Mohon tunggu...
Satria Zulfikar Rasyid
Satria Zulfikar Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa juara bertahan di kampus! Bertahan gak wisuda-wisuda.. mau wisuda malah didepak!! pindah lagi ke kampus lain.. Saat ini bekerja di Pers Kampus. Jabatan Pemred Justibelen 2015-2016 Forjust FH-Unram Blog pribadi: https://satriazr.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Soekarno Rebut Istri Kapolda NTT?

2 Februari 2016   01:34 Diperbarui: 2 Februari 2016   01:52 3965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="nasional.news.viva.co.id/Bung Karno dan istrinya, Fatmawati. (IstDody Handoko)"][/caption]

Pada 2014 lalu masyarakat di gegerkan dengan kehadiran seorang wanita yang mengaku dirinya adalah anak dari presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, wanita tersebut bernama Siti Aisyah Margaret Rose Soekarno Putri, wanita yang diwawancai Liputan6.com dengan fasihnya menjelaskan sejarah pernihakan antara ibunya Maharani Wisma Susana Siregar dengan Soekarno.

Menurut Aisyah, ibunya dan Soekarno menikah pada 1958 dan pisah pada 1962, empat tahun pernikahan tersebut menghasilkan seorang anak yaitu dirinya. awal kisah pernikahan Soekarno dengan Maharani Wisma Susana Siregar dijelaskan oleh Aisyah secara rinci.

“Karena kan itu sudah takdir, jadi sebelumnya mami tu sudah dilamar sama Bung Karno waktu masih gadis. Tetapi orangtuanya mami yang menjadi wali Allah mami tidak mengizinkan menikah dengan Bung Karno saat dia masih gadis. Ayah saya itu sudah menikah kan, jadi tidak diizinkan. Akhirnya mami menikah dengan papi Firdaus Harahap, yang Kapolda NTT dulu. 

Nah terus mami menikah dengan polisi di NTT dan melahirkan Roswita di Waingapu, Linda di Selong, dan Mona di Selong. Lalu Ayah Saya Bung Karno terus minta papi (Firdaus) pindah dari NTT ke Jakarta, lalu meminta papi bersama mami datang ditemani oleh Pak Hoegeng (kelak menjadi Kapolri).

Kan presiden berkuasa penuh, jadi Bung Karno minta papih (Firdaus) datang bersama mamih sama Pak Hoegeng, di situ ternyata sudah ada Sutan Syahrir, Sultan Hamengku Buwono IX (Gubernur DIY), dan Ahmad dari veteran pejuang. Papi saat itu sudah bisa menebak bahwa dia akan menyerahkan ibu Maharani ke Bung Karno, karena papi tahu pada waktu masih gadis mami sudah dilamar karena dia kan saudaranya. 

Waktu itu Bung Karno bilang, saya waktu itu melamar Maharani kepada wali Allah-nya, yaitu kedua orangtuanya. Waktu masih gadis tidak diizinkan, jadi beliau melamar Maharani kepada wali Allah-nya, sekarang papi Firdaus yang sebagai suaminya.

Di situ tidak ada terjadi keributan katanya, secara Islam diserahkan, diceraikan dan langsung dinikah. Saya dengar dari para saksi, juga dari papi Firdaus sendiri. Jadi betapa indahnya saat itu, damainya, karena semua Lillahitaala takdir menghormati keputusan Allah dan waktu itu ditinggal lah mami di situ katanya. Dari situ akhirnya ibu Fatmawati katanya langsung pergi dari istana. ”

Penjelasan Aisyah tersebut terlihat cukup lengkap, dapat ditonton di (Aisyah Putri Soekarno) atau dapat dibaca transkrip percakapan lengkapnya di (Siti Aisyah Soekarno Putri: Saya Putri Bung Karno, Tapi Takut...)

Meragukan

Dari video maupun transkrip wawancara Aisyah, sangat membuat orang percaya, karena Aisyah bercerita dengan sentuhan sejarah yang meyakinkan, tetapi ada yang membuat saya meragukan kebenaran dari pengakuan Aisyah ini, dimana Aisyah mengaku bahwa suami pertama ibunya adalah Firdaus Harahap, Kapolda NTT saat itu, disana saya mencoba menelusuri apakah ada mantan Kapolda NTT yang bernama Firdaus Harahap, namun dari berbagai sumber saya tidak pernah menemukan nama tersebut yang pernah memegang jabatan nomor satu kepolisian di NTT.

Dari sejarah yang dituturkan oleh Aisyah bahwa pernikahan ibunya dengan Soekarno terjadi pada tahun 1958, yang saat itu Firdaus Harahap menjabat Kapolda NTT, dapat diasumsikan bahwa kisaran tahun itu Firdaus Harahap adalah Kapolda NTT, namun ketika saya melihat nama-nama pejabat Kapolda NTT dari masa ke masa, justru saya tidak menemukan nama Firdaus Harahap, yang menjadi Kapolda NTT pada tahun 1957 - 1961 adalah W. Roesman, Kombes Pol, Pj. Kepala Polisi Komisariat NTT, dapat dibaca disini (Pejabat Kapolda NTT dari Masa Ke Masa). Hingga saya berasumsikan bahwa cerita Aisyah tersebut tidak benar.

Aisyah juga melaporkan Rasminah, seorang pembantunya ke polisi atas tuduhan mencuri piring dan semangkuk sub buntut, Humastuwengsri yang menjadi saksi dalam persidangan kelima Rasminah mengatakan, apa yang dikatakan Aisyah itu bohong. Kebohongan ini, kata Humas, diketahuinya setelah mendapat kepastian langsung dari mantan sekretaris pribadi Bung Karno yang juga mertua dari adik iparnya. Baca disini (Humas: Aisyah Bohong, Dia Bukan Putri Bung Karno!)

"Aisyah yang mengaku wali Allah itu sangat pintar. Saat dia butuh simpati maka dia pakai nama Soekarno, tetapi saat dia berhadapan dengan polisi di Bekasi dan Banten maka dia akan pakai nama ayahnya, Firdaus Harahap. Ayahnya dia yang pensiunan polisi," ujar Humas.

Ternyata Firdaus Harahap bukan mantan Kapolda NTT, namun hanya polisi biasa, jika kita merujuk pada keterangan saksi di pengadilan.

Belakanga Aisyah ditangkap oleh polisi karena menipu 313 calon haji, Aisyah menjanjikan dapat mengurus visa haji di kedutaan Saudi Arabia secara cepat, namun ketika calon jamaah haji menyetorkan uang pada Aisyah, Aisyahpun kabur (Penipu Calon Haji Itu Pernah Tuduh Nenek Curi Daging).

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun