Dari sejarah yang dituturkan oleh Aisyah bahwa pernikahan ibunya dengan Soekarno terjadi pada tahun 1958, yang saat itu Firdaus Harahap menjabat Kapolda NTT, dapat diasumsikan bahwa kisaran tahun itu Firdaus Harahap adalah Kapolda NTT, namun ketika saya melihat nama-nama pejabat Kapolda NTT dari masa ke masa, justru saya tidak menemukan nama Firdaus Harahap, yang menjadi Kapolda NTT pada tahun 1957 - 1961 adalah W. Roesman, Kombes Pol, Pj. Kepala Polisi Komisariat NTT, dapat dibaca disini (Pejabat Kapolda NTT dari Masa Ke Masa). Hingga saya berasumsikan bahwa cerita Aisyah tersebut tidak benar.
Aisyah juga melaporkan Rasminah, seorang pembantunya ke polisi atas tuduhan mencuri piring dan semangkuk sub buntut, Humastuwengsri yang menjadi saksi dalam persidangan kelima Rasminah mengatakan, apa yang dikatakan Aisyah itu bohong. Kebohongan ini, kata Humas, diketahuinya setelah mendapat kepastian langsung dari mantan sekretaris pribadi Bung Karno yang juga mertua dari adik iparnya. Baca disini (Humas: Aisyah Bohong, Dia Bukan Putri Bung Karno!)
"Aisyah yang mengaku wali Allah itu sangat pintar. Saat dia butuh simpati maka dia pakai nama Soekarno, tetapi saat dia berhadapan dengan polisi di Bekasi dan Banten maka dia akan pakai nama ayahnya, Firdaus Harahap. Ayahnya dia yang pensiunan polisi," ujar Humas.
Ternyata Firdaus Harahap bukan mantan Kapolda NTT, namun hanya polisi biasa, jika kita merujuk pada keterangan saksi di pengadilan.
Belakanga Aisyah ditangkap oleh polisi karena menipu 313 calon haji, Aisyah menjanjikan dapat mengurus visa haji di kedutaan Saudi Arabia secara cepat, namun ketika calon jamaah haji menyetorkan uang pada Aisyah, Aisyahpun kabur (Penipu Calon Haji Itu Pernah Tuduh Nenek Curi Daging).
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H