Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Generasi Malas Menulis Tangan

18 Oktober 2023   12:40 Diperbarui: 18 Oktober 2023   12:46 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya menulis artikel ini dengan papan keyboard dengan layar laptop terpampang di depan mata. Tak sampai 5 menit, tangan saya memegang smartphone yang tergeletak di samping laptop. Kemudian mengetikkan pesan penting kepada rekan kerja lewat aplikasi whatsapp. 

Tak lama kemudian, istri meminta saya untuk mencatat daftar kebutuhan rumah tangga yang akan kami beli di supermarket dekat rumah. Sesaat saya hendak mencatatnya di smartphone lewat aplikasi notes, namun saya urungkan, lalu saya memanggil anak saya untuk mengambilkan kertas dan pulpen, dan mencatat semuanya pada kertas itu.

Keesokan harinya, saya pergi mengajar, materi pelajaran hari itu saya tulis di papan tulis. Materinya tidak banyak, hanya menuliskan 5 sifat makhluk hidup. Saya meminta semua peserta didik, untuk mencatatnya dan mendiskusikannya bersamanya. 

Sesaat saya mengobservasi kesemua siswa para generasi Alpha ini. Ada yang interupsi, meminta hanya menulis ringkas saja, ada pula yang protes catatannya terlalu panjang, dan memang kebanyakan dari mereka itu sangat lamban sekali menulis materi yang sebenarnya tidak terlalu banyak menurut saya. Karena ketika saya mengajar, tidak suka memberikan catatan yang terlalu panjang, tetapi lebih suka membahas bersama poin-poin yang sudah dicatat tersebut.

Saya ingin membiasakan mereka untuk terbiasa untuk menulis tangan dan mengoreksi tulisan mereka jika kurang rapi. Sebenarnya materi yang pendek tersebut bisa saja saya fotokopikan dan saya bagikan ke mereka atau menerangkan materi dengan powerpoint lewat media LCD Proyektor. 

Tetapi sebenarnya saya memiliki tujuan lain dengan menyuruh mereka menulis catatan dengan rapi serta membubuhkan tanggal. Adalah agar supaya mereka tidak menjadi generasi yang malas menulis tangan.

Melihat kecanggihan teknologi saat ini, hampir membuat kita jarang sekali menggunakan jari jemari kita untuk menulis secara manual. Bisa dikatakan hampir mungkin sebagian besar kehidupan kita bergantung dengan smartphone kita untuk bermacam aktifitas, mulai dari berbelanja on-line, membayar tagihan, hiburan hingga sosial media, yang dimana kesemuanya hanya membutuhkan sentuhan jari dan mengetik.

Bagi kaum kantoran, pun juga sama, sudah hampir jarang para karyawan membawa buku agenda untuk mencatat segala perihal pekerjaan. Mereka sudah cukup mengandalkan smartphone dan komputer. Kebanyakan pekerjaan cukup dikerjakan dengan mengetik di depan layar komputer dan smartphone.

Bagaimanapun itu adalah tuntutan jaman yang harus diikuti, namun di sisi lain, apakah ini tanda-tanda berakhirnya kemampuan kita dalam menulis manual dengan tangan. Saya teringat di masa SD tahun 90an, kita masih belajar menulis halus latin, namun kini tidak semua sekolah memberikan materi tersebut.

Bahkan di negara-negara Skandinavia, para peserta didiknya yang bahkan masih selevel sekolah dasar, lebih diberi penekanan untuk menambah materi skill mengetik ketimbang menulis manual dengan tangan, karena beranggapan bahwa dalam dunia nyata , kemampuan mengetik di komputer jauh lebih dibutuhkan ketimbang kemampuan menulis tangan.

Lalu, kalau sudah begini, apakah ada faedahnya meningkatkan kemampuan menulis tangan di era digital saat ini, utamanya untuk anak-anak usia dini. Jika kita mengkaji lebih jauh, menulis manual dengan tangan di atas kertas ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi kemampuan literasi kita.

Adalah Johns Hopkins University membuat penelitian di tahun 2021 tentang manfaat menulis tangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa latihan menulis tangan memiliki manfaat yang luar biasa untuk otak dan daya ingat anak. Belajar dengan menulis tangan mampu menyempurnakan keterampilan motorik halus dan menciptakan pengalaman motorik perseptual.

Dimana hal tersebut dapat membantu mempelajari keterampilan terkait literasi secara umum lebih cepat. Lebih lanjut dalam penelitian tersebut menambahkan bahwa keterampilan menulis tangan akan membuat anak memahami materi pelajaran lebih baik ketimbang dengan mengetik pada keyboard atau menonton video.

Lebih lanjut, menurut pemenang National Book Award yaitu Robert Stone mengemukakan bahwa menulis dengan tangan bisa ‘memaksa’ kita untuk berpikir lebih jernih. Pada saat menulis keseharian, pengalaman, rencana dan cita-cita pada buku harian. Kita akan lebih fokus dan pada akhirnya bisa memicu semangat untuk meraih segala tujuan yang sudah kita tulis.

Berdasarkan hal tersebut, bisa kita tarik kesimpulan, bahwa manfaat menulis tangan bukan sekedar mencatat atau menulis semata, tetapi ada manfaat bagi perkembangan otak dan saraf motorik kita. Menurut penulis, membiasakan untuk selalu menulis tangan setiap hari, walau hanya sekedar mencatat apa-apa yang hendak kita lakukan atau membuat daftar belanja adalah suatu kebiasaan yang sangat baik sekali, tanpa kita sadari kita membuat ‘peta-peta’ pikiran dalam otak kita, yang tidak akan bisa dilakukan dengan mengetik.

Pernah ada pengalaman pribadi yang cukup menarik perihal menulis dengan tangan. Kebetulan saya mempunyai teman karib yang berprofesi dosen matematika. Suatu kali saya bertandang ke rumahnya, karena ada suatu keperluan. Ketika saya duduk di ruang tamunya, terpampang papan whiteboard yang penuh dengan tulisan-tulisan tangan berisi rumus-rumus matematika yang maha rumit dalam benak saya.

Saya pun bertanya, kenapa para ahli matematika atau ahli fisika seperti di film-film atau seperti Albert Einstein, selalu berhitung kalkulus atau rumus-rumus rumit dengan cara menulis tangan di papan tulis. Seolah mereka seperti memainkan musik orkestra maha karya tinggi, sementara kita yang orang awam melongo melihatnya.

Dia pun menjawab, menulis persamaan kalkulus aljabar di papan tulis dengan angka-angka atau simbol-simbol, akan mempermudah daya kinerja otak kita untuk berpikir secara cepat. Tekanan tangan ketika menulis di papan tulis seolah memberikan rangsangan yang berbeda dan memberi stimulus kepada otak untuk berpikir brilian memecahkan persamaan-persamaan matematika yang cukup rumit.

Sungguh jawaban yang membuat saya terkesima dan berkeyakinan bahwa guratan pensil atau pena tetap selalu relevan di sepanjang zaman. Goresan-goresan itu membentuk peradaban yang berkemajuan yang tak bisa dilakukan handphone atau komputer sekalipun. Karena pena atau Qalam adalah sumber dari pengeta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun