkiyatun nafs dalam sufistik mereka, karena yang memainkannya adalah tarekat-tarekat sufi yang eksklusif. 

Sementara di Nusantara, musik-musik Islami lebih variatif dengan lebih banyak memberikan porsi pada pesan-pesan dakwah kepada masyarakat dengan bahasa-bahasa yang ringan, merakyat dan mudah dimengerti.

Jika ditelusur lebih jauh, tembang-tembang dolanan Jawa yang konon karya dari Sunan Kalijaga seperti Ilir-Ilir dan tembang lainnya menjadi cikal bakal musik Islami yang liriknya sarat akan makna tersirat pesan-pesan moral dalam kehidupan. Di mana kemudian banyak digubah dalam musik Islami seperti Hadrah, menjadi salah satu media dakwah yang efektif di masyarakat.

Kesenian hadrah hampir menyebar di kota-kota Nusantara, di daerah Sumatera, rumpun suku Melayu sangat lekat dengan kesenian hadrah dengan rebananya. Liriknya jelas memakai sastra Melayu klasik yang terkenal seperti Gurindam Dua Belas yang isinya sarat akan pesan-pesan moral kehidupan. 

Begitu pula di daerah-daerah lain yang memakai kesenian Hadrah sebagai media dakwah dan mengaplikasikan kesusastraan asli daerahnya.

Untuk sekolah kami yang terletak di Jawa Tengah, lirik-lirik gubahan yang sering kami gunakan kekinian dalam kesenian hadrah yaitu gubahan-gubahan dari Habib Syech. Siapakah Habib Syech..? untuk wong Solo dan sekitarnya, keberadaan ulama ini cukup sudah tak dipertanyakan lagi kapasitasnya.

Beliau terkenal dalam setiap acara pengajiannya, selalu menyertakan pertunjukkan hadrah, dan sebagian besar syair-syairnya adalah gubahan darinya. Beliau dikenal sebagai tokoh ulama kekinian yang paling sering menggunakan media hadrah sebagai sarana dakwah. 

Hadrah memang sudah ada dari zaman dulu, hanya saja berkat usaha beliau, kesenian hadrah menjadi lebih masif, hingga kesenian musik ini tidak hanya berkutat di kalangan pondok pesantren, tetapi juga merambah ke masjid-masjid lokal.

Penekanan yang saya berikan bukan kepada ketokohan Habib Syech, tetapi lebih ke syair-syair gubahan beliau dalam setiap pertunjukkan hadrah, yang menurut sarat akan nilai-nilai kehidupan dan keislaman. 

Di mana hal tersebut jika didengarkan oleh anak-anak, secara langsung memberikan pendidikan moral yang lebih mengena ketimbang diberi pelajaran secara konvensional. Ketika anak-anak senang memainkan kesenian hadrah dan menyenandungkan syair-syairnya, ada 3 (tiga) hal manfaat yang didapatkan oleh mereka.

Mengembangkan Keterampilan dan Koordinasi Motorik

Kesenian musik Hadrah adalah kategori aliran musik ritmik atau musik yang dominan perkusi. Sehingga sebenarnya cukup mudah untuk dipelajari ketimbang aliran musik yang progresif. Dikarenakan aliran musik ritmik, Hadrah sangat cocok dipelajari oleh semua peserta didik, walau tidak mempunyai bakat musik.

Bagi yang tak mempunyai bakat musik, minimal dia bisa belajar ketukan pada alunan musik, sebagai contoh dia bisa saja diberi peran memegang alat musik bass hadrah yang low, di mana dia tidak perlu bermain rancak seperti rebana atau darbuka, dia hanya memukul bass setiap urutan ketukan saja. Paling tidak hal tersebut bisa melatih koordinasi motoriknya antara indera pendengaran dan tangan.

Berbeda dengan aliran musik Islami lainnya seperti nasyid, gambus atau pop Islam, Musik hadrah memiliki kecenderungan teknik vokalnya tidak memerlukan mengambil nada oktaf yang tinggi dan sulit, sehingga lagu-lagunya cukup mudah dihafalkan serta disenandungkan baik nada dan liriknya oleh anak-anak.

Musik yang Menenangkan Pikiran

Ini pendapat pribadi saya, musik hadrah menurut saya berkategori musik psychadelic artinya suatu aliran musik di mana pendengarnya bisa sangat mudah terbawa perasaanya. 

Psychedelic berasal dari bahasa Yunani yaitu psycho. Menurut Pratiwi dan Wedanata (2019) psychedelic adalah efek halusinasi yang dirasakan sangat nyata dan berada di dalam pikiran (vision) manusia yang memvisualisasikan hal tersebut.

Pyschadelic yang dimaksud bukan seperti musiknya band Pink Flyod yang beraliran rock, di mana efek halusinasinya dari efek obat-obatan terlarang. Pyschadelic dimaksud adalah ritme dan syair-syair hadrah yang menurut saya bisa membawa pendengarnya menjadi tenteram hati, jiwa, dan pikirannya.

Bagi perkembangan anak, musik hadrah mungkin bisa dikategorikan musik yang bisa menenangkan jiwa pikiran anak-anak. Ketukan hadrah yang kadang lambat, kadang cepat serta kekuatan liriknya memang berbeda dengan aliran musik lainnya. 

Belum lagi kadang dalam satu syair bisa diulang-ulang beberapa kali dalam sekali main. Sehingga lirik terkandung bisa merasuk ke sanubari anak.

Apalagi musik hadrah memang berakar dari kesenian Tasawuf yang dikembangkan para sufi, sudah bisa dipastikan musik hadrah memang diciptakan untuk menenangkan jiwa pikiran, sehingga bisa dijadikan salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Pendidikan Moral dan Pengetahuan Islam

Ada satu lagu hadrah yang populer di kalangan anak-anak yaitu "Kisah Rasul" ciptaan Habib Rizieq, yang digubah dan dipopulerkan Habib Syech. Di mana isi liriknya sangat informatif tentang sejarah dan pendidikan moral Nabi Muhammad SAW. Ini nomor favorit saya, dan memang lagu ini sangat edukatif sekali dalam Pelajaran Agama Islam (PAI). 

Anak-anak kadang bosan jika diceritakan perihal sejarah secara lisan konvensional, namun apabila disampaikan dengan media musik Hadrah yang menarik, pembelajaran menjadi lebih mudah.

Hampir sebagian besar lirik-lirik lagu hadrah bersifat pesan-pesan moral yang sangat mudah dimengerti khalayak umum alias tidak berat. Sehingga apabila diperdengarkan atau dilantunkan anak-anak, sangat mudah masuk ke alam bawah sadar mereka.

Sebagai contoh lagu "Alamate Anak Sholeh", yang syairnya aslinya ciptaan sufi dari Irak yaitu Syech Ahmad Rifa'i, kemudian digubah dalam bahasa Jawa. Lagu ini juga sangat populer di kalangan anak-anak. Di mana lirik lagu ini sangatlah bagus jika dimaknai anak-anak, berikut penggalan liriknya:

Alamate anak sholeh iku papat
Bakdane mukmin, anut ing syariat
Kang dihin, lisane alus ngendikane
Kapindo, mulyaaken ing wong tuwane

Kaping telu, asih ing bocah cilik-cilik
Uga marang sedulur gawe becik

Kaping papat, ngamalaken ing ilmune
Dadi tanggung jawab, ora ngawulane

Jika diartikan secara bebas lirik tersebut mengandung makna amalan anak shaleh itu ada empat; (i) bahasa dan perbuatannya halus, (ii) memuliakan orangtuanya, (iii) bertemanlah dengan baik-baik (iv) belajar menuntut ilmu. 

Sungguh pesan moral akhlak yang mendalam dan bermanfaat bagi perkembangan anak yang disampaikan lewat media musik.

Penulis berharap perkembangan musik hadrah semoga bisa terus berkembang, utamanya diantara pelajar muslim. Mengingat deru deras hantaman musik-musik zaman sekarang yang hanya berorientasi kepada lirik-lirik patah hati atau musik-musik barat yang sarat lirik kata-kata kotor. 

Dunia anak-anak sangat dekat musik, maka tugas kitalah sebagai pendidik untuk memberikan konsumsi musik yang layak bagi perkembangan mereka. 

Semoga bermanfaat. Selamat Hari Santri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun