Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesenian Hadrah sebagai Sarana Pendidikan Moral Akhlak

23 Oktober 2023   05:21 Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:55 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musik hadrah di Nusantara identik dengan musik yang berkembang di pondok pesantren sebagai bagian media dakwah di tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu, syair-syairnya diselipkan pesan-pesan moral mengajak kebaikan dan kebajikan.

Berbeda dengan asalnya dari Persia atau Afrika Utara, musik-musik tasawuf cenderung monoton dengan pengulangan zikir sebagai bentuk tazkiyatun nafs dalam sufistik mereka, karena yang memainkannya adalah tarekat-tarekat sufi yang eksklusif. 

Sementara di Nusantara, musik-musik Islami lebih variatif dengan lebih banyak memberikan porsi pada pesan-pesan dakwah kepada masyarakat dengan bahasa-bahasa yang ringan, merakyat dan mudah dimengerti.

Jika ditelusur lebih jauh, tembang-tembang dolanan Jawa yang konon karya dari Sunan Kalijaga seperti Ilir-Ilir dan tembang lainnya menjadi cikal bakal musik Islami yang liriknya sarat akan makna tersirat pesan-pesan moral dalam kehidupan. Di mana kemudian banyak digubah dalam musik Islami seperti Hadrah, menjadi salah satu media dakwah yang efektif di masyarakat.

Kesenian hadrah hampir menyebar di kota-kota Nusantara, di daerah Sumatera, rumpun suku Melayu sangat lekat dengan kesenian hadrah dengan rebananya. Liriknya jelas memakai sastra Melayu klasik yang terkenal seperti Gurindam Dua Belas yang isinya sarat akan pesan-pesan moral kehidupan. 

Begitu pula di daerah-daerah lain yang memakai kesenian Hadrah sebagai media dakwah dan mengaplikasikan kesusastraan asli daerahnya.

Untuk sekolah kami yang terletak di Jawa Tengah, lirik-lirik gubahan yang sering kami gunakan kekinian dalam kesenian hadrah yaitu gubahan-gubahan dari Habib Syech. Siapakah Habib Syech..? untuk wong Solo dan sekitarnya, keberadaan ulama ini cukup sudah tak dipertanyakan lagi kapasitasnya.

Beliau terkenal dalam setiap acara pengajiannya, selalu menyertakan pertunjukkan hadrah, dan sebagian besar syair-syairnya adalah gubahan darinya. Beliau dikenal sebagai tokoh ulama kekinian yang paling sering menggunakan media hadrah sebagai sarana dakwah. 

Hadrah memang sudah ada dari zaman dulu, hanya saja berkat usaha beliau, kesenian hadrah menjadi lebih masif, hingga kesenian musik ini tidak hanya berkutat di kalangan pondok pesantren, tetapi juga merambah ke masjid-masjid lokal.

Penekanan yang saya berikan bukan kepada ketokohan Habib Syech, tetapi lebih ke syair-syair gubahan beliau dalam setiap pertunjukkan hadrah, yang menurut sarat akan nilai-nilai kehidupan dan keislaman. 

Di mana hal tersebut jika didengarkan oleh anak-anak, secara langsung memberikan pendidikan moral yang lebih mengena ketimbang diberi pelajaran secara konvensional. Ketika anak-anak senang memainkan kesenian hadrah dan menyenandungkan syair-syairnya, ada 3 (tiga) hal manfaat yang didapatkan oleh mereka.

Mengembangkan Keterampilan dan Koordinasi Motorik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun