Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jejak Langkah Kecil Prajurit Pejuang

16 Agustus 2011   04:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:44 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan disinilah beliau digembleng pendidikan militer ala Nippon (Pelatih militer dari Nippon, lupa namanya) sangat disiplin dan tegas. Dan disini pula dikenalkan pertama kalinya dengan senjata api/bedil. Yaitu bagaimana berlatih perang, membongkar dan pasang berbagai senjata, setelah mahir baru berlatih menembak, senjata yang dikenalkan seperti Karaben, Stan Gun, Water Martel, Granat. Cukup lama beliau bertugas kurang lebih 2 tahun di Tangsi ini dengan segala suka dukanya kata beliau lebih banyak dukanya. Sampai akhirnya antara tanggal 18 Agustus 1945, sore mendengar bahwa Indonesia Merdeka dan dipimpin oleh orang sendiri dan beliau teringat pesan Meneer Soegeng gurunya saat sekolah di LST, terjawab sudah. Dipimpin oleh Soekarno dan Muhammad Hatta. Saat mendengar ini beliau sedang sakit di tangsi.

Dan semua pucuk senjata dikumpulkan oleh 'Polisi Istimewa' dan dalam kondisi sakit beliau pulang ke Dukuh Kejawar, dan saat itu beliau tidak pernah mendengar hiruk pikuk perjuangan dilain tempat/daerah, karena saat itu alat komunikasi apalagi radio di Dukuh Kejawar tidak ada yang punya. Pikirnya sederhana dan simple sekarang sudah Merdeka dan sudah jadi Negara Republik dipimpin oleh bangsa sendiri yaitu Sukarno dan Hatta.

Setelah sehat, beliau aktif lagi dikepemudaan sampai akhirnya ada pemberitahuan dari Kepala Dukuh, bahwa setiap bekas Peta disuruh menghadap di markas BKR di Desa Kedungbenda untuk didata ulang. Sesampainya disana tidak hanya di data tapi beliau ikut mendaftar menjadi Anggota BKR (Agustus 1945), dan mendapat tugas pertama melatih baris-berbaris ratusan calon-calon tentara pejuang, dan kemiliteran lainnya, termasuk ilmu kemiliteran saat di Peta beliau tularkan pada mereka.

Tanpa beliau sadari, dengan ikut terlibat langsung menididik dan menularkan ilmunya sebenarnya telah melahirkan prajurit tangguh sukses dan mungkin ada yang jadi Jendral. Disini belum terima gaji, kenapa mau melatih? jawabnya bila mereka jadi prajurit jangan mati konyol, tapi mati terhormat. Caranya dengan latihan disiplin, taktik pakai otak dan mahir membela diri jangan sampai mudah tertembak musuh, itu yang perlu dilatih terus. Prajurit memang dilatih untuk menembak dan membunuh, itu mudah.

Tapi bagaimana supaya tidak mudah tertembak di medan perang itu ada taktiknya, perang itu pakai otak dan insting walau seorang prajurit (kopral) disamping fisik yang terlatih, kata beliau. Dan satu pesan beliau saat di medan perang jangan mengambil/merampas harta orang, siapapun orangnya, pantang. Alhamdulillah beliau telah membuktikanya dengan melewati berbagai medan peperangan dan menjadi salah satu prajurit dari sekian ratus ribu yang selamat dari medan perang.

Kembali kegiatan di BKR, selang beberapa bulan aktif di BKR beliau dipanggil ke Markas TKR yang berkedudukan di RS Elizabeth (sekarang masih berdiri) disana baru beliau tahu BKR menjadi TKR (Oktober 1946), disini ditempatkan dalam Batalion Zeni, beliau masih ingat Komandannya Mayor. Subekti, Sekretaris Sutondo, dan beliau sebagai Staff dengan pangkat Sertu (Sersan Satu) punya ajudan Casim.

Gerakan Pasukan Belanda Agresi I 1947

Dari sinilah kiprah beliau dimulai dalam menjejakan langkah menjadi prajurit kecil yang terlibat langsung didalam Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan Kesatuan Republik Indonesia yang sangat panjang dari mulai Agresi I, II, AOI, DI, PRRI, Aceh, dan terakhir sejarah kelam anak bangsa PKI. Ini adalah awal tulisan dari Jejak Langkah Kecil Prajurit Pejuang.

MERDEKA...MERDEKA....MERDEKA.

..

Terimakasih:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun