Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Mengubur Impian Masa Silam

31 Desember 2012   14:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:43 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Senja kenapa? Malam, fajar dan siang silih berganti datang semuanya kau masukkan dalam gembolan. Hadapi siangmu, nikmati soremu, gauli malammu dengan beribadah dan berusaha. Senjamu sesaat lagi akan berganti malam pun demikian dengan angka tahun tinggal tunggu waktu pasti akan berganti, dan itu pasti!"

Senja tak kuasa menjawab, mulut terkatup rapat, tangan mendekap gembolan dengan erat. Mereka saling tatap, melihat Matahari tergelincir dan semakin lama semakin tenggelam di ufuk Barat menjeret mereka dari ujung rambut turun ke wajah lalu mereka hilang dalam pekat malam.

.............

Dalam gembolan sunyi senyap gelap pekat, Senja meraba isinya lalu melemparkan ke luar, satu persatu sambil menghitung: satu, dua, tiga.... seratus... duaratus... tigaratus.... tigaratus enampuluh empat, terhenti di hitungan tigaratus enampuluh lima. Lantas entah kekuatan apa, Senja terlempar ke luar seketika Senja terkesiap, mata melotot, mulut terkatup melihat ruang bilik terang benderang dan di dinding kardus terlihat ratusan tempelan berisi tulisan. Lantas Senja membaca satu persatu, dalam hati berkata "ini kumpulan impian-impian satu tahun yang telah berlalu berisi seribu satu kebodohanku digembolan dan selalu aku gendong, bodohnya aku!" Bersamaan kedua tangan memukul kepala. Di luar, terdengar hiruk pikuk suara manusia, kendaraan dan petasan membahana. Senja keluar sesaat tengadah ke langit menikmati sejuta lukisan warna-warni menghias langit kelam, silih berganti. Lalu terngiang kata-kata Sore 'Senjamu sesaat lagi akan berganti malam, pun demikian dengan angka tahun tinggal tunggu waktu pasti akan berganti, dan itu pasti!' Lantas, Senja bergegas masuk melepas dan menggulung yang menempel di dinding bilik, lantas mengikat jadi satu. Lalu melangkah membelah sunyi yang mengendap di hati, menulusuri jalan panjang menuju tanah pekuburan, Sendiri. Ya, sendiri, menggali lobang cukup dalam, mengubur ikatannya. Lantas berteriak lantang..........

Selamat datang Tahun  2013. Mohon maaf lahir batin atas kesalahan di tahun yang telah berlalu. Di Tahun 2013, semoga lebih dan seimbang dalam menjalani di hidup kehidupan vertikal pun horisontal, amin.

.

Salam salaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun