Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laron-laron Tak Bersayap

16 Desember 2012   03:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:34 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat kemudian Doni, Dita pulang, setelah uluk salam, mereka langsung masuk kamar. Perumahan Dosen, berkamar empat. Lima belas tahun sudah Ia tempati, Sam merintis mengajar dari Asisten dosen, selesai S1 di angkat dosen lalu oleh universitasnya di kuliahkan S2 di Jogya. Lantas dapat beasiswa S3 di Australi yang akhirnya mengantar jadi Dekan, tinggal selangkah lagi gelar Profesor dan setelah itu jabatan rektor, di tangan. Pukul dua malam, terdengar bel rumah berbunyi, sopir sudah tiba. Malam itu jua meluncur ke bandara Adisucipto Jogya. Setiba di Bandara Juanda, tepat pukul 06.45 Sam di jemput menuju Malang. Pagi jelang siang, beramah tamah dan mematangkan pembahasan materi seminar bersama kolega-koleganya, persiapan keesokan harinya.

..............

"Tidak usah di antar terimakasih, sudah ada yang menjemput" Sam menampik ketika koleganya akan mengantar ke Hotel Malang. Lalu, melangkah keluar ditemani udara sejuk dan teduh pepohan menambah segarnya udara di pinggir kota Malang, Kaki Sam mengarah ke jalan raya menuju mobil Avanza hitam.

"Apa kabar Pak, pesanan Bapak sudah siap" Seseorang menyapa di loby hotel. Seminggu sebelum keberangkatan sudah mengkontak Pram staff di salah satu universitas favorit di Malang orang kepercayaanya untuk urusan hiburan.

"Ok, nanti langsung saja suruh ke kamar 108" Jawab Sam tanpa basa-basi, sambil berjalan ke arah receipsionist.

"Sip Pak, tapi Pak jam sepuluh malam sudah harus pulang, tempat kostnya ketat. Jadi selepas Magrib sudah di tempat Bapak"

"Tidak masalah, ini saya beri lebih" Jawab Sam sambil menyerahkan amplop tanpa bertanya lebih lanjut, lantas berpisah.

Di dalam hotel Sam lantas membuka laptopnya dan mengeluarkan kertas-kertas kerja. Membuka Hp, Pesan tidak di balas dan di telp Hp Tika tidak aktif. Sam uring-uringan lantas menghubungi Istrinya. Ternyata hasilnya sama, sesat kemudian dari TV terdengar suara Adzan Magrib. Lalu Sam beberes, menutup Laptop dan pencet board Hp "Pram beri tahu kiriman langsung masuk pintu tidak di kunci bila sudah di dalam suruh kunci. Sampai bertemu besok pagi jam 6" lantas pencet send, tanpa menunggu balasannya, Hp dimatikan.

Sambil rengeng-rengeng mengatur panas air dalam bath tube, lalu menuang sabun cair lantas di aduk-aduk hingga berbusa penuh, tirai di tutup. Sam berendam pikiranya melayang 'empat tahun sudah kehidupan suami istri terengut selepas operasi tumor di leher rahim istrinya jadi figrid. Bila coba tehnik lain, selalu menolak' lalu sambil memain-mainkan busa sabun kesenanganya sejak kecil, mengajak pikiranya berkhayal akan ke indahan barang kirimannya. Sesaat kemudian terdengar pintu terkunci dan suara langkah kaki mendekat.

"Ayo masuk jangan sungkan buka baju, main-main dulu sini, sayang?" Pintanya sambil melihat dari balik tirai ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Napas mulai memburu, detak jantung Sam berdegup semakin keras melihat sosok bayangan tinggi langsing, sedang melepas baju satu-satu, tanpa suara. Sesaat kemudian tirai terbuka pelan, mata Sam terbelalak, mulut ternganga, mengejang lantas gelembung busa terdiam. Bersamaan sosok itu pun terkesiap bibir merah membisik lirih "Papah" jatuh merayap. Pagi, petugas hotel dikejutkan oleh laron-laron tanpa sayap merayap dari bawah pintu kamar 108. Lantas bersama aparat mendobrak pintu, mereka ternganga melihat ribuan laron tanpa sayap merayap dari arah kamar mandi, terus dan terus .........

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun