--rrr.....---rrr.....---rrr....--- rrr..... ---
Flash light IP Phone di meja kerja saya berkedip-kedip, memaksa saya melirik siapakah gerangan penelpon di seberang.
"Tukiyem, cepet book tiket Garuda lagi promo early bird!" seru sebuah suara dengan girang.
Karena workload di kantor yang mengerikan dan didukung promo early bird, beberapa rekan ingin memanfaatkan libur cuti bersama nanti untuk mengunjungi Tokyo.
Yang perlu diperhatikan adalah:
- Tak perlu takut dengan kendala bahasa, Jepang tak lagi menakutkan seperti yang dibayangkan.
- Tokyo memang terkenal dengan kompleksitas sebuah kota metropolis. Walau demikian, tak perlu takut tersesat, ada banyak peta di sudut kota Tokyo, peta subway/kereta/bus yang informatif, dan google maps dalam genggaman. Ibarat pepatah: tersesat di Jakarta itu wajar, tetapi tersesat di Tokyo itu keterlaluan.
- Ada banyak pintu keluar di stasiun. Ingat-ingat pintu keluar stasiun mana yang tepat untuk menuju tujuan kita.
[caption id="attachment_209201" align="aligncenter" width="410" caption="Peta terdapat di berbagai sudut kota Tokyo"][/caption]
Oleh karena itu, terlampir saya sampaikan beberapa tips persiapan yang mungkin dapat membantu.
Tips 1: Susun rencana jadwal perjalanan kita selama di Jepang
Proses visa tak sulit, kita cukup menyampaikan dokumen sebagaimana dipersyaratkan oleh Bagian Visa Kedutaan Besar Jepang, diantaranya adalah jadwal kegiatan kita, termasuk tempat apa saja yang ingin kita kunjungi. kita juga harus mencantumkan di mana kita akan tinggal selama di Jepang. Selanjutnya, pastikan kita memiliki cukup finansial untuk membiayai liburan kita selama di Jepang (apabila atas beban sendiri). Kedutaan tidak mematok angka resmi minimal, yang penting cukup untuk menjamin keberlangsungan hidup kita selama menjejakkan kaki di negeri aijiro tersebut.
Tips 2: Pilih maskapai yang sesuai dengan keperluan
Saya suka menggunakan maskapai Garuda kalau ke Jepang, terutama untuk rute Jepang-Indonesia nya. Kenapa? Garuda menawarkan layanan immigration on-board. Mungkin bagi beberapa orang hal ini tidak begitu penting, tetapi bagi saya yang mempunyai tight schedule, mendarat setelah melalui 8 jam lebih penerbangan dan masih harus mengantri panjang di proses imigrasi sangat melelahkan. Saya senang di saat semua orang masih mengantri, saya cukup berlari sambil melambaikan tangan dengan mengurai evil grin hahaha >:)
Airasia dapat menjadi pilihan karena harganya yang cenderung lebih murah. Sayangnya, saya belum pernah mencoba menggunakan maskapai ini untuk rute Jakarta-Tokyo/Osaka karena jadwalnya yang kurang sesuai dengan kebutuhan saya. Saya tak dapat membayangkan 8 jam lebih di dalam kabin tanpa makanan, ya walaupun bisa membeli tetapi artinya harus mengeluarkan uang ekstra.
Anda juga dapat memanfaatkan Korean Air apabila ingin transit di Korea, China Southern, ANA, JAL atau maskapai apapun yang cocok dengan kebutuhan.
Tips 3: Pilih hotel yang relatif dekat dengan tempat yang ingin kita kunjungi
Moda transportasi umum di Jepang memang sangat memudahkan mobilitas kita, tak masalah dimanapun kita memilih hotel. Beberapa pilihan hotel di daerah Narita atau Chiba menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan di pusat kota Tokyo. Akan tetapi, jangan lupa kalau biaya transportasi --misalnya kereta-- cukup mahal kalau dibandingkan dengan MRT di Singapura. Jadi jangan lupa tambahkan biaya round-trip dari pusat kota ke stasiun terdekat hotel kita, kemudian bandingkan dengan alternatif hotel di pusat kota.
Cocokkan pilihan hotel dengan kapan ketibaan kita. Beberapa hotel mungkin murah tetapi tak menyediakan penghangat ruangan yang baik. Apabila kita datang di musim gugur atau musim dingin, tentunya sangat mengganggu kenyamanan istirahat kalau harus menggigil kedinginan.
Selain itu, bisa juga pilih ryokan, hotel tradisional.
Tips 4: Pack light and smart
Kalau tidak mau saya colek sambil berujar, "Mau ngungsi ya mas?" kita mesti:
# Pack Light: Tak lebih dari 1 hand-carry dan 1 backpack/cabin luggage
kita akan membawa bagasi kita kemana-mana lebih dari yang kita bayangkan. Kalau kita membawa tas yang ringkas, dari bandara kita dapat naik kereta tanpa keribetan, selain ringan juga bisa langsung lari membeli tiket kereta. Kalau tas kita banyak, menyeret-nyeret tas dari stasiun ke hotel, benar-benar akan membuat kita kelihatan "turis banget".
Di bandara dan stasiun banyak loker koin untuk menitipkan tas sih, tapi kalau dihitung-hitung agak mahal juga kalau keseringan. Jadi tetap mesti "pack light" lah ya~
# Pack Smart: Bawa yang penting-penting saja
- Masukkan cairan dalam botol masing-masing tak lebih dari 100mL atau gel/pasta 100 mg, total tak lebih dari 1000 mL, yang dibungkus dalam kantong plastik transparan resealable/zip-lock dengan ukuran yang direkomendasikan 20 cm x 20 cm.
- Siapkan obat-obatan seperlunya, saya suka masuk angin jadi saya tak lupa membawa tolak angin. Kalau makanan tak perlu khawatir, banyak alternatif sehingga tak payah bawa Indomie.
- Kamera, mobile charger, dan handphone, atau gadget kesayangan kita.
- Baju secukupnya, kita bisa mencuci di koin laundry, jadi tak perlu bawa baju banyak.
Tips 5: Tetap pakai handphone kita
Kalau kita sudah pakai hp 3G, saya rasa kita tak perlu menyewa hp. Cukup aktifkan fitur international roaming via provider yang kita gunakan dan pastikan memiliki paket murah untuk digunakan di Jepang. Misalnya, XL menawarkan paket data yang murah, kita tetap dapat terkoneksi dengan memilih jaringan Softbank.
Tips 6: Prosedur Ketibaan
Keluar dari pesawat, kita akan menggunakan shuttle/monorel untuk mencapai imigrasi di main building, ikuti saja petunjuk arahnya. Ada bahasa Inggrisnya kok. Ohya, jangan lupa orang Tokyo berdiri di sebelah kiri ketika melalui eskalator dan jalur kanan hanya untuk mendahului. Jadi jangan asal berdiri kemudian berhenti, apalagi bersama gerombolan rekan menutupi jalan.
Pada saat di imigrasi kedatangan, selain menyerahkan paspor untuk diperiksa, petugas akan meminta kita untuk dipindai sidik jari dan diambil gambar wajah kita. Prosedur keimigrasian ini merupakan amandemen dari beberapa bagian UU Pengawasan Keimigrasian dan Pengungsian yang mulai berlaku 20 November 2007, dan harus dipatuhi oleh semua WNA yang memasuki Jepang kecuali (1) special permanent residents, (2) anak di bawah 16 tahun, (3) orang berstatus tinggal sebagai diplomat atau official, (4) orang yang diundang oleh kepala badan pemerintah, dan orang yang setara dengan poin 3 dan 4 berdasarkan peraturan Kementerian Kehakiman.
Tips 7: Gunakan pas kereta
Beli tiket kereta ketengan sih bisa, apalagi dengan anjungan mesin otomatis. Tetapi saya rasa kurang praktis, karena mesti membeli tiket setiap akan naik kereta, akan lebih mudah menggunakan pas yang tinggal tap and go. Dari Bandara Narita ke Tokyo, ada beberapa pas yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan, misalnya
- Kalau kita mau langsung ke pusat kota dengan cepat, kita bisa menggunakan Keisei Skyliner atau Narita Express. Kita bisa membeli paket dengan lebih murah:
- Keisei Skyliner + Metro Pas = Round Trip + 2 day open ticket = JPY 4.880
- Suica + N'Ex = Round Trip Ordinary Car + Suica (1500 emoney) = JPY 5.500
- Tiket suica ini bisa dipakai dan diisi ulang, bisa untuk membeli minuman di anjungan otomatis, belanja, membayar loker; seperti Octopus di Hong Kong.
- Kalau mau murah, pakai JR Sobu/Narita Line Rapid sampai Chiba, kemudian ganti JR Sobu Line Rapid Service sampai Tokyo, hanya JPY 1.280 (one way).
Jadi, Ayo Jelajahi Tokyo !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H