Mohon tunggu...
Sativa Alifia Putri
Sativa Alifia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik Unpad

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop Food Waste, Peringatkan Dirimu dan Orang Sekitarmu akan Dampaknya

28 Juni 2023   22:18 Diperbarui: 28 Juni 2023   22:38 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Food waste adalah makanan yang sudah mencapai tahap akhir produksi dan sudah siap dikonsumsi, tetapi dibuang. Perlu adanya upaya lebih dalam mengingatkan dampak dari food waste sebagai antisipasi.

Berdasarkan penelitian pertama oleh The Economist Intelligence Unit, sampah makanan di Indonesia yang berupa food waste dan food loss mencapai 300 kilogram setiap orang per tahun. 

Setelah dikaji kembali oleh PPN/Bappenas, sampah makanan yang dihasilkan oleh setiap orang Indonesia per tahunnya adalah 184 kilogram. Secara rinci, sampah makanan konsumsi sebesar 55-60% dan sampah makanan produksi sebesar 45-50%. Meskipun perbandingan jumlah akan keduanya tidak begitu jauh, jumlah food waste yang berupa sampah makanan yang siap konsumsi lebih unggul. 

Kebiasaan membuang makanan masih banyak dilakukan oleh orang Indonesia hingga hal ini sudah seperti menjadi hal yang umum bagi beberapa orang. Beberapa orang di Indonesia masih menyisakan makanan sehabis mengkonsumsinya. Penyebab hal ini kebanyakan dikarenakan porsi restoran yang tidak sesuai dengan porsi makan konsumen yang terbiasa makan sedikit. 

Akan lebih baik jika konsumen mengetahui tingkat konsumsi makanannya dan menyisihkannya untuk dibawa pulang. Kebiasaan menghabiskan makanan juga sebaiknya diajarkan sejak dini agar lebih mudah terbiasa untuk tidak menyisakan makanan dan mengerti pentingnya hal tersebut.

Kemudian, hal yang umum terjadi di masyarakat, khususnya di dapur rumah tangga adalah bahan makanan yang belum sempat dipakai untuk memasak terbuang karena sudah tersimpan lama sehingga sudah melewati tanggal kadaluarsa ataupun menjadi sudah tidak layak konsumsi.

Kebiasaan untuk "lebih baik membeli lebih daripada kurang" masih banyak diterapkan dan seakan sudah menjadi pemikiran yang umum. Biasanya, hal ini dimaksudkan agar tidak perlu kembali lagi ke tempat jual makanan tersebut. 

Apalagi, jika sedang ada diskon atau promo seperti "beli satu gratis satu", orang-orang akan maju ke garis terdepan untuk membeli lebih untuk stok makanan selagi diskon. 

Ketika membeli makanan yang sedang didiskon, akan lebih baik jika memikirkan terlebih dahulu kebutuhan yang diperlukan kemudian memikirkan kembali juga apakah dapat mengkonsumsi makanan tersebut sampai habis sebelum melewati tanggal kadaluarsa atau sebelum sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Dalam hal ini, kemampuan untuk memilih makanan diskon juga diperlukan karena seringkali makanan yang didiskon memiliki kualitas yang sangat kurang bagus sehingga untuk dikonsumsi saja rasanya sudah kurang enak yang pada akhirnya makanan akan terbuang lagi.

Akibat Buruk Food Waste

Sampah dari makanan yang membusuk akan menghasilkan gas metana yang kemudian akan berdampak pada efek rumah kaca. Belum lagi sampah makanan yang menghasilkan bau tidak sedap akan sangat mengganggu orang-orang yang berada di sekitarnya. 

Selain itu, membuang makanan juga dapat menimbulkan krisis pangan. Dengan adanya sisa makanan yang terbuang, bahan dari makanan tersebut akan semakin berkurang sehingga secara perlahan dapat mengarah pada krisis pangan.

Berdasarkan dari The Economics Intelligence data tahun 2017, Indonesia merupakan negara penghasil sampah makanan terbanyak kedua setelah Arab Saudi. Dapat dibayangkan sebanyak apa sampah makanan yang telah dihasilkan dan efek yang akan terjadi. 

Kesadaran akan pentingnya untuk mengurangi sampah makanan dapat dimulai dari diri kita sendiri dengan menerapkan pemikiran dan kebiasaan tersebut. Selain itu, hal ini juga dapat dimaksudkan untuk lebih menghargai makanan dan orang yang telah menyajikan makanan tersebut. 

kita juga bisa mengingatkan orang-orang sekitar akan pentingnya penerapan kebiasaan ini dengan menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan dari sampah makanan, lalu menerapkan mindset untuk membeli secukupnya agar terhindar dari perilaku konsumtif, maupun menjelaskan pentingnya menghargai jasa orang yang telah membuat makanan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun